TAHUNYA, sebuah kota kecil di Kepulauan Sangir Talaud sekaligus
menjadi ibukota Kabupaten kepulauan itu. Letaknya di pinggiran
Samudera Pasifik. Mudah direka kalau perkembangannya pun banyak
tergantung dari kebaikan hati gelombang laut yang dalam
musim-musim tertentu tergolong ganas itu. Dan bila musim serupa
itu datang, tak urung kota pun jadi sepi karena tak satu kapal
pun yang berani melabuhkan sauh apalagi yang namanya perahu dan
biduk. Padahal Tahuna yang dalam pembicaraan orang menyebutnya
taruna, menggantungkan kebutuhan sayur mayur dari datangnya
perahu-perahu yang membawa keperluan itu dari desa-desa pantai
di seberang pulau. Namun bila datang saatnya laut yang damai dan
tenang, kota itupun ramai kembali. Berbagai jenis kendaraan laut
yang disebut orang sana sebagai "taksi laut" beroperasi
menghubungkan Tahuna dengan desa-desa seperti Manganitu dan
Tamako. Sedang hubungan antar pulau yang agak jauh, beberapa
kapal kecil dengan ukuran 20 sampai dengan 30 ton bobot mati
siap selalu melayani. Khusus untuk pelayaran perintis yang
menghubungkan Tahuna dengan Bitung dan Siau dan pulau-pulau lain
di Sangir Talaud, ada kapal yang namanya Berlian yang
dioperasikan Kadapel VII. Di samping tak sedikit perusahaan
pelayaran swasta yang melayani lin-lin tetap dan ekspres.
Tapi, membiarkan terus berlabuhny perahu atau kapal karena
kebaikan laut semata, lebih banyak merugikan. Itulah sebabnya
maka dengan biaya Inpres tahun 74 yang lalu usaha memindahkan
dermaga Tahuna sudah dimulai. Dekat dengan kompleks Tona --
pusat perkantoran Pemda Kabupaten Sangir Talaud - dibangun
sebuah dermaga dengan biaya sebesar Rp 14 juta Sayang karena
kekurangan biaya sampai sekarang dermaga tersebut belum memiliki
pelataran tempat menambat kapal atau perahu. Alias belum bisa
digunakan. Tentang kapan akan selesai, Syahbandar Tahuna, Yess
Pelealu, hanya bisa angkat bahu. "Belum tahu", tuturnya. Yang
pasti team dari Pusat sudah meninjau, tambahnya.
Gedung Olahraga
Padahal kalau melihat data yang ada di Kantor Kecamatan Tahuna,
terasa betul bahwa angkutan laut merupakan angkutan utama
penduduk wilayah ini. Dari jumlah penduduk 22.012 jiwa, jumlah
kendaraan laut sebanyak 60) buah, sedang jumlah angkutan darat
dengan panjang jalan hanya 16,5 Km dan 9 Km di antaranya belum
beraspal - hanya 279 buah, itupun termasuk 169 buah sepeda dan
kendaraan yang sudah tua.
Sebagai kota kecil Tahuna masih terbilang desa dari kecamatan
Tahuna. Artinya secara administratif tidak berstatus kecamatan.
Sedang yang disebut Kecamatan Tahuna terbilang luas juga
membawahi 12 desa dan luas sekitar 20.212 Km persegi. Walapun
demikian, Tahuna sebagai ibukota Kabupaten Sangir Talaud
nampaknya tak bisa lagi melebarkan arealnya dari yang sekarang
hanya 16 Ha. Karena kota kecil ini terletak di sekitar
pegunungan terjal. Sehingga untuk menambah lebarnya yang hanya
400 meter itu terlampau sulit karena harus menghancurkan
tebing-tebing yang curam. Dan ini bisa menimbulkan erosi yang
membahayakan kelangsungan kebon kelapa dan sagu yang membungkus
kota Tahuna. Namun kota yang minus penginapan ini, kian hari
nampaknya mulai dirapikan. "Langkah pertama akan saya tekankan
pada pembangunan mental", kata Bupati Hadisutrisno, yang baru
saja menggantikan Bupati Letkol Yudha Tiendas sebagai Kepala
Daerah Kabupaten Sangir Talaud, kepada pembantu TEMPO Phill M.
Sulu. Dengan langkah ini saya akan memulai pembinaan generasi
muda lewat olahraga dan kepramukaan, tambahnya pula. Nah dengan
maksud ini paling tidak Bupati akan mendahului perbaikan gedung
olahraga yang selama ini sudah tak terawat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini