BILA hari basah oleh hujan, dan terdengar teriakan, "Kuuuurrrrrrrrr . . . ai lap yuuuuuuuuuuuu !" berhamburanlah orang-orang ke luar rumah. Di Bandung, tempatnya. Mang Uu', setiap petang, meninggalkan rumahnya di Gang Sukalaksana, lalu berkeliling di perkampungan sekitar Rumah Sakit Hasan Sadikin, Jalan Tenteram, dan Jalan Kaum Cipaganti, hingga pukul 10 malam. Pundaknya dibebani pikulan - yang dibawanya sambil setengah berlari. Isinya: berbagai penganan dalam kotak kaca di satu sisi, sedang di sisi lain sedandang bajigur. Sudah lima tahun, lelaki 30 tahun itu menjajakan minuman dari santan dan gula jawa itu. Namun, seperti dagangan tukang bajigur lain, jualannya seret. "Paling sehari cuma untung seribu-dua ribu, Den," ujarnya. Untunglah, di sekitar kediamannya banyak mahasiswa tinggal dan sering berkelakar dengan dia. Buah pergaulan itu, "Saya belajar speaking English little-little," kata Uu', yang lepas dari kelas II SD. Sejak ia memakai kalimat Inggris, jualan Uu' laku pesat - ia, yang kocak itu, dinanti-nanti pelanggannya. Kini dalam sehari ia bisa mengantungi untung bersih lebih dari Rp 5 ribu. Melihat keberhasilan itu, menurut Uu' beberapa tukang bajigur lain berusaha meniru - tapi gagal. "Soalnya, beda, atuh! Ini 'kan ai lap yu beneran, from Mang Uu'," kilahnya. Namun, tak urung ia khawatir juga dengan para pesaing. Buktinya: jenggot model Rhoma Irama dipiaranya sebagai ciri khas. Lalu huruf-huruf berbunyi: BAZIGURE I LOVE YOU ditulisnya di kotak kaca penganan, dengan kertas yang menyala bila kena sinar. "Kuuuurrrrrrrrr! .... ai lap yuuuuuuuuuuuu !"
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini