Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pemilihan Rais Am Syuriah dan Ketua Umum Tanfidziyah pada muktamar Nahdlatul Ulama di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, tinggal beberapa jam lagi. Tarik-menarik, dukung-mendukung, dan perang kata-kata yang mewarnai muktamar ke-31 organisasi yang berdiri pada 1926 itu rupanya membuat semua peserta capek. Suasana redup terasa di Hotel Lor Inn di Jalan Adi Sucipto, Solo, menjelang isya, Rabu pekan lalu. Di lobi hotel berbintang lima itu, 15 kiai sepuh NU duduk berderet di sofa. Wajah para kiai yang rata-rata berusia di atas 60-an tahun itu tertunduk dengan mata berkaca-kaca, seakan berhadapan dengan beban yang berat. Mereka mengapit mantan Ketua Umum Tanfidziyah Pengurus Besar NU (PBNU) K.H. Abdurrahman Wahid, dan K.H. Ibnu Ubaidillah Faqih.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo