BUAT bikin bersih kota memang tak gampang. Hal ini juga dialami
Tjek Yan, Walikota Palembang yang konon gemar menyelusuri
jalan-jalan dalam kota. Apalagi penyebab bertimbunnya sampah di
bilangan kota tak hanya datang dari masyarakat yang kurang sadar
akan kebersihan. Tapi juga dari sungai Musi yang bila sedang
pasang membawa sampah ke tengah kota, dan kemudian
meninggalkannya bila pasang surut. Keadaan ini tentu saja tak
membuat Tjek Yan putus asa, ada 3 macam konsep yang sudah
dituangkan dalam rencana induk Kodya Palembang guna mengatasi
kiriman sampah dari sungai Musi ini. Pertama, pembuatan
waduk-waduk di sekitar tepian Musi kedua, dengan cara
menggunakan pompa dan yang terakhir membuat bak kontrol.
Kesemuanya masih dalam rencana dan kapan akan dilaksanakan itu
tentu saja bukan soal. Paling tidak seperti yang dikatakan Drs
Syaifudin, juru bicara Kodya Palembang, "itu sudah ada dalam
rencana induk Kodya Palembang" .
Rp 200 Sehari
Namun demikian, dalam menghadapi pelanggar aturan yang
menyangkut kebersihan kota, Tjek Yan rupanya lebih cepat dari
yang diduga. Bulan Septemher yang lalu beberapa perusahaan
servis motor yang lalai memperhatikan kebersihn lingkungan tak
urung mendapat jeweran berupa "peringatan terakhir". Dua di
antara perusahaan lainnya langsung mendapat hukuman "tutup
sementara". Soalnya perusahaan-perusahaan tersebut selama ini
dengan seenaknya membersihkan motor dipinggir jalan protokol
tanpa menyediakan pembuangan air kotoran. Hal ini tentu saja
bukan sekedar membuat kotor lingkungan setempat tapi juga bisa
merusak jalan. Padahal pembangunan jalan tersebut dibiayai
Pertamina dan paling tidak harus dirawat lebih baik agar kelak
tidak menggangngu Kas Kotamadya yang memang tak seberapa itu.
Dan Tjek Yan pun tanpa ragu-ragu terus mengingatkan, "apabila
masih belum memperhatikan kebersihan dan keapikan kota, usahanya
akan ditutup".
Memang, masalah kebersihan lebih banyak tergantung dari
keinsyafan penduduk. Ini difahami Tjek Yan, karena itu dengan
biaya sebesar Rp 450.000 dia mencoba menggugah kesadaran itu
melalui pemancangan papan reklame yang bertuliskan "Jagalah
kebersihan dan keindahan kota anda". Danbertebarlah slogan
tersebut di seantero kota yang seluruhnya berjumlah 45 buah.
Sedang tenaga pembersih kota yang selama ini sudah ada dan
berjumlah 400 orang itu oleh Dunas Kebersihan dan Keindahan
Kodya Palembang, telah pula ditingkatkan pengaturannya. Setiap
regunya bekerja secara bergilir 8 jam sekali, dengan upah yang
hanya Rp 200 per harinya. Kalau dihitung-hitung hanya cukup
untuk makan nasi bungkus. Begitupun, untuk membeli mobil unit
kebersihan yang menurut Drs. Syaifudin harga perunitnya Rp 40
juta Pemda Kotamadya Palembang rupanya cukup mampu. sekarang
sedang direncanakan pembelian 5 unit mobil kebersihan yang
dilengkapi alat pemadat", kata Syaifudin pada Asdit Abdullah
Pembantu TEMPO.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini