Korslet Otak di Penjara

ADA banyak cara untuk menghindari jerat hukum. Bisa mendadak sakit, mengidap lupa, atau hilang ingatan. Tapi hati-hati, biarpun kurang waras, Anda tetap bisa dijatuhi hukuman penjara. Tengok saja kisah Mulyo, 19 tahun, dan Rohmat, 45 tahun, di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta.

Mulyo dihukum setahun delapan bulan karena mencuri kulkas. Ketika hakim selesai membacakan vonis, Mulyo langsung memberi salam hormat ala Jepang. Jika ditanya mengapa masuk penjara, Mulyo menjawab sekenanya, ”Kasus tetek-bengek.”

Bekas Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Sleman Jarot Subianto, yang tengah menjalani hukuman di LP Cebongan, mengatakan Mulyo memang agak ”korslet”. Menurut Jarot, Mulyo senang dipenjara karena mendapat makanan dan menginap gratis.

Rohmat juga sama ”tidak komplet”-nya dengan Mulyo. Sejumlah narapidana mengatakan Rohmat telah berada di lembaga pemasyarakatan sejak enam bulan lalu. Namun, jika ditanya, ia selalu menjawab baru mendekam delapan hari.

Dia dituduh mencuri motor tapi mengaku tak bisa mengendarai motor. Lo, tak bisa naik motor kok mencuri motor? ”Dituntun,” Rohmat menjawab sambil pringas-pringis.

Pada Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-46 di LP Cebongan, Sleman, akhir April lalu, Mulyo dan Rohmat berduet joget ketika biduan dangdut tampil menghibur narapidana. Keduanya seakan tak menganggap ada manusia di sekeliling mereka. Ratusan narapidana terbahak menonton ulah Mulyo dan Rohmat.

Kepala Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sukamto, mengatakan semua narapidana telah melewati proses pemeriksaan dokter dan psikiater. ”Kalau tak waras kan tak bisa masuk ke sini,” katanya.

Bernada Rurit (Yogyakarta)