Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pesta pernikahan kerap dirayakan besar-besaran karena diadakan sekali seumur hidup. Namun tidak banyak yang tahu bahwa satu pesta bisa menghasilkan banyak sampah yang berasal dari sisa makanan, suvenir berlebih, hingga sisa dekorasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah anak muda pun kini mulai tergugah untuk mengadakan pernikahan dengan konsep ramah lingkungan. Berikut ini sejumlah upaya yang bisa diterapkan dalam konsep less waste wedding.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jumlah Tamu Undangan
Untuk meminimalkan kemungkinan adanya food waste, terapkan sistem konfirmasi kehadiran untuk tamu undangan. Jumlah tamu undangan juga harus diputuskan di awal menentukan pencarian venue yang tepat.
Venue dan Dekorasi
Pemilihan venue outdoor atau luar ruangan bisa meminimalkan sampah bunga dari sisa dekorasi. Pasalnya, area luar ruangan sudah memiliki banyak elemen estetis dari alam sehingga tidak perlu menambahkan elemen dekorasi.
Katering
Pilih vendor yang menyediakan menu custom pada paket makanan yang bisa disesuaikan dengan jumlah tamu yang terkonfirmasi hadir. Untuk meminimalkan jumlah sampah plastik, sebaiknya tiadakan air minum dalam kemasan dan gunakan glass jar dispenser. Juga hindari peralatan makan berbahan plastik sekali pakai.
Undangan
Salah satu penyumbang sampah plastik dari pesta pernikahan adalah plastik undangan. Agar lebih ramah lingkungan, kartu undangan bisa diganti dengan e-invitation. Bisa juga menggunakan bahan kertas daur ulang yang dibungkus dengan kain katun dan diikat ala furoshiki, yang dapat digunakan kembali sebagai sapu tangan pengganti tisu.
Suvenir
Pemberian suvenir pada pesta pernikahan sudah seperti tradisi. Biasanya, cendera mata ini dibungkus dengan plastik. Namun, untuk meminimalkan jumlah sampah, saat ini sudah banyak tersedia suvenir yang ramah lingkungan. Misalnya tanaman hidup, benih tanaman, peralatan makan dari kayu, sedotan bambu, tas atau pouch dari bahan kain goni, sabun organik, dan teh herbal.
Baju
Gaun pernikahan menjadi hal penting bagi pengantin perempuan. Jika membeli baru, gaun pengantin biasanya hanya akan tersimpan di lemari karena tak cocok dipakai sehari-hari. Di samping itu, pembuatan gaun pengantin membutuhkan kain dan bahan yang banyak sehingga menimbulkan limbah yang buruk untuk lingkungan. Sebagai gantinya, calon mempelai bisa menyewa gaun pernikahan alih-alih membeli. Bisa juga menggunakan ulang baju pengantin orang tua atau kerabat yang masih layak dipakai.
FRISKI RIANA | ZERO WASTE INDONESIA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo