Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Kotak Misterius Gordi

DIMAS Maulana selalu didera rasa penasaran setiap kali menerima paket kiriman kopi dari Gordi.

25 Maret 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DIMAS Maulana selalu didera rasa penasaran setiap kali menerima paket kiriman kopi dari Gordi. "Saya tidak pernah tahu kopi apa yang akan mereka berikan," kata manajer produk di Amartha Mikro Fintek itu, pertengahan Maret lalu.

Sampai akhir tahun lalu, Dimas salah satu pelanggan toko kopi online ini. Ia memutuskan berhenti karena persediaan kopi di rumahnya menumpuk. "Kurasi kopi Gordi tidak pernah mengecewakan, selalu bagus," ujar pria 31 tahun yang jatuh cinta pada kopi spesialti sejak 2007 itu.

Selain Dimas, ada sekitar 500 pencinta kopi yang pernah menjadi pelanggan pemasok online ini. "Tidak semuanya aktif. Ada yang berhenti, lalu langganan lagi," kata Arief Said, pendiri Gordi, saat ditemui di kedainya di kawasan Jeruk Purut, Jakarta Selatan, pertengahan Maret lalu.

Gordi memulai usaha jualan kopinya di sebuah laman ala kadarnya di Internet pada November 2015. Saat ini, toko online itu bisa memasok sekitar 100 paket pesanan pelanggannya dua kali dalam sebulan.

Ada tiga model langganan yang ditawarkan. Model pertama, pelanggan hanya menerima biji kopi Indonesia. Kemudian paket biru, yang berarti konsumen mendapat dua jenis biji: lokal dan impor. Paket terakhir, black packet, adalah kopi langka dan premium.

Gordi selalu merahasiakan biji kopi yang akan dikirimkan kepada konsumennya. Pelanggan akan mendapat kopi dari rumah sangrai yang berbeda.

Kopi yang dikirimkan memang bukan hasil sangrai sendiri. Arief mengatakan mereka mengurasi kopi dari pelbagai rumah sangrai. Di awal berdiri, toko ini hanya mengurasi kopi dari rumah sangrai kenalan Arief, seperti Morph, Anomali, dan Tanamera.

Saat ini, menurut Arief, ada 80-an rumah sangrai yang dijembatani Gordi. Beberapa di antaranya rumah sangrai yang muncul pada 2016, seperti Panna Coffee, Roadtrip Roaster, dan Juno The Coffee Company.

Demi mendirikan bisnis ini, Arief memutuskan keluar dari pekerjaannya di Australia sebagai insinyur pengawas pipa bawah laut pada Juli 2011. Arief, yang memang jatuh cinta pada kopi spesialti sejak bertemu dengan Irvan Helmi-pendiri Anomali Coffee-banting setir bergabung dengan Sensory Lab Melbourne, perusahaan sangrai kopi milik St. Ali.

Sebelumnya, Arief mengaku tidak pernah bersinggungan dengan bisnis kopi. "Saya diterima di St. Ali hanya karena pemiliknya pernah melihat saya menjadi relawan di sebuah festival kopi di Australia," katanya. St. Ali salah satu kedai ternama di Negeri Kanguru. Dari sinilah Arief belajar tentang jejak rasa dan serba-serbi kopi.

Awal 2012, Arief kembali ke Indonesia. Pada Mei tahun itu, ia bersama Andrew Tang, Q grader asal Singapura, mendirikan Morph Coffee, yang memasok biji kopi untuk kafe dan hotel. Arief mengatakan Morph pun sudah memperkenalkan bisnis kopi dengan berlangganan. Namun biji yang dijual masih hasil sangrai Morph. Bisnis ini masih sepi peminat.

Dalam perjalanannya, para penikmat kopi gelombang ketiga mulai tumbuh di Jakarta. Khususnya para home brewer alias mereka yang menyeduh kopi spesialti di rumah dengan alat-alat seduh khusus. Arief membaca peluang ini. Ia berpikir harus ada bisnis yang bisa menjembatani para penikmat kopi ini dengan rumah sangrai.

Ia pun memutuskan keluar dari Morph dan mendirikan Gordi. Meski memiliki pengetahuan sangrai, Arief memutuskan tidak menggoreng kopi sendiri lalu menjualnya. "Saya ingin membawa sensasi petualangan rasa bagi para penikmat kopi dari banyak tempat," ujarnya. "Makanya, saya memilih menjadi kurator rumah-rumah sangrai."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus