Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
KCIC terus mempercepat penyelesaian pekerjaan di lapangan.
Pemerintah menargetkan operasi komersial kereta cepat Jakarta-Bandung pada 18 Agustus 2023.
Pemerintah diminta tak terburu-buru mengoperasikan kereta cepat secara komersial.
JAKARTA — PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) berkejaran dengan waktu untuk menyelesaikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dalam empat bulan ke depan. Musababnya, pemerintah telah mematok sepur berkecepatan 350 kilometer per jam itu dapat beroperasi penuh pada 18 Agustus mendatang.
Sekretaris Perusahaan PT KCIC, Rahadian Ratry, berujar perusahaannya bersama para pemangku kepentingan terus mengakselerasi penyelesaian pekerjaan di lapangan untuk memastikan operasi kereta cepat Jakarta-Bandung bisa digelar sesuai dengan target pemerintah. "Sejauh ini pekerjaan di lapangan masih berjalan dengan baik," ujar Rahadian kepada Tempo, kemarin, 11 April 2023.
Target tenggat operasi kereta kencang tersebut sudah bolak-balik digembar-gemborkan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Termasuk dalam kunjungannya ke Cina, pekan lalu. "Pemerintah RI menyampaikan keinginan agar ada pimpinan tinggi Tiongkok yang hadir menyaksikan operasional kereta cepat Jakarta-Bandung ini," kata Luhut, Senin kemarin.
Menurut Luhut, kereta cepat Jakarta-Bandung ditargetkan beroperasi pada 18 Agustus 2023. Target tersebut didengungkan di tengah berbagai isu yang membayangi proyek ini. Beberapa persoalan tersebut antara lain mengenai pembiayaan cost overrun atau pembengkakan biaya pekerjaan yang nilainya telah disepakati Indonesia dan Cina, yakni US$ 1,2 miliar. Sebagian pembengkakan biaya proyek itu akan didanai pinjaman baru dari China Development Bank.
Rangkaian kereta cepat Jakarta-Bandung memasuki Stasiun Tegalluar saat uji dinamis di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 9 November 2022. TEMPO/Prima mulia
Bunga Pinjaman Pembengkakan Biaya Belum Disepakati
Namun Indonesia dan Cina masih belum menyepakati besaran bunga, tenor, masa tenggang, serta penjaminan dari pinjaman baru tersebut. Negosiasi utang baru proyek kereta cepat itu menjadi salah satu misi lawatan Luhut ke Negeri Tirai Bambu. Kesepakatan ternyata masih belum bisa dikunci, kendati waktu menuju tenggat kian tipis.
Baca: Negosiasi Alot Suku Bunga Kereta Cepat
China Development Bank terakhir menawarkan utang baru itu diberikan dengan tingkat bunga 3,4 persen, tenor 30 tahun, dan masa tenggang 10-15 tahun. Tingkat bunga itu masih di atas usulan Indonesia yang sebesar 2 persen. Poin lain yang juga belum disepakati adalah soal penjaminan. CDB meminta utang itu dijamin langsung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sedangkan Indonesia ingin penjaminan dilakukan oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia—badan usaha milik negara di bawah Kementerian Keuangan.
Walhasil, negosiasi bakal berlanjut lain waktu. Padahal dana pinjaman anyar tersebut diperlukan untuk pembiayaan proyek yang membengkak. Luhut menargetkan keputusan mengenai pinjaman baru CDB itu selesai pekan depan. Dengan demikian, penyelesaian proyek tetap sesuai dengan rencana. Atas alotnya negosiasi pinjaman anyar dari CDB tersebut, Rahadian mengatakan KCIC sepenuhnya mengikuti kebijakan yang diputuskan pemerintah.
Berdasarkan dokumen April 2023 yang diperoleh Tempo, masalah penyelesaian pembiayaan cost overrun menjadi titik perhatian KCIC karena berkaitan dengan pelunasan pembayaran pekerjaan di lapangan dan pembayaran perdana pekerjaan Stasiun Padalarang. Hingga Maret lalu, pembiayaan cost overrun baru masuk dari penyertaan modal negara sebesar Rp 2 triliun. KCIC kini menunggu setoran modal baru dari konsorsium Cina, Beijing Yawan HSR Co Ltd, dan pinjaman baru dari CDB.
Dokumen yang sama menyebutkan beberapa pekerjaan yang terpengaruh penyelesaian cost overrun, antara lain, adalah pembayaran persinyalan kepada Telkomsel dan perjanjian jual-beli tenaga listrik dengan PLN. Perkara persinyalan dan kelistrikan sebelumnya sempat membuat penghitungan cost overrun antara Indonesia dan Cina berbeda. Namun kini dua negara itu telah menyepakati nilai pembengkakan biaya, yakni US$ 1,2 miliar.
Progres Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diklaim 87,32 Persen
Secara umum, kemajuan proyek hingga akhir Maret 2023 diklaim telah mencapai 87,32 persen. Angka tersebut diperoleh dari kemajuan konstruksi yang diklaim oleh kontraktor sebesar 96,4 persen dan kemajuan fisik yang telah diverifikasi konsultan supervisi 85,51 persen.
Baca: Bagaimana Progres Pembangunan Stasiun Padalarang untuk Kereta Cepat
Dari sisi konstruksi, pekerjaan yang menjadi titik perhatian adalah pembangunan Stasiun Padalarang yang baru mencapai 31,59 persen. Kemajuan konstruksi stasiun di Kabupaten Bandung Barat ini relatif belakangan dibanding stasiun-stasiun lain yang sebagian besar kemajuannya telah mencapai 90 persen. Di samping itu, pekerjaan akses ke stasiun dan depo kereta cepat hingga akhir Maret masih di bawah rencana. Kemajuan disebut sebesar 7,87 persen dari target 14,27 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemajuan pekerjaan proyek lainnya, menyitir dokumen tersebut, adalah progres perizinan yang baru mencapai 25,8 persen, progres pengadaan lahan 99,93 persen, serta kesiapan operasi dan perawatan 37,42 persen. Pada kemajuan kesiapan operasi dan perawatan, pekerjaan yang masih di bawah target adalah pelatihan sumber daya manusia yang baru mencapai 4,63 persen dari target yang direncanakan 45,6 persen.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Risal Wasal, mengatakan kementeriannya akan mulai menguji coba operasi kereta cepat Jakarta-Bandung pada Mei mendatang. "Untuk memastikan kesiapan sistem," ujar Risal. Ia tak menutup peluang akan ada masa gratis pada awal operasi kereta cepat. "Agustus itu adalah tanggal untuk komersial. Apakah nanti ada masa gratisnya dulu, itu akan tergantung kebijakan yang akan kami lakukan," katanya.
Sebelumnya, Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian dan Angkutan Antarkota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Aditya Dwi Laksana, menyarankan pemerintah tidak memaksakan target operasi sepur kilat. Musababnya, hal paling penting dari pengoperasian kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan masalah keselamatan. Karena itu, persiapan dan pengujian sarana-prasarana sepur pun tidak bisa diburu-buru.
"LRT Jabodebek yang bukan kecepatan tinggi saja butuh uji coba yang cukup panjang. Padahal luasnya tidak sampai ratusan kilometer," kata Aditya. Di sisi lain, kereta cepat adalah teknologi yang baru di Indonesia serta perlu diuji berdasarkan kondisi dan cuaca di Tanah Air.
Aditya mengatakan seremoni peresmian kereta cepat Jakarta-Bandung boleh saja dilaksanakan pada Agustus mendatang. Namun ia menyarankan operasi komersial jangan dulu dilakukan. "Kalau hanya simbolis, enggak apa-apa, tapi jangan membawa penumpang komersial, sifatnya masih uji coba terbatas," tuturnya. "Tapi kalau Agustus mau komersial, harus benar-benar terjamin keamanan dan keselamatannya."
CAESAR AKBAR
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo