Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ke arah utara

Pembangunan kota Gorontalo menggunakan outline planning, berkembang mengarah ke utara dengan Half Ring Road I dan II. Angka kelahiran 2,3%. ada pasar, pusat pertokoan, 4 gedung bioskop, dll.

26 Februari 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DENGAN APBD sekitar Rp 300 juta setiap tahun, kota Gorontalo perlahan-lahan membenahi diri. Perkembangannya tampak mengarah ke utara, karena kawasan ini masih cukup lengang dengan wilayah persawahan yang luas. Dengan perencanaan yang disebut Half Ring Road I dan II, banyak ditarik jalur-jalur jalan baru, termasuk beberapa jembatan. Seperti Jalan Andalas, Hungginaa, Pangeran Hidayat, Wuwabu, Timbuli, Taman Pendidikan dan Jalan Panca Wardana. Dengan semua itu Walikota Bilondatu agaknya merasa optimis bahwa kotanya mempunyai masa depan cerah. "Pagi-pagi sudah ada out line planning yang dapat dukungan masyarakat", ucapnya kepada TEMPO. Tak lupa ditambahkannya bahwa luas kota Gorontalo masih cukup sehingga belum terfikirkan perlunya rencana pemekaran kota, setidaknya hingga beberapa tahun mendatang. Boleh jadi juga karena Bilondatu memahami angka kelahiran warga kotanya termasuk rendah, yaitu 2,3%. "Soalnya habis melahirkan terus dipasang", begitu walikota menggambarkan suksesnya program KB di wilayahnya. Berkain Sarung Tapi Bilondatu lupa menjelaskan angka kematian. Sebab yang agak aneh di kota ini tak ada tempat pemakaman umum. "Kalau membeli tanah di sini harus hati-hati, jangan sampai dapat tanah bekas kuburan", kata seorang pengusaha hotel. Karena menurut si pengusaha, hampir setiap keluaga mempunyai tempat kuburan keluarga di samping atau belakang rumah mereka. Seperti layaknya sebuah kotamadya, Gorontalo tak sepi dengan fasilitas perkotaan. Pasar Sentral, terminal, pusat pertokoan, perlistrikan melengkapi kebutuhan penduduk, kecuali air minum yang masih dalam tahap survey. Tapi kebersihan cukup diragukan karena sampah ditimbun menggunung terutama di sekitar pasar sentral. "Maklum gerobaknya lagi rusak", kilah walikota. Tak mengapa sebab jalan-jalan dalam kota sepanjang 97 km umumnya sudah mulus. Kendaraan dalam kota berupa bendi yang khas Gorontalo, siap mengantarkan warga kotanya ke mana saja. Untuk menghibur diri tak ada kesulitan. Sebab kota yang penuh haji dan orang berkain sarung ini dan kaum Hawa masih banyak yang berjalan dengan membalut seluruh badannya (kecuali kedua bola matanya), kaya dengan tempat hiburan. Bioskop ada 4 buah, klab malam juga 4 buah yang kesemuanya mendatangkan hostes dari Manado. Tempat-tempat bilyard, tak terhitung lagi. Itulah Gorontalo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus