Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pernah mendengar cerita seorang wanita hamil meski sudah pasang IUD? Kisah seperti itu banyak beredar dari mulut ke mulut, bahkan beberapa tahun lalu di media sosial beredar foto bayi baru lahir memegang IUD atau KB spiral. Meski gambar tersebut tidak sepenuhnya benar, muncul pertanyaan, bagaimana wanita yang sudah pakai IUD masih bisa hamil?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
IUD, kependekan dari "intrauterine device", adalah salah satu alat kontrasepsi jangka panjang yang paling efektif di pasaran. Ada dua jenis IUD, keduanya berbentuk T dan dimasukkan ke dalam leher rahim untuk mencegah kehamilan. IUD hormonal menggunakan hormon progestin untuk mengentalkan lendir di leher rahim untuk membantu menghentikan sperma membuahi sel telur, serta menipiskan lapisan rahim dan menekan ovulasi sebagian, menurut Mayo Clinic. Ada juga IUD tembaga, yang tidak menggunakan hormon, malah mencegah kehamilan karena tembaga memberikan reaksi peradangan yang beracun bagi sperma dan sel telur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
IUD dapat mencegah kehamilan hingga 12 tahun, tergantung jenis dan merek, dan bahkan dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat jika dipasang dalam waktu lima hari setelah berhubungan seks tanpa kondom, menurut Planned Parenthood.
Mengapa kehamilan terjadi dengan IUD?
Hugh Taylor, ketua departemen kebidanan, ginekologi dan ilmu reproduksi di Yale School of Medicine, mengatakan kepada Yahoo Life bahwa kehamilan jarang terjadi tetapi bukan tidak mungkin. Sekitar 1 persen wanita dengan IUD terpasang masih bisa hamil.
"Kehamilan lebih sering terjadi jika IUD telah masuk ke dalam serviks atau benar-benar lepas atau telah kedaluwarsa," kata Taylor. Selain itu, IUD hormonal mungkin tidak memiliki efektivitas penuh selama beberapa hari setelah pemasangan.
Jonathan Schaffir, dokter kebidanan dan ginekologi di Pusat Medis Wexner Universitas Negeri Ohio, mengatakan bahwa jutaan sperma dalam ejakulasi, sulit untuk memblokir 100 persen sperma yang ada dengan cara apa pun. "Juga, IUD yang terlepas dari tempatnya dan tidak menempati rongga rahim dengan benar tidak akan mencegah implantasi."
Dia menambahkan, kemungkinan keseluruhan IUD terlepas adalah 3-4 persen, jadi mayoritas kehamilan yang terjadi adalah pada wanita yang mengira mereka masih memiliki IUD saat alat itu telah lepas tanpa sepengetahuan mereka.
Bisakah bayi memegang IUD saat lahir?
Tidak juga. "Saat IUD dan bayi sama-sama berada di dalam rahim, bayi tumbuh dalam kantung cairan ketuban," jelas Taylor. "IUD akan ditemukan di dalam rahim tetapi tidak di kantung ketuban. Jadi, bayi tidak dapat memegang IUD."
IUD seharusnya dilepas pada awal kehamilan, tetapi jika keluar saat melahirkan, seringkali bersama dengan plasenta.
Jika berencana untuk melanjutkan kehamilan, sebaiknya segera melepas IUD. Menurut Taylor, saat masih ada IUD, risiko keguguran dan kelahiran prematur meningkat. Ada juga risiko mengalami kehamilan ektopik, di mana sel telur dibuahi di luar rahim.
YAHOO! LIFE
Pilihan editor: Kenali Tanda IUD Bergeser Tidak pada Tempatnya