Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tangerang - Memasuki pekan kedua Februari jumlah penderita Demam Berdarah Dengue ( DBD ) di wilayah Kabupaten Tangerang melonjak dratis. "Total sampai hari ini sudah ada 116 kasus," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dr. Hendra Tarmizi, Senin 11 Februari 2019.
Baca: Sudah 813 Kasus, Pasien DBD di Jakarta Terus Melonjak
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hendra mengatakan dalam sepekan ini bertambah 25 penderita yang tersebar di 9 kecamatan. Jika dibandingkan jumlah kasus 4 Februari lalu, kata Hendra, terjadi lonjakan yang cukup signifikan. Senin pekan lalu, tercatat 90 kasus yang tersebar di 18 kecamatan. Adapun selama bulan Januari 2019 tercatat 14 kasus yang terdapat di Kecamatan Legok, Curug, Cikupa, Kelapa Dua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Hendra, pasien demam berdarah dirawat di sejumlah rumah sakit yaitu RSUD Balaraja, RSU Pakuhaji, RS Qodar, RS Bethasaidah, RS Mulya Insani, RS Harapan Mulya , RS Saint Carolus, RS Siloam, RS Ciputra, RS Keluarga Kita, RS Mitra Keluarg, RS Sari Asih Sangiang, RS Murni Asih , RD Permata Hati, RS Murni, dan RS Anissa.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang telah memetakan sekitar tujuh kecamatan di wilayah tersebut endemik demam berdarah yaitu Panongan, Tigaraksa, Kelapa Dua, Cikupa, Curug, Legok dan Pagedangan. Dinyatakan endemis, kata Hendra, tujuh kecamatan yang padat penduduk dan perumahan tersebut setiap tahun selalu ditemukan kasus demam berdarah.
Hendra Tarmizi memperkirakan wabah demam berdara di Kabupaten Tangerang pada 2019 dan 2020 akan meluas dan terjadi banyak kasus. "Kasusnya pasti akan terus bertambah dan banyak karena ini masuk siklus lima tahun DBD," katanya.
Baca: Puncak Musim Hujan, Kabupaten Tangerang Waspadai Demam Berdarah
Hendra mengatakan pada 2015-2016, wilayah Kabupaten Tangerang masuk dalam Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD. Saat itu tercatat 2.000 kasus lebih dengan 6 orang meninggal. "Namun tahun 2017, 2018 kasus demam berdarah menurun dratis, hanya puluhan," katanya.