Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi atau Pemprov DKI saat ini masih tetap menggelar Pembelajaran Tatap Muka atau PTM 100 persen meski angka kasus Covid-19 kian tinggi di Ibu Kota.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kekhawatiran merebaknya varian Omicron menghantui berbagai pihak terhadap nasib siswa yang masih mengikuti PTM 100 persen. Namun, orang tua murid yang ditemui Tempo, malah mengaku tak khawatir dengan varian Omicron tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya tidak khawatir karena pihak sekolah setiap pagi, tiap pergantian kelas disemprot disinfektan dan sterilisasi. Selain itu, anak-anak juga pakai masker dobel,” kata Arsha, orang tua murid di Jakarta Timur, kepada Tempo, Kamis, 27 Januari 2022.
Putri Arsha kembali masuk sekolah dengan skema PTM di SDN Kramat Jati 24 sejak 3 Januari lalu. Menurut Arsha, ia lebih memilih PTM daripada pembelajaran online karena lebih efektif.
“Kalau online kan kita harus memerhatikan anak, sedangkan orang tua tidak punya keahlian mengajar kan. Jadi kita menjelaskan ke anak tidak ngerti,” lanjutnya.
Orang tua murid SDN Kramat Jati 24 lain, Arwen, mengatakan tidak khawatir dengan Omicron selama anaknya mengerti protokol kesehatan.
“Kita yang harus mengedukasi anak-anak kita sendiri,” kata Arwen.
Raline, orang tua murid, mengatakan anaknya sudah divaksinasi lengkap jadi tidak khawatir dengan varian Omicron.
Meski demikian, mereka mengatakan akan mengikuti keputusan dari pemerintah apabila PTM 100 persen dicabut.
“Saya sih mengikuti peraturan sekolah saja,” jawab Arsha ketika ditanya seandainya PTM dicabut.
Wakil Kepala Sekolah SD Negeri Kramat Jati 24, Rina Irrawati, mengatakan pihak sekolah terutama guru tidak kesulitan menerapkan PTM dengan protokol kesehatan ketat.
“Kalau guru-guru di sini tidak ada kendala. Malah lebih mudah dan efektif PTM daripada jarak jauh,” katanya.
Sebab, katanya, para guru lebih mudah mengajar atau menilai murid secara langsung daripada via online.
Hingga kini belum ada kasus Covid-19 di antara siswa atau guru SDN Kramat Jati 24 yang terdiri dari 500 murid.
“Semua guru di sini juga sudah booster. Di samping itu, kami menerapkan prokes ketat seperti jarak fisik, ke kamar mandi bergantian, larangan meminjam barang, hingga murid diminta membawa bekal sendiri dari rumah,” kata dia.
Sejauh ini, SDN Kramat Jati 24 masih belum mendapat arahan soal pencabutan PTM di tengah meningkatnya Omicron di Jakarta.
Sebelumnya pada 25 Januari lalu, Wakil Gubernur atau Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan total ada 90 sekolah yang ditutup akibat temuan kasus Covid-19, yang tersebar di lima kota Jakarta.
Sekolah terbanyak yang ditutup ada di Jakarta Timur Wilayah 1, yakni 22. Selanjutnya di Jakarta Timur Wilayah 2 (20 sekolah), Jakarta Selatan Wilayah 2 (16 sekolah), dan Jakarta Selatan Wilayah 1 (15 sekolah).
Namun, Wakil Gubernur mengatakan saat ini Jakarta masih akan melanjutkan PTM 100 persen sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri karena masih memenuhi syarat untuk pembelajaran tatap muka.
Menurut Riza Jakarta masih memberlakukan PPKM Level 2 dan tingkat vaksinasinya sudah memenuhi syarat atau di atas 80 persen dan bahkan 98 persen tenaga pendidik yang sudah divaksin. Dengan alasan itu Pemprov DKI Jakarta belum akan mencabut PTM.