Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kebakaran TPA Rawa Kucing, Cerita Pilu Limah dan Wanto yang Rumahnya Ludes Terbakar

Tak hanya rumah mereka, rumah orang tua Wanto juga habis terbakar dalam peristiwa kebakaran TPA Rawa Kucing ini.

22 Oktober 2023 | 14.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Limah dan Wanto, warga Kelurahan Mekarsari, Neglasari, yang rumahnya terdampak kebakaran TPA Rawa Kucing, Ahad 22 Oktober 2023. TEMPO I AYU CIPTA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Tangerang - Sebanyak 12 keluarga kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Rawa Kucing, Kota Tangerang. Kebakaran tempat sampah itu telah memasuki hari ketiga dan merambat ke permukiman warga serta menghanguskan belasan rumah di RT 05 RW 06 Kelurahan Mekarsari.

Di antara warga yang rumahnya terdampak kebakaran TPA Rawa Kucing, Kelurahan Kedaung Wetan Neglasari adalah pasangan suami istri Limah, 41 tahun dan Wanto, 43. "Rumah kami ludes, Bu. Tidak tahu harus ke mana lagi setelah ini. Tak ada barang yang terbawa," kata Limah menahan tangis di tempat pengungsian di Kantor Kecamatan Neglasari, Jalan Iskandar Muda, Kota Tangerang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Limah dan Wanto menceritakan pada saat kebakaran terjadi Jumat siang pukul 14.00, keduanya sedang di Pasar Anyar. "Kami belanja untuk keperluan warung kelontong kecil-kecilan. Sampai rumah panik, lihat api sudah menjalar. Asap tebal jadi bingung apa yang dibawa. Cuma surat-surat saja," kata Limah yang terlihat menenteng tas merah di lengannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wanto yang mendampingi Limah berujar, "Nyawa yang selamat kalau harta dalam rumah sudah tidak  ada. Kecuali sepeda motor. Jadi kami langsung  menyelamatkan diri naik motor," katanya.

Menurut Limah dan Wanto, ada 12 kepala keluarga yang kehilangan rumah akibat terdampak kebakaran TPA Rawa Kucing. Tak hanya tetangga mereka, rumah orang tua Wanto juga tak tersisa, hangus terbakar.

Kini Limah, Wanto dan kedua orang tua mereka yang sudah sepuh menginap di aula Kantor Kecamatan Neglasari bersama puluhan kepala keluarga lainnya.

Selanjutnya rumah warga Neglasari selamat karena makam keramat...

Rumah Selamat karena Ada Makam Keramat

Selain warga Mekarsari, Aula Kecamatan Neglasari juga menjadi tempat pengungsian bagi warga Kelurahan Neglasari. Mereka lebih beruntung karena rumah-rumah aman.

"Kami menyelamatkan nyawa, dan berdoa supaya api  tidak merembet ke rumah," kata Usni (50), warga Kelurahan Neglasari.

Usni mengungsi bersama suami, tiga anaknya serta dua cucu yang masih remaja. Rumah di Kelurahan Neglasari selamat dari api karena terhalang makam keramat.

"Jarak rumah dengan TPA Rawa Kucing sebenarnya sangat dekat, tapi terhalang makam. Jadi posisinya rumah kami, makam keramat, baru TPA, itu kalau ditempuh dari jalan utama," kata Usni.

Keluarga Usni telah mendiami rumahnya selama 40 tahun. Dia mengatakan, ini adalah kali ketiga TPA Rawa Kucing kebakaran. "Ini paling ngeri," katanya sambil berlinang airmata.

Lima Titik Penampungan  Warga

Kepala Bagian  Protokoler dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Tangerang  Mualim mengatakan saat ini sekitar 125 warga telah mengungsi di sejumlah titik penampungan.  Mereka tersebar di Aula Kantor Kecamatan Neglasari, Aula Kelurahan  Kedaung, Kantor Dinas Sosial dan di bekas Kantor Budaya dan Pariwisata serta di Gedung Olahraga (GOR) Neglasari.

Jumlah warga yang berada  di penampungan  belum dapat dipastikan karena evakuasi  hingga hari ini masih berjalan. Terlihat di Aula Kecamatan Neglasari  saja berdatangan sejumlah  warga dan masih dalam pendataan  Pemkot Tangerang. Mereka  sudah mendapat  makan nasi bungkus dan pelayanan  kesehatan.

Kebakaran TPA Rawa Kucing di Kelurahan Kedaung Wetan Neglasari Kota Tangerang telah meluas ke pemukiman penduduk. Sejak Jumat malam, 20 Oktober, warga terdekat TPA dievakuasi keluar rumah. Hingga hari ketiga, api belum padam sejak pertama berkobar pada Jumat siang, pukul 14.00.

Ayu Cipta

Ayu Cipta

Bergabung dengan Tempo sejak 2001, Ayu Cipta bertugas di wilayah Tangerang dan sekitarnya. Lulusan Sastra Indonesia dari Universitas Diponegoro ini juga menulis dan mementaskan pembacaan puisi. Sejumlah puisinya dibukukan dalam antologi bersama penyair Indonesia "Puisi Menolak Korupsi" dan "Peradaban Baru Corona 99 Puisi Wartawan Penyair Indonesia".

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus