Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membantah jumlah korban tewas dari antara bentrokan yang terjadi antara massa perusuh dengan aparat telah bertambah menjadi 20 orang. Anies memastikan, informasi tersebut tidak benar.
Baca:
Anies Sebut Korban Tewas Kerusuhan Bertambah, Menjadi 8 Orang
"Tidak benar. Kenapa saya umumkan korban (karena) untuk mencegah terjadinya spekulasi seperti ini," kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat malam, 24 Mei 2019.
Anies meminta agar merujuk pada informasi data korban yang disampaikannya. Hingga Jumat, dia menjelaskan, tak ada penambahan jumlah korban meninggal karena kerusuhan 22 Mei.
Sebelumnya dia mengatakan kalau jumlah korban tewas delapan orang dan 737 lainnya mendapat perawatan di rumah sakit. Korban tersebar di sejumlah rumah sakit di Jakarta.
Baca:
Begini Anies Bandingkan Rusuh 22 Mei dengan Rusuh Mei 1998
Anies dimintai keterangan setelah beredar informasi dalam grup-grup percakapan di telepon genggam bahwa jumlah korban tewas mencapai 20 orang. Dalam pesan itu tertulis nama-nama korban Tragedi Aksi Damai. Mereka dituliskan berasal dari berbagai daerah seperti Bukit Tinggi, Wonosobo dan Bantul. Ada juga yang disebutkan asal Serang, Sukabumi, Magelang, selain juga Jakarta dan beberapa daerah sekitarnya.
Sedang dalam data yang diumumkan Anies, korban berasal dari Jakarta, Depok, Pandeglang dan dua yang belum diketahui. Data itu diperbarui Anies setelah sebelumnya dia mengumumkan enam orang yang meninggal.
Baca:
Kerusuhan 22 Mei, Anies Ingatkan Orang Tua Awasi Anaknya
Menurut Anies, penting baginya merilis data korban pasca kerusuhan 22 Mei demi transparansi. "Tapi kalau negara menyembunyikan maka kabar-kabar spekulasi atau hoax akan beredar luas," kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini