Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kisah Inspiratif Dwi Listyo Rahayu, Ahli Oseanografi Peraih LIPI Sarwono Award

Peneliti LIPI, Dwi Listyo Rahayu berpesan kepada para peneliti perempuan agar memilih bidang yang paling disuka dan tekuni dengan sepenuh hati.

24 Agustus 2021 | 11.21 WIB

Penerima LIPI Sarwono Award, Dwi Listyo Rahayu, peneliti bidang oseanografi di Balai Bio Industri Laut LIPI. Kredit: LIPI
Perbesar
Penerima LIPI Sarwono Award, Dwi Listyo Rahayu, peneliti bidang oseanografi di Balai Bio Industri Laut LIPI. Kredit: LIPI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti bidang oseanografi di Balai Bio Industri Laut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI, Profesor Dwi Listyo Rahayu meraih penghargaan LIPI Sarwono Award 2021. Perempuan yang biasa disapa Prof Yoyo ini masuk radar panitia penghargaan bertema 'Biodiversitas untuk Bioekonomi Bagi Kemandirian Bangsa'.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya diusulkan untuk menerima penghargaan ini mungkin karena sudah lama menekuni bidang ini," kata Dwi Listyo Rahayu kepada Tempo, Senin, 23 Agustus 2021. Sepanjang kariernya, perempuan yang lahir pada 31 Juli 1957 ini, telah mendeskripsikan banyak jenis baru, yakni new genus dan new species dari perairan Indonesia dan perairan lain di Indo Pacific.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dwi Listyo Rahayu mencatatkan empat genus baru dan 74 spesies baru kelomang, serta 6 genus baru dan 76 spesies baru kepiting. Sebagai peneliti biodiversity, Prof Yoyo aktif mengikuti berbagai ekspedisi bersama peneliti bidang taksonomi sistimatik biota laut dan berlayar ke berbagai penjuru. Dia sempat berada di atas kapal Belanda selama satu bulan untuk berlayar dari Ambon menuju Makassar.

Salah satu pengalaman tak terlupakan bagi Dwi Listyo Rahayu adalah saat mengikuti ekspedisi di Filipina. Dia dijemput oleh mahasiswa yang tidak tahu kalau Prof Yoyo seorang perempuan. Dia harus menunggu lama karena tak tahu orang yang menjemputnya, dan orang yang menjemput tak mengira jika orang yang dituju adalah perempuan.

"Dalam bayangan mereka Dwi Listyo Rahayu adalah seorang pria tua dan gemuk," katanya. Lantaran tak juga berjumpa dengan penjemput, akibatnya dia tertinggal kapal feri untuk menuju tempat ekspedisi berlangsung. Meski begitu, Prof Yoyo tak marah.

Dwi Listyo Rahayu menjelaskan, bidang oseanografi masih sangat terbuka untuk penelitian. Perempuan asal Mojokerto, Jawa Timur, ini berharap hasil penelitiannya bermanfaat bagi kesejahteraan dan ilmu pengetahuan. "Buat para peneliti perempuan, pilihlah bidang yang kalian suka dan tekuni dengan sepenuh hati," pesan dia.

Saat ini Prof Yoyo tengah mengerjakan spesimen yang dikoleksi dari perairan Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dia juga masih menggarap hasil ekspedisi deep sea biodiversity di Selatan Jawa atau The South Java deep-sea Biodiversity Expedition (SJADES) 2018.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus