Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kota-kota melawan api

Diperlukan lebih banyak mobil unit pemadam kebakaran untuk kota dan kawasan sekitarnya, ketika terjadi kebakaran di pasar solok. mobil unit pemadam kebakaran dari 6 kota lalu dikerahkan ke kota itu.

28 November 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HUBUNGAN telepon dari Solok (Sumatera Barat) ke beberapa kota lain tidak lancar. Bupati Hasan Basri hampir putus asa. "Setengah mati kami memutar engkol telepon sambungan sulit diperoleh," katanya. Padahal Senin pekan lalu itu, api yang mengamuk di Pasar Solok semakin merajalela, sementara 2 unit pemadam kebakaran (PK) tidak berdaya. Keadaan mungkin lain kalau saja perangkat alat PK lebih memadai. Tapi ternyata ukuran pipa sambungan PK tidak cocok dengan kran air di pusat bencana. Mobil unit yang satunya terpaksa bolak-balik mengarnbil air ke Batang Lernbang, berjarak 500 m. Semprotan air nunpak juga menghunjam ke tengah gejolak api, tapi tanpa arti. Baru 3 jam kemudian -- berkat jasa telepon engkol yang tersendat-sendat --berturut-turut datang bala-bantuan berupa mobil unit PK dari Padangpanjang (54 km), Sawahlunto (25 krn), Bukittinggi (65 km), Padang (90 km), dan Payakumbuh (95 km). Dengan 8 unit mobil PK api digempur dari 3 jurusan. Toh api yang perkasa tidak segera bisa dikalahkan. "Kami telah bekerja keras, tapi tidak seluruhnya berhasil" kata Ismet Loka, Kepala Badan Pemadam Kebakaran Solok. Memang penduduk sendiri menyaksikan alat PK yang serba kurang itu.- Coba saja, hanya sebagian kecil petugas menge nakan helm. Slang tedalu pendek atau tidak cocok dengan kran. Tangga tinggi tidak tersedia, hingga air berkekuatan besar tidak mungkin disemprotkan untuk menghantam lidah api. Bagaikan Pahlawan Maka tamatlah riwayat Pasar Solok, pusat kegiatan para pedagang lemah di hwasan itu yang selama ini juga menarnpun hasil petani transmigran Sidung. Di atas areal 4 ha itu 825 kedai dan toko musnah. Kerugian seluruhnya ditaksir Rp 8 milyar. Tidak kurang dari 1300 pedagang kehilangan tempat mencari nafkah. Sesudah tiga kebakaran sebelumnya (1943, 1961 1978) kebarakan terakhir dan terbesar yang menimpa Solok pekan lalu manbuktikan bahwa kotamadya merangkap ibukota kabupaten itu tidak cukup aman ditunggui hanya oleh 2 unit mobil PK. Lagi pula alat-alatnya masih terlalu sederhana. Di seluruh Sum-Bar, tiap kota memperoleh 1 unit mobil PK yang kondisinya tergolong lumayan. Tapi regu PK di provinsi ini tidak sehebat regu PK Sibolga yang prestasinya menonjol dalam hal memadamkan kebakaran sehingga mendapat hadiah 1 unit PK dari Mendagri September silam -melengkapi 2 unit mobil PK yang sudah ada. "Di Sumatera, cuma Sibolga dan Bengkulu yang mendapat hadiah dari Mendagri," ucap Kepala Dinas PU Sibolga, Hery Mulia. Imbalan ini agaknya pantas untuk jasa regu PK yang di mata penduduk bagaikan pahlawan. Pernah mereka mernburu kebakaran di Tarutung, 66 km dari Sibolga. Mobil dipacu 100 km/jam lewat jalan berjurang dan berbukit dengan 1200 tikungan. Setelah berpacu bagai kesetanan tiba di tempat kebakaran mereka langsung menyerbu kancah api. "Dengan memakai helm kami terus menyemprot api yang berkobar," kata Yusman seorang petugas PK, "tanpa busana tahan api, cuma memakai sepatu tentara." Setelah api dapat dijinakkan, ribuan penduduk kota itu mengelu-elukan regu PK Sibolga. Berkat keberhasilan mereka, 4 petugas PK Sibolga dilatihdi Pusdiklat Kebakaran DKI Jakarta. Lain halnya petugas PK Garut, Ja-Bar, yang awal bulan ini memperoleh 1 mobil unit PK seharga Rp 22 juta dari Presiden. Hari-hari pertama mobil unit diperagakan keliling kota. "Sekedar memberitahu masyarakat Garut punya mobil PK agar mereka bisa sedikir tenang," ujar Rudi Kusnadi alias Mang Engkus, 32 uhun, Kepala Urusan PK Kabupaten Garut. Ini perlu karena frekuensi kebakaran di kawasan itu cukup tinggi, rata-rata 4 kali sebulan. Untuk menanggulangi semua itu, "paling sedikit harus ada 2 unit mobil PK," kata Engkus. Ia selama ini lebih banyak menanggung malu, karena regu PK-nya kurang dapat diandalkan sebab alat-alat mereka serba sederhana. Bahkan sampai bulan lalu, di Garut hanya ada kereta dorong dengan 3 pompa merk Shibaura keluaran 1972. Akibatnya petugas PK sering dicaci-maki. "Tak jarang sandal dan botol beterbangan ke arah petugas yang kesiangan itu. Apalagi kalau ada korban," tutur Mang Engkus mengeluh. Regu PK Jember, Ja-Tim, ternyata masih lebih baik. Pada mereka dipercayakan 3 unit mobil PK berkapasitas 3000 dan 4000 liter per detik. Kota dan daerah kabupaten Jember dalam 3 tahun belakangan ini dilanda kebakaran sampai 30 kali. Dengan 85 petugas, 48 di antaranya tenaga inti, regu PK Jember sudah sering membantu mengatasi kebakaran di kabupaten lain di Ja-Tim. Kota Singaraja di Bali hanya dikawal 1 unit mobil PK berkapasitas 3000 liter per detik. Mobil Toyota keluaran 1968 ini bukan saja sudah ketinggalan, tapi onderdilnya sering rewel. Penyedot airnya yang otomatis acapkali rusak, penyemprot airnya baru-baru ini macet. Onderdilnya terpaksa dipesan dulu ke Jakarta. Sejak lama memang Kabupaten Buleleng mendambakan 1 unit mobil PK baru, tapi belum juga kunjung datang. Kebakaran agaknya sudah menjadi ancaman tetap, terutama bagi kota-kota yang maju pesat. Tahun ini saja kebakaran besar yang menimpa Palembang, Jakarta, Banjarmasin dan Payakumbuh, jelas mengisyaratkan bahwa sarana PK tidak lagi sekedar pelengkap. Tapi pejabat di berbagai kota umumnya masih lebih memprioritaskan pembangunan gedung-gedung--yang sewaktu-waktu dapat dilalap api.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus