Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menggandeng multistakeholder dalam upaya besar untuk melindungi, melestarikan, dan memulihkan terumbu karang di Indonesia. Program rehabilitasi ini diprioritaskan di empat lokasi strategis: Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, dan Maluku/Kepala Burung. Dalam sebuah acara workshop multistakeholder dan pengembangan tata kelola jejaring yang digelar di Jakarta pada Selasa, 6 Februari 2024, Victor, yang mewakili KKP, menjelaskan bahwa program rehabilitasi tersebut merupakan bagian dari implementasi Peraturan Presiden No.34 Tahun 2022 Tentang Rencana Aksi Kebijakan Kelautan Indonesia Tahun 2021-2025. Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam mendukung Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework yang menargetkan perlindungan 30 persen wilayah laut global pada tahun 2030.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Luas terumbu karang di perairan Indonesia yang mencapai 2,5 juta hektar dan jumlah spesies mencapai 569 spesies telah memberikan manfaat besar bagi perekonomian Indonesia. Diperkirakan bahwa wisata bahari, perikanan, dan perlindungan pesisir di sekitar terumbu karang menyumbang pendapatan senilai miliaran dolar setiap tahunnya. Namun, tantangan besar masih menghadang. Terumbu karang Indonesia tidak hanya terancam oleh aktivitas manusia, tetapi juga oleh dampak perubahan iklim. Sekitar 70 persen dari terumbu karang yang tahan terhadap perubahan iklim terdapat di tujuh negara, termasuk Indonesia. Kondisi ini memperkuat urgensi upaya pelestarian terumbu karang di Indonesia sebagai bagian dari program ekonomi biru yang berkelanjutan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam hal ini, Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, Firdaus Agung, menjelaskan bahwa upaya konservasi terumbu karang membutuhkan keterlibatan luas dari berbagai pihak. Mulai dari pemerintah pusat dan daerah, akademisi, LSM, swasta, hingga masyarakat harus bekerja bersama-sama dalam menjaga kelestarian ekosistem laut. Pertemuan multistakeholder tersebut juga melibatkan sejumlah perguruan tinggi dan LSM terkemuka, antara lain IPB University, Universitas Diponegoro, Universitas Pattimura, Coral Triangle Center, WWF Indonesia, dan lainnya. Mereka semua berkomitmen untuk mendukung program rehabilitasi terumbu karang ini agar dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.
Sementara itu, Direktur Yayasan Reef Check Indonesia, Derta Prabuning, menekankan bahwa program rehabilitasi ini juga merupakan bagian dari Global Environment Facility-7 Coral Reef Rescue (GEF-7 CRR), yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas dan solusi dalam memastikan kelestarian terumbu karang di beberapa negara, termasuk Indonesia. Dengan luasan terumbu karang yang paling luas di antara negara-negara yang terlibat dalam program ini, Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk memimpin upaya perlindungan terumbu karang global.
Sebagai negara kepulauan dengan sumber daya laut yang melimpah, Indonesia memiliki potensi besar untuk mewujudkan visi ekonomi biru yang berkelanjutan. Namun, hal ini hanya dapat tercapai jika kita semua berkomitmen untuk melindungi dan melestarikan kekayaan alam kita, termasuk terumbu karang, untuk generasi mendatang. Dengan langkah-langkah konkret seperti program rehabilitasi terumbu karang ini, kita semua dapat berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan laut Indonesia yang kita cintai.(*)