Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Giliran Jalan Kumidi

Pertokoan di Jalam Kumidi dan Minangkabau akan dibangun baru dengan biaya hampir Rp 1 milyar, 191 toko. Pembayaran dari pedagang dapat diangsur. Bukit Tinggi akan dikembangkan jadi kota transit.

26 Februari 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARA pedagang di Pasar Atas Bukittinggi harus sibuk pindah lagi. Kali ini giliran pemilik toko di sepanjang jalan Kumidi dan Minangkabau. Dan seperti biasa atas nama pembangunan para pedagang itu harap sudi berdesakan di jalan Yani. Di sana tersedia barak-barak yang mirip toko mini buat berdagang sementara. Bulan lalu pagar sudah melingkari lokasi toko di kedua jalan tadi. Bangunan tua bekas peninggalan zaman purba itupun menjadi masa silam. Bahkan termasuk satu ruangan Balai Wartawan yang berhadapan persis dengan si Jam Gadang yang jadi lambang kota. Pertokoan di jalan Kumidi dan Minangkabau pernah menjadi benteng terakhir keganasan api yang memusnahkan hampir seluruh Pasar Atas itu beberapa tahun silam. Dan kini bangunan toko modern mirip pasar Klewer (Sala) sudah berdiri di sampingnya. Meski luput dari bahaya api, pertokoan itu akhirnya tampak kurang serasi dengan bangunan modern tadi. Itulah sebabnya perombakan toko tua di jalan Kumidi dan Minangkabau perlu dilakukan. Tentu saja itupun sejalan dengan rencana Balai Kota. Rencana pembangunan toko baru yang terakhir ini bukan tanpa reaksi. Sebab sebagai biasa para pedagang masih beranggapan bahwa bangunan itu meski tua tapi masih tetap kukuh. Apalagi itu kan peninggalan zaman Belanda. Tapi kerisauan macam itu juga ditopang oleh kekuatiran soal biaya menebus kios kelak. Namun Walikota drs. Masri berhasil juga mengatasi. Apalagi menjelang akhir bulan Januari yang silam Dewan Kota juga sudah memberikan persetujuannya. Nah para pedagang pun dengan sukarela bermutasi ke jalan A. Yani. Adapun lokasi itu sepanjang pengalaman pembangunan pertokoan di Bukittinggi menjadi abadi sebagai daerah penampungan. Seperti halnya pembiayaan bangunan Pasar Atas yang modern, kali ini biaya bangunan pertokoan baru itu lumayan besar. Hampir mendekati Rp 1 milyard. Persisnya Rp 927.600.000 seperti yang diungkapkan Walikota Masri. Menurut sang Walikota seluruh petak bangunan baru akan mencapai jumlah 191 buah. Meskipun tak dijelaskan berapa biaya sepetak toko dengan jumlah ongkos macam itu, satu hal jelas toko baru itu kelak memang terlihat mewah. Transit Adakah para pedagang akan mampu menebus? "Semua toko sudah nyaris punya pemilik", begitu kesimpulan Walikota. Ia menunjuk pada aturan semula yakni yang mendapat prioritas adalah mereka yang bekas pemilik di lokasi itu. Tentu saja Walikota tak lupa menjelaskan keringanan-keringanan. Itu biaya yang diterima lewat sebuah bank diperoleh dengan kredit 5 tahun. Dan masa tenggangnya selama 18 bulan. Fihak pedagang cukup stor sebanyak 30 persen pada saat kunci diserahkan. Sisanya bakal dicicil selama 42 bulan. Syarat macam itu memang melegakan pedagang di sana. "Meski nanti harganya mahal, toh masa tenggang itu menarik", kata seorang pedagang setempat. Dalam penafsiran mereka masa tenggang itu bisa jadi waktu untuk menghimpun dana juga. Realisasi pembangunan petakan baru toko di jalan Kumidi dan Minangkabau itu di mata Balai Kota memang termasuk penting juga. Apalagi ada keinginan untuk mengembangkan kota ini menjadi kota perdagangan transit. Sebab Bukittinggi terletak di persimpangan. "Dengan pasar baru itu kini kita sudah punya sejumlah 815 toko baru", kata Walikota Masri yang menyebut hal itu sebagai modal menuju kota perdagangan transit macam itu. Tetapi sementara toko baru itu dibangun kemalangan lain juga menimpa kota ini. Sebab Senin dinihari 31 Januari yang silam bagian lain dari Pasar Atas Bukittinggi terbakar lagi. Kali ini menimpa 6 pintu toko di belakang Pasar Atas yang sekarang. Kerugian nyaris mencapai Rp 30 juta. Sebagai biasa asal usul api masih dicari fihak polisi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus