Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Torsten Frings Jerman
Memanfaatkan bola lemparan ke da-lam yang dilakukan Philipp Lahm, Tors-ten Frings merobek gawang Jose Poras wa-lau hanya memiliki ruang tembak sem-pit. Sensasi gol bertambah karena Frings saat itu berada cukup jauh, sekitar 25 meter dari gawang Kosta Rika.
Gol itu tak salah bercokol di pering-kat satu kandidat gol terbaik versi FIFA. Padahal Frings bukan spesialis pen-cetak gol. Dari 54 penampilannya ber-sama Jerman, Kapten tim Wender Bremen ini baru mencetak delapan gol.
Pemain berusia 30 tahun ini per-tama kali membela Jerman dalam pertan-dingan persahabatan melawan Prancis, li-ma tahun silam. Penampilannya yang kon-sisten membuat pelatih Rudi Voeller mem-percayainya sebagai pendamping Michael Ballack di lini tengah, pada Piala Dunia 2002. Sejak itu, ia selalu jadi pilihan utama.
Frings mengawali karier profesio-nal-nya bersama Alemannia Aachen pa-da 1994, sebelum bergabung dengan Wen-der Bremen pada 1997. Sempat pindah ke Borussia Dortmund dan Bayern Muen-chen, musim lalu Frings kembali ke Bremen.
Philipp Lahm Jerman
Pertandingan Jerman versus Kosta Rika, yang berakhir dengan skor 4-2, membuat Philipp Lahm masuk kandidat pencetak gol terbaik. Gol pembuka Jerman yang dicetak Lahm sungguh tidak terduga. Menggiring bola dari sektor kanan pertahanan lawan, Lahm ber-hasil melewati seorang pemain belakang Kosta Rika.
Tepat di sudut garis 16 meter, Lahm me-lepas tembakan diagonal melambung ke tiang jauh. Bola menghantam bagian dalam tiang dan bersarang di ja-la Jose Poras. Lahm pun mencatatkan diri sebagai pencetak gol pertama di Piala Dunia 2006.
Lahm, 23 tahun, sejatinya adalah pemain belakang. Hanya sesekali ia membantu serangan melalui sayap kiri. Pemain Muenchen ini pertama kali dipanggil pelatih Juergen Klinsman pada 18 Februari 2004, ketika Jerman menghadapi Kroasia.
Gol ke gawang Kosta Rika adalah yang kedua bagi Lahm dari 20 kali mem-bela negaranya. Saat ini, Lahm merupakan aset Muenchen, setelah sempat dipinjamkan ke Stuttgart selama dua musim, 2003-2005.
Tomas Rosicky Cek
Ketika Pavel Nedved, yang biasa me-lakukan tembakan jarak jauh, mulai me-nua, giliran Tomas Rosicky tam-pil penuh tenaga. Pemain Re-pu-blik Cek ber-usia 25 tahun ini mencetak sebuah gol dari jarak 25 meter ketika menghadapi Amerika Serikat, sekaligus menggandakan kemenangan timnya menjadi 2-0.
Gol di menit ke-36 itu ia lesakkan se-telah memanfaatkan bola um-pan ta-rik Nedved, yang disapu pemain bela-kang Amerika, Eddie Pope. Bola jatuh di kaki Rosicky. Setelah mengontrol bo-la sejenak dan mendapat ruang tembak, Rosicky mencetak gol pertamanya di Piala Dunia.
Dalam polling gol FIFA, tendang-an Ro-sicky menempati peringkat ke-tiga setelah Frings dan Lahm. Rosicky, yang musim depan bergabung dengan Ar-senal—setelah lima musim bersama Be-ros-sia Dortmund—juga mencetak sa-tu gol tambahan sehingga mem-bawa timnya menang 3-0. Partai melawan Amerika merupakan laga ke-56 Ro-sicky bersama Cek sejak 2000. Ia men-cetak total 17 gol, termasuk tujuh gol pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2006. Di tingkat klub, Rosicky mencetak 27 gol dari 150 penampilan.
Ziad Jaziri Tunisia
Pertandingan Tunisia melawan Arab Saudi diwarnai gol indah Ziad Jaziri, 28 tahun, di menit 23. Bola tendangan bebas dari sisi kiri pertahanan Arab Saudi tak dapat dihalau pemain belakang, Ridha Tukar. Bola melayang setinggi dada ke arah Jaziri. Tanpa menunggu lebih lama, pemain klub Troyes, Prancis, itu menggunting bola di udara.
Tendangan voli yang keras menerobos pemain Arab Saudi yang bergerombol di depan gawang. Kiper Mabrouk Zaid hanya berdiri menatap bola yang bersarang di jalanya, 1-0 buat tim berjuluk Elang dari Kartago itu.
”Inilah gol paling spektakuler,” kata Rodrigo Kenton, anggota tim studi teknis FIFA. Selain mencetak gol indah, Jaziri juga menjadi arsitek terciptanya gol kedua, yang menyelamatkan satu poin buat Tunisia. Saat kedudukan 2-1 untuk Arab, dan memasuki injury time, ia mengirim umpan matang kepada Radhi Jaidi yang meneruskan bola de-ngan tandukan ke gawang lawan. Satu gol dan satu umpan matang membuat Ja-ziri, pemain kelahiran 12 Juli 1978, ter-pilih sebagai pemain terbaik di laga an-tara dua negara Arab itu.
Fernando Torres Spanyol
Mendominasi lapangan dan u-nggul 3-0 sejak awal-awal babak kedua me-lawan Ukraina, para pemain S-panyol makin bebas berkreasi di lapang-an. Apalagi Ukraina semakin loyo. Saat i-tu-lah satu gol lagi tercipta dengan indah bagi tim matador, sekaligus menggenapkan skor menjadi 4-0.
Gol itu dilesakkan Fernando To-rres pada menit ke-81. Tapi pemain bela-kang Carles Puyol berperan besar ba-gi terciptanya gol itu. Puyol membawa bola dari tengah lapangan, mele-wati seorang pemain lawan dan mengum-pan ke Raul Gonzales. Dengan satu sen-tuh-an Raul mengembalikan bola ke Puyol, lalu disodorkan ke Torres yang menyambut dengan tendangan datar first time menembus pojok kanan gawang Oleksandr Shovkovsky.
Pertandingan di Grup H itu merupa-kan penampilan perdana Torres di Pia-la Dunia. Pemain kelahiran 20 Maret 1984 itu masuk tim nasional senior sejak 2003. Dari 32 pertandingan, ia sudah mengemas 13 gol. Kenangan buruk pada Piala Eropa 2004 tampaknya menjadi cambuk bagi Torres untuk tampil lebih baik kali ini. Dua tahun lalu, Torres gagal mencetak gol dalam tiga pertandingan. Di Jerman, dalam dua laga perdana, Torres telah membukukan tiga gol.
Esteban Cambiasso Argentina
Gol Esteban Cambiasso me-rupakan buah kerja sama tim yang sempurna. Umpan-umpan pendek yang diperaga-kan pemain Argentina dari lapangan tengah membawa bola mendekati kotak penalti Serbia dan Montenegro.
Pemain berusia 26 tahun itu menerima bola dan langsung mengumpan kepada Hernan Crespo yang berada di da-lam kotak penalti. Tanpa me-ngontrol bola, pemain Chelsea ini menyo-dorkan kembali bola dengan tumit kepada Cambiasso, yang sudah berlari ke d-epan g-awang tanpa pengawalan. Ki-per Dragoslav Jevric tak sempat me-lompat untuk menyelamatkan gawangnya. Skor berubah 2-0 untuk Argentina.
Gol tersebut menjadi pelipur ke-cewa Cambiasso yang gagal masuk skuad A-rgentina pada Piala Dunia 2002. P-emain kelahiran 18 Agustus 1980 ini pertama kali memperkuat tim nasio-nal keti-ka Argentina menghadapi M-eksi-ko akhir 2000. Selama 24 kali membela tim n-asional berjuluk Albicelestes itu, Cam-biasso baru mencetak dua gol. Maklum, ia adalah pemain tengah yang bertugas menghadang serangan la-wan sebelum memasuki daerah pertahan-an timnya.
Bakari Kone Pantai Gading
Berlari secepat angin, melewati satu atau dua pemain lawan, menendang bola sekuat tenaga lalu jatuh bergu-ling. Begitu ciri khas para pemain Afrika. Aksi itu pula yang dilakukan Bakari Kone dari Pantai Gading ketika menghadapi Belanda pada pertanding-an Grup C, dua pekan lalu.
Kone berlari dengan arah diagonal dari tengah lapangan ke arah kiri pertahanan lawan, melewati dua pemain belakang lawan, lalu menembak bola sebelum memasuki kotak penalti. Bola bersarang di sudut kanan atas gawang Edwin van der Sar, sedang Kone terpelanting di lapangan.
Piala dunia telah mengatrol nama Kone, 25 tahun. Sebelumnya, Kone h-anyalah anggota klub divisi dua liga Inggris, FC Lorient, sebelum pindah ke OGC Nice mulai 2005. Di klubnya ini, Kone hanya mencetak empat gol dari 24 penampilan. Jumlah gol yang sama juga ia lesakkan bagi The Elephants—julukan tim nasional Pantai Gading—dari 18 kali penampilan sejak 2004.
Sayang, Kone tak bisa lagi mempertontonkan tembakan kerasnya di Jerman. Pantai Gading gagal maju ke pu-taran kedua setelah kalah 1-2 dari Argentina dan Belanda.
Joe Cole Inggris
Joe Cole mencetak gol terbaik bagi Inggris di Piala Dunia kali ini. Sebuan tendangan melambung dari jarak 30 meter menerobos jala gawang Swe-dia, tanpa dapat dihalau kiper Andreas Isaksson, pada pertandingan penutup Grup B, pekan lalu.
Pemain berusia 25 tahun itu menerima bola dari sisi kanan pertahanan lawan, kemudian mengontrol dengan dada sebelum mengirim tendangan ke p-ojok kiri gawang Swedia. Isaksson masih bi-sa menepis bola, tapi tak mampu meng-ubah arah bola ke luar gawang.
Inggris mengawali pertandingan de-ngan serangan beruntun. Cole dan Frank Lampard berulang kali mem-bombardir gawang Isaksson dari luar kotak penalti. Menit ke-34 serangan itu berbuah hasil melalui tendangan jarak jauh Cole. Dari 35 tampil membela Inggris sejak enam tahun silam, itulah gol keenamnya. Cole memulai karier profesionalnya bersama West Ham Uni-ted musim 1998-1999. Lima tahun kemudian, ia hijrah ke Chelsea.
Adek Media Roza
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo