Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kata Psikolog Soal Fantasi Seks Suami-Istri Jadi Pesta Orgy: Bukan Fenomena Baru

Menurut dia, dari sisi psikologis, pesta orgy yang baru saja dibongkar polisi Jakarta Selatan itu bukan fenomena baru. Kenapa disebut semakin marak?

15 September 2023 | 10.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Polres Jakarta Selatan menangkapan 4 tersangka pelaku pesta seks di kawasan Hotel daerah Semanggi Jakarta Selatan, Selasa, 12 September 2023. Foto: Ohan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta Selatan digegerkan pengungkapan kasus produksi film porno dan kasus pesta seks (orgy) pada pekan ini. Kalau yang pertama memiliki tersangka utama yang berperan sebagai sutradara, kasus kedua melibatkan pasangan suami-istri pemilik fantasi seks.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Suami mengatakan alasan melakukan pesta seks karena sangat menikmati bila istrinya melakukan dengan pasangan lain," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Ajun Komisaris Besar Bintoro, saat konferensi pers kasus itu pada Selasa, 12 September 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fantasi itu yang kemudian diwujudkan dan dikomersialkan. Bintoro mengatakan para pelaku mendapatkan penghasilan dari sekali pesta seks 2,5 juta rupiah. "Mereka pasangan suami istri memiliki kelainan seks dan mengundang atau mengajak pelanggannya dengan menggunakan media sosial baik twiter maupun instragram yang berkeinginan," katanya. 

Dalam kesempatan itu, seorang psikolog yakni Kepala Satuan Pelaksana di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdyaan Perempuan dan Anak Jakarta Selatan, Thadeus W.E.P Swan, dihadirkan untuk memberi penjelasan. Menurut dia, dari sisi psikologis, pesta orgy yang baru saja dibongkar itu bukan fenomena baru.

Praktik pesta seks disebut Thadeus biasa terjadi beberapa tahun belakangan ini. Namun kenapa akhir-akhir ini ramai? Dia menjawab, "Karena  difasilitasi oleh maraknya media sosial, orang cenderung memposting dan menawarkan sesuatu yang menarik bagi dirinya di media sosial."

Dia menambahkan pandangannya bahwa secara teoritis, pasangan suami-istri itu tak mengidap gangguan, "Tapi lebih kepada fantasi atau variasi seksual.” Sekalipun, Thadeus juga mengatakan perlu pemeriksaan lebih dalam terutama pada diri si suami. 

Polres Jakarta Selatan saat mengungkap kasus pesta seks komersial, Selasa, 12 September 2023. Foto: Ohan

Dari aspek yang lain, Thadeus menyorot soal komersialisasi dari variasi seksual itu, di mana para penikmat atau para calon pelanggan pesta seks akan dimintai sejumlah uang tertentu. Ini, menurutnya, yang perlu  diperhatikan.

Lalu, soal bahaya penularan penyakit dari berhubungan seks dangan pasangan yang tidak tetap. Juga risiko terluka dari penggunaan alat-alat permainan seperti yang ditemukan polisi saat penggerebekan pada Jumat sepekan lalu. Ujungnya sama, bahaya penularan penyakit seksual.

"Mereka memiliki keluarga dan mereka sangat memungkinkan menularkan penyakit seksual terhadap keluarganya di rumah, apalagi (pesta seks) diumumkan di media sosial yang akan mendatangkan masyarakat yang begitu besar," tutur Thadeus. 

OHAN B. SARDIN

Zacharias Wuragil

Zacharias Wuragil

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus