Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kisah Blusukan Bung Karno ke Sawah Hingga Penyamaran Gagal di Pasar Senen

Blusukan adalah istilah yang populer kembali ketika Joko Widodo sedang berkontestasi dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta di 2012.

10 Januari 2022 | 19.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden pertama RI, Sukarno, berpidato di hadapan delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Bung Karno menunjukkan karismanya di hadapan kepala negara dari Asia dan Afrika. Lisa Larsen/The LIFE Picture Collection/Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), blusukan adalah suatu kegiatan masuk ke suatu tempat dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu. Blusukan berasal dari Bahasa Jawa, yaitu blusuk.

Blusukan adalah sebuah istilah yang populer kembali ketika Joko Widodo sedang berkonteastasi dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012. Saat itu, Jokowi banyak berkampanye dengan masuk ke banyak perkampungan di Jakarta dan menyebut kegiatannya tersebut dengan blusukan.

Sejatinya, blusukan adalah sebuah kegiatan yang sudah banyak dilakukan oleh banyak pejabat dan politisi di Indonesia. Sebelumnya, banyak politisi dan pejabat yang akarab dan lazim menggunakan istilah turun ke bawah atau turba. Namun, saat ini banyak yang lazim menggunakan istilah blusukan.

Presiden Sukarno pun menurut berbagai penuturan pernah melakukab blusukan. Bagaimana kisah blusukan Bung Karno?

Dalam buku Kesaksian Tentang Bung Karno 1945-1967 karangan Mangil, disebutkan bahwa Soekarno adalah orang yang senang keluar dari istana untuk berbaur dengan rakyat dan mengamati rakyatnya ketika sedang mencari dan mengais rezeki.

Bahkan, pada suatu hari, Bung Karno yang sedang berada di Yogyakarta, melakukan blusukan ke sejumlah persawahan dan kampung yang ada di Yogyakarta.

Dikisiahkan juga dalam buku Total Bung Karno : Serpihan Sejarah yang Tercecer karangan Rosa Daras bahwa Soekarno pernah melakukan penyamaran di Pasar Senen.

Namun, sayangnya penyamaran yang dilakukan oleh Bung Karno ketahuan karena seorang tukang bangunan di Pasar Senen mengenali suara Soekarno dan alhasil ia langsung dikerubungi oleh banyak orang dan penayamrannya pun akhirnya gagal.

Cindy Adams dalam Soekarno : Penyambung Lidah Rakyat Indonesia menyebutkan bahwa sosok Soekarno adalah sosok yang banyak dicintai oleh rakyatnya. Dan Bung Karno merasa bahwa napasnya akan berhenti jika ia tidak bisa berjumpa dengan rakyatnya. Begitulah pentingnya blusukan buatnya.

EIBEN HEIZIER
Baca : Masuk Bursa Cagub, Ini Jejak Blusukan Risma di Jakarta

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu. 

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus