PEMOTRET memang pekerjaan Uung sehari-hari. Misalnya, kalau ada hajatan atau mendapat order membuat pasfoto untuk Kartu Tanda Penduduk (KTP). Tapi kejadian yang dialami di Desa Ciakar, Ciamis, akhir November lalu membuatnya merinding. Bagaimana mungkin, lensa tustelnya mendadak pecah. Lalu, ketika filmnya dicuci, kok kosong melompong. Hitam semua, alias tak ada satu pun obyek yang tertangkap. "Ini kejadian yang tak masuk akal. Saya bingung," kata Uung, 27 tahun, kepada Hedy Susanto dari TEMPO. Uung kemudian melapor ke kapala desa setempat. Lalu kepala desa itu omong-omong sebentar dengan seorang lelaki setengah baya. Ia berkopiah. Pak Kades minta agar kopiah yang bertengger di kepala lelaki itu ditanggalkan sejenak, demi suksesnya acara pemotretan. Begitu songkok itu dicopot, Uung, karyawan PT Karya Perdana itu, bisa mengabadikan wajah penduduk tadi dengan hasil memuaskan. Kejadian yang dialami Uung bukan yang pertama kalinya. Di kampung lain, beberapa juru foto dari PT Karya Perdana juga pernah mengalami kasus serupa. Ketika mau beraksi, ada saja hambatan. Kalau nggak lensa pecah, ya tustelnya ngadat. Biasanya, sih, tak lama. "Sekadar mencoba ajian," kata seorang penduduk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini