Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kesal, cinta ditolak

Sd wonorejo, lumajang, digegerkan dengan pamflet yang mengejek guru & seorang siswi kelas vi, sulastri. ternyata perbuatan sopir colt, tuthadiyanto, yang sudah beristri. kesal, cintanya ditolak sulastri.(ina)

1 Maret 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SITUASI politik di SDN Wonorejo, Lumajang, sebenarnya tidak sedang memanas seperti di Filipina. Tapi para guru di situ mendadak kaget: ada pamflet gelap menempel di pintu kelas VI. Isinya membuat merah telinga -- terutama telinga ibu guru. Kertas yang ditulisi dengan spidol merah itu mengata-ngatai para guru sebagai -- maaf -- lonte, dan tak bisa mengatur murid. Disebut-sebut juga nama Sulastri, murid kelas VI, yang dikatakan sebagai "perusak rumah tanggaku". Di bawahnya, tertanda: Nanang Sukodono. Para guru berang dan penasaran. Tak ada nama Nanang. Di sekolah tidak, di desa juga tidak. Pamflet yang tertempel itu pamflet kedua. Kalau dibiarkan, pembuatnya bakal kian merajalela. Maka, para guru mengirim surat kepada Lurah, meminta perkara ini diusut. Akhirnya diketahui: tulisan di kertas itu persis sama dengan tulisan Tuthadiyanto, orang yang pernah mengirim surat cinta kepada Sulastri. Polisi Randuagung turun tangan. Dan Tutha mengaku. Akhir Januari lalu, ia divonis 4 bulan penjara oleh Pengadilan Negeri Lumajang -- dua kali lipat dari tuntutan jaksa yang hanya 2 bulan. Tut bilang, ia sudah lama naksir Sulastri. Tapi belakangan ia menilai anak gadis itu berubah. Itu pasti gara-gara Sulastri dilarang gurunya, pikirnya. "Masa, kami sudah saling cinta kok dibendung," kata sopir Colt yang sudah beristri itu. "Buat apa pacaran sama dia? Pemuda lain masih banyak," kata Sulastri. Lelaki itu sendiri akhirnya bilang: "Saya tadinya memang mau iseng. Eh, kok malah jadi begini." Ia kini menghuni LP Lumajang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus