Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Konsumsi yang Menggerakkan

12 Desember 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KONSUMSI domestik tampaknya belum akan tergoyahkan sebagai penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi nasional.Di tengah lesunya investasi pemerintah dan melambatnya ekspor, konsumsi masyarakat menjadi penyelamat perekonomian nasional. Penjualan kendaraan, terutama sepeda motor, tetap akan paling bergairah. Begitu pula dengan belanja masyarakat di sektor telekomunikasi, seperti pulsa dan telepon seluler, tetap bertumbuh pesat.Tingginya permintaan masyarakat ini seolah-olah tak terpengaruh bayang-bayang krisis di Eropa.

Optimistis Menyeberangi Gejolak

Sektor otomotif optimistis meski terancam krisis. Tertopang kondisi dalam negeri yang kuat.


HABIS rumah terbitlah mobil. Begitu program Evi Rahma, 33 tahun, setelah menikah. Mimpi memiliki rumah impian tercapai setelah dua tahun berumah tangga. Berikutnya program membeli mobil. "Habis itu sementara selesai," kata karyawati swasta tersebut. "Tinggal menabung untuk sekolah anak."

Setelah dihitung-hitung, pendapatan gabungan Evi dengan suaminya, yang juga karyawan swasta, masih sangat mencukupi untuk program kepemilikan mobil. Porsi untuk membayar angsuran rumah, mobil, dan kewajiban lainnya masih sepertiga dari pendapatan-rumus umum pengucuran kredit. Sama halnya ketika membeli rumah, pembelian mobil juga akan menggunakan fasilitas kredit, yang banyak disediakan perusahaan pembiayaan. "Begitu uang muka terkumpul, langsung pesan."

Evi sekadar contoh bagaimana kendaraan menjadi prioritas kebutuhan rumah tangga. Kebutuhan ini kian tergapai dengan dukungan kondisi ekonomi keluarga yang mantap dan beragam penawaran produsen kendaraan berikut fasilitas pendukung-terutama pembiayaan. Permintaan otomotif pun tak pernah sepi. Karena itu, meski sektor otomotif pada kuartal terakhir tahun ini diwarnai penurunan produksi dan penjualan, para pelaku industri tetap optimistis.

Dari hitungan Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Sudirman Maman Rusdi, penjualan nasional bisa kembali pulih mulai Desember, di angka 77-80 ribu unit mobil per bulan atau rata-rata 2.600 unit setiap hari. Penurunan sempat terjadi pada November, 21,5 persen dari bulan sebelumnya, menjadi 67.701 unit. Sebabnya terutama gangguan pasokan mobil impor utuh karena banjir di Thailand, sebagai pemasok terbesar, juga pemangkasan produksi pabrikan dalam negeri. "Sekarang belum seutuhnya pulih, tapi sudah mengarah normal," kata Sudirman.

Sepanjang tahun ini, data sementara Gaikindo menunjukkan angka penjualan mobil dalam kurun Januari-November mencapai 813.544 unit, alias mendekati target 870 ribu unit tahun ini. Target ini dipancang tinggi dari capaian penjualan tahun lalu, yang 764.710 unit. Sementara tahun ini sektor otomotif bisa sukses setelah melewati sedikit riak di menit-menit akhir, bagaimana wajah otomotif tahun depan?

Sebetulnya, 2012 merupakan tahun pemanasan menjelang target 1 juta penjualan berikut produksi otomotif di Indonesia. Target awalnya pada 2014 dan diprediksi tercapai setahun lebih cepat setelah melihat tren beberapa tahun terakhir.

Optimisme itu terancam krisis di Amerika Serikat dan sebagian negara Eropa. Jika krisis tak kunjung tuntas, sektor otomotif bisa menjalani hari-hari yang berat karena dampaknya yang merembet sampai ke Tanah Air. Seturut krisis itu, Bank Indonesia berencana memperketat likuiditas untuk mengantisipasi dampaknya. Pengetatan likuiditas umumnya berlanjut dengan pengetatan penyaluran kredit oleh perbankan atau lembaga keuangan nonperbankan. "Pasar bisa terhambat," kata Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor Joko Trisanyoto.

Sebagian besar pembelian otomotif, baik mobil maupun sepeda motor, memang menggunakan fasilitas kredit, sehingga aspek pembiayaan menjadi sangat sensitif. Menurut Direktur Pemasaran PT Kia Mobil Indonesia Hartanto Sukmono, sekitar 80 persen pembelian mobil di Indonesia dilakukan secara kredit. "Kekeringan likuiditas plus pengetatan leasing pasti akan berdampak langsung pada penjualan," katanya.

Tak semuanya pesimistis menghadapi ancaman krisis itu. "Setiap tahun pasti ada masalah," kata Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi. "Tinggal bagaimana menyiasatinya." Soal otomotif, dia optimistis melihat dukungan aspek produksi dan pasar domestik yang besar. "Ekonomi masih cerah," katanya.

Dari aspek produksi, industri komponen yang beragam memudahkan pabrikan otomotif merancang mobil sesuai dengan permintaan pasar. Berbagai perusahaan otomotif besar juga merencanakan berekspansi di Indonesia. Beberapa produsen yang telah berkomitmen membangun dan memperkuat basis produksi di Indonesia antara lain Daihatsu Motor Company Ltd, Suzuki Motors, Toyota Motor Corporation, General Motors, serta produsen mobil asal Cina, Geely Automobile.

General Motors, misalnya, akan menuangkan dana sekitar Rp 1,38 triliun untuk memproduksi mobil berkapasitas tujuh penumpang dengan lokasi pabrik di Bekasi, Jawa Barat. Pada tahap awal akan diproduksi 40 ribu unit mobil berkode PM (People Mover) 7. Adapun Suzuki Motor akan membangun dua pabrik baru, yang dimulai pada awal 2012, dengan investasi sekitar Rp 7,36 triliun.

Dengan perkembangan ini, Budi meyakini kapasitas produksi mobil dalam negeri bisa mencapai 950 ribu unit per tahun. Soal penyerapan, pasar domestik juga masih besar dengan dukungan pembiayaan yang meringankan. "Tinggal penyesuaian tenor skema lain," katanya.

Kementerian Perindustrian sendiri saat ini juga sedang menuntaskan regulasi mobil murah dan ramah lingkungan (low cost and green car) pada 2012. Langkah ini dalam rangka program penyediaan mobil yang terjangkau masyarakat. Pemerintah menginginkan mobil murah ini diproduksi secara terintegrasi dari hulu sampai hilir.

Pendapat optimistis juga dikemukakan oleh pengamat otomotif, Suhari Sargo. "Indonesia saat ini merupakan pasar otomotif terbesar di kawasan regional ASEAN, di samping Thailand," katanya. Kondisinya sangat mendukung, terutama jumlah penduduk 240 juta, tingkat pendapatan per kapita Indonesia yang telah menyentuh US$ 3.000-3.100, dan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,5-6 persen. Angka penjualan selama ini mencerminkan pasar domestik tersebut mengingat alokasi ekspor hanya sekitar 13 persen.

Nah, mobil jenis apa yang nantinya akan mendominasi jalanan? Melihat tren beberapa tahun terakhir, mobil jenis multi-purpose vehicle (MPV) masih akan merajai. Pangsa pasar MPV rata-rata 40 persen dari total penjualan mobil dengan tipe terfavorit low and medium MPV dengan kapasitas tujuh penumpang. "Orang Indonesia biasanya membeli mobil bukan hanya untuk bekerja, tapi juga untuk acara keluarga," kata Suhari.

Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor Amelia Tjandra meyakini posisi MPV belum akan tergeser dalam beberapa tahun mendatang. "Lebih sesuai dengan karakter dan budaya masyarakat Indonesia," katanya. Mobil Suzuki APV, yang masuk kategori MPV, misalnya, masih akan dipertahankan oleh produsennya.

Direktur Pemasaran PT Suzuki Indomobil Sales Davy Jeffry Tuilan mengatakan pihaknya belum berencana mengeluarkan tipe MPV baru karena APV dinilai masih bisa bersaing dan memenuhi kebutuhan pasar. "Sesuai untuk segmen orang-orang yang suka mobil lega dan tinggi," katanya. Saat masa krisis global sekarang ini pun angka penjualannya masih stabil di kisaran 1.600-1.800 unit per bulan.


Perbandingan dengan Negara ASEAN
Januari-Oktober 2011
Brunei Darussalam11.970
Malaysia503.898
Filipina119.152
Singapura33.648
Thailand13.842
Vietnam89.858
Perbandingan dengan Negara ASEAN
Januari-Oktober 2011
Malaysia423.971
Filipina630.630
Singapura6.666
Thailand1.756.682

Penjualan Mobil 2011
Total 746.199

  • Januari: 73.990
  • Februari: 69.590
  • Maret: 82.165
  • April: 60.727
  • Mei: 61.005
  • Juni: 70.156
  • Juli: 89.056
  • Agustus: 73.279
  • September: 79.836
  • Oktober: 86.346

    Penjualan Sepeda Motor 2011
    Total 6.936.833

  • Januari: 667.124
  • Februari: 613.449
  • Maret: 713.672
  • April: 709.177
  • Mei: 709.122
  • Juni: 661.304
  • Juli: 740.121
  • Agustus: 681.444
  • September: 723.906
  • Oktober: 717.514
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus