Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ke Klinik Dulu Sebelum Ke Jalan

Keselamatan & ketertiban lalu lintas darat sebagian ditentukan oleh pengemudi. Sebelum mendapat SIM, mereka diuji & dites klinik. Diresmikan pula Perhimpunan Kedokteran Lalu Lintas Indonesia. (kt)

5 Mei 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SELASA minggu lalu Perhimpunan Kedokteran Lalulintas Indonesia (PKLI) resmi berdiri di Jakarta. Di antara tujuannya, organisasi ini ingin menggalakkan dan mengembangkan usaha terciptanya keselamatan dan ketertiban lalulintas darat. Kelahiran PKLI agaknya merupakan usaha lanjutan pihak kepolisian dan ahli-ahli lalulintas untuk mengamankan para pemakai jalan. Sejak beberapa waktu lalu misalnya di kantor Dinas Lalulintas Polri di Jalan Gatot Subroto Jakarta telah disediakan sebuah klinik bagi para calon pengemudi kendaraan yang ingin mendapat SIM umum. Menyusul kemudian klinik serupa di Kodak Metro Jaya. Di sebuah ruangan yang tak begitu lebar di klinik tadi para calon pengemudi diuji ketajaman penglihatan, ketrampilan, emosi, daya konsentrasi, ketepatan reaksi terhadap berbagai pengaruh dan macam-macam yang berkaitan dengan kesibukan seorang supir. Sebelumnya juga diteliti apakah si calon mempunyai cacat tubuh yang dapat mengganggu profesinya sebagai pembawa kendaraan. Di samping ada pula sebuah alat bernama Judgement Reaction Testor, untuk mengetahui apakah peminta SIM mempunyai kebiasaan "cenderung celaka" accident prone) atau tidak. Di Lapangan Seorang calon yang diuji didudukkan di depan alat ini. Sebuah bola bergerak dengan kecepatan tertcntu. Melewati daerah tak tembus pandang, si calon memperkirakan apakah bola tadi sudah sampai pada lubang di bagian tak tembus pandang. Lalu ia menekan tombol. Tepat atau tidak bola sampai di lobang dengan penekanan tombol dicatat komputer. Di sebelah alat itu ada alat penguji ketepatan reaksi terhadap pengaruh luar. Kedua tangan si teruji memegang tombol, begitu juga kaki. Di depannya ada lampu menyala berwarna merah, kuning dan biru. Diselingi suara, lampu-lampu itu akan menyala dan si teruji harus menekan tombol sesuai dengan warna lampu yang menyala saat itu. Menurut Kepala Klinik Pengemudi Dinas Lalulintas Polri, Kapten Pol. dr Pamudji Santoso, dari 1.000 peminta SIM umum di kliniknya ada 55,2% yang sama sekali tak mempunyai kecendrungan celaka. Sebanyak 21,3% pemohon ditolak karena memiliki kecendrungan itu, sedang 23,5% meragukan walau dikabulkan juga. Kata Pamudji, apa yang terlihat dalam test, sejalan dengan yang terjadi di lapangan. Ini sudah dibuktikan dr. Aryono, Kepala Dinas Ambulans DKI: kecelakaan banyak dibuat mereka yang hasil testnya buruk. Hal serupa terlihat juga di kalangan para pengemudi bis kota PPD. Menurut Pamudji, secara garis besar ada 4 penyebab kecelakaan yang datang dari diri si pengemudi. Yaitu kecakapan jasmani dan rohani yang kurang, tak sepenuhnya menguasai peraturan LL, kurang taat pada peraturan LL dan kurang trampil menguasai kendaraan. Menurut data di klinik pengemudi itu, dari 1.000 orang peminta SIM umum, ada 798 orang yang berusia antara 21-30 tahun. Dari data lain menunjukkan justru para pengemudi pada usia tersebut paling banyak membuat kecelakaan. Ditunjukkan juga, 16,38% dari jumlah kecelakaan disebabkan kesalahan mendahului kendaraan lain dan 15,22 karena kesalahan pada waktu didahului kendaraan lain. Kecelakaan karena kesalahan mengubah arah menempati porsi 9,57%, karena melampaui batas kecepatan sebanyak 13,98%, sedangkan 6,7% karena tak mau memberi jalan ke pada kendaraan lain yang semustinya diberi prioritas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus