Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Semangat Main Tenis Para Mama

Komunitas Tennis Mom Bandung menjadi wadah bagi peminat tenis dari kalangan ibu-ibu.

18 Juni 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang anggota komunitas Tennis Mom berlatih di lapang tenis Taman Saparua, Bandung, Jawa Barat, 16 Juni 2023. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Tennis Mom Bandung terbentuk bermula karena kegiatan mengantar anak sekolah.

  • Komunitas itu beranggotakan sekitar 60 orang dengan usia 20-40 tahun.

  • Mereka berlatih dengan panduan pelatih di sejumlah lapangan di Bandung.

Olahraga tenis tidak hanya marak di Jakarta. Komunitas-komunitasnya juga bermunculan di berbagai kota. Di Bandung, misalnya. Salah satunya ada Tennis Mom Bandung. Perintisnya adalah Finna Yudharisman, 32 tahun, dan Istriana Hardani alias Isti, 37 tahun. Mereka berkenalan ketika mengantar anak ke sekolah di TK yang sama. Ternyata keduanya tinggal dalam satu kompleks dan suka berolahraga. Finna aktif berlatih di gimnasium, sedangkan Isti senang melakukan yoga dan muay Thai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mereka lalu memanfaatkan waktu luang 2-3 jam sebelum menjemput anak dari sekolah. Dari beberapa jenis olahraga, pilihan akhirnya jatuh ke tenis. “Kami agak tergerak ketika Desta dan Raffi Ahmad bertanding tenis,” kata Finna saat ditemui di lapangan Sarana Olah Raga Tenis Taman Maluku, Kota Bandung, Jumat, 16 Juni 2023. Ketika itu, mereka pun beranggapan bahwa tenis akan menjadi tren.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Finna dan Isti, yang sama sekali belum pernah bermain tenis, berusaha mencari lapangan. Target lokasinya berdasarkan jarak terdekat dengan sekolah anak, yaitu lapangan tenis di Kompleks Perumahan Angkatan Darat atau KPAD Gegerkalong. Selanjutnya, mereka mulai berlatih tenis di lapangan itu bersama pelatih setempat sambil menyebarkan rekaman videonya di media sosial. Dari situ, beberapa ibu di sekolah dan teman mereka kepincut bergabung.

Komunitas Tennis Mom Bandung dibentuk pada November 2022. Selain untuk mewadahi peminat olahraga tenis dari kalangan ibu, biaya untuk sewa lapangan dan raket jadi lebih ringan jika ditanggung secara kolektif. Menyesuaikan dengan kemudahan akses dari tempat anggota, lokasi tempat latihan menyebar ke lapangan tenis Sarana Olahraga Institut Teknologi Bandung dan Sarana Olah Raga Tenis Taman Maluku.

Komunitas Tennis Mom di lapangan tenis Taman Saparua, Bandung, Jawa Barat, 16 Juni 2023. TEMPO/Prima Mulia

Jam dan harinya dipilih sesuai dengan aspirasi anggota yang kini berjumlah sekitar 60 orang dengan usia 20-40 tahun. Umumnya waktu latihan pada pagi hari, pukul 08.00-10.00, setiap Senin, Kamis, dan Jumat. Pesertanya mayoritas atau 80 persen anggota merupakan ibu rumah tangga yang punya tugas rutin keseharian mengasuh anak dan melakukan antar-jemput anak di TK maupun sekolah dasar. Adapun waktu latihan pada Sabtu, pukul 06.00-10.00, biasanya diikuti kalangan pekerja, seperti dokter gigi, arsitek, pengusaha, serta mahasiswi S-2 dan S-3 yang masih gadis. “Kebanyakan mereka baru saling kenal di lapangan dan belum pernah bermain tenis,” tutur Finna, yang mantan Instagrammer fashion.

Keguyuban suasana latihan membuat anggota kemudian berkolaborasi usaha, misalnya untuk penjualan baju anak sehingga ikut memberdayakan perempuan. Nama Tennis Mom sendiri ditujukan khusus bagi kalangan ibu yang tertarik olahraga tenis sebagai pemula. Dari pengalaman anggota sebelumnya di tempat lain, klub didominasi lelaki atau kalangan anak muda yang jam latihannya pada malam hari. Kondisi seperti itu menjadi masalah krusial bagi para mama. “Karena itu, kami cari waktu yang sesuai dengan fleksibilitas ibu-ibu,” ujar Finna.

Pendaftaran terbanyak peserta yang ingin ikut latihan tenis terjadi pada Januari lalu. Tak ada syarat khusus, anggota bisa mendaftar dan bergabung tanpa punya pengalaman bermain tenis, pun raket. ”Kami menyediakan raket yang bisa dipinjam.” Biaya kepesertaan sesuai dengan lokasi lapangan, Rp 85-100 ribu tiap orang per sesi latihan. Pembayarannya dilakukan secara bulanan untuk memesan lapangan sekaligus membayar pelatih dari Pelti. “Anggota rajin ikut latihan dan betah sehingga telah naik kelas dari beginner ke intermediate,” kata Isti.

Suatu saat ingin ikut turnamen, fun match, mereka menggelar kompetisi internal serta melibatkan klub lain. Komunitas ini tidak hanya menggelar latihan tenis. Ada juga kegiatan di luar lapangan, seperti bakti sosial pada bulan puasa ke tempat pasien kanker anak dan panti jompo serta berbuka puasa bersama di kalangan anggota di sebuah hotel. Adapun cara komunitas menggaet anggota baru adalah lewat unggahan rekaman video dan foto kegiatan di media sosial serta rekomendasi anggota lama.

ANWAR SISWADI (BANDUNG)

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Friski Riana

Friski Riana

Reporter Tempo.co

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus