Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jauh hari sebelum bom mengguncang di Hotel Marriott dan Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, polisi sudah menangkap gelagat kemungkinan adanya ledakan bom. Bahkan, sehari sebelum bom meledak, tim Gegana Kepolisian memeriksa kantor Komisi Pemberantasan Korupsi menyusul adanya ancaman bom lewat telepon. Tapi, seperti enam tahun silam, di tempat yang sama, polisi kembali kalah cepat.
Dari Bursa ke Kuningan
Sejak 2000, lebih dari 20 ledakan bom terjadi di Tanah Air. Peristiwa bom Bali pada 2002 merupakan yang paling banyak merenggut korban. Berikut ini sebagian ledakan bom yang terjadi sepanjang sepuluh tahun ini.
2000
13 September: Bom Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia)
Tewas: 10, Luka: 90
2002
12 Oktober: Tiga ledakan di Legian, Bali
Tewas: 202, Luka: 300
2003
5 Agustus: Bom Marriott
Tewas: 11, Luka: 152
2004
9 September: Bom meledak di depan Kedutaan Besar Australia
Tewas: 5, Luka: 180
2005
21 Maret: Bom Bali II, dua bom meledakkan dua kafe di Bali
Tewas: 22, Luka: 102
25 Maret 2009:
Polisi menerima pesan pendek lewat nomor 1717, berisi ancaman ledakan bom di gedung MPR/DPR.
4 Mei 2009:
Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan, menerima ancaman ledakan bom.
30 Juni 2009:
Teror bom dialamatkan ke kantor PT Utama Taksi di Kelurahan Tondo, Kecamatan Palu Utara.
14 Juli 2009:
Detasemen Khusus 88 Antiteror menemukan dua bom rakitan siap meledak di Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap, Jawa Tengah. Temuan ini diduga berkaitan dengan Noor Din M. Top.
16 Juli 2009:
Komisi Pemberantasan Korupsi menerima ancaman bom. Setelah polisi melakukan penyisiran, tidak ditemukan bom.
2009
17 Juli: Bom meledak di Hotel Ritz-Carlton dan JW Marriott, Kuningan, Jakarta
Tewas: 9
Luka: 62
Institut Kebijakan Strategis Australia dan Institut Internasional untuk Upaya Perdamaian merilis laporan yang menyebutkan ancaman bom seperti bom Bali 2002 terus meningkat setelah beberapa anggota Jamaah Islamiyah bebas dari penjara.
Modus
Ketatnya penjagaan pintu masuk, dan batas terdekat mobil sekitar seratus meter dari lobi, membuat pelaku meledakkan bomnya dari dalam. Ini tak seperti ledakan pada 2003, ketika pelaku menggunakan bom mobil di depan lobi.
Pelaku diduga menginap di kamar 1808 sejak 15 Juli. Pemesan atas nama Inisial salah satunya Nurdin Azis.
Di kamar itulah pelaku menyiapkan bom. Selama dua hari, pelaku membawa bom secara bertahap.
Kepala Divisi Humas Markas Besar Kepolisian Indonesia Inspektur Jenderal Nanan Soekarna mengatakan kamar itu dijadikan posko.
Polisi menemukan satu bom aktif jenis black powder berdaya ledak lemah di kamar ini. Diperkirakan mirip dengan bom yang diledakkan.
Ledakan Pertama
Terjadi pada pukul 07.47 WIB di JW Marriott. Diduga pelaku bom bunuh diri ini adalah Nurdin Azis, penghuni kamar 1808.
”Tiba-tiba terdengar ledakan. Saya bersama suami dan satu orang lain terjebak selama setengah jam di dalam lift antara lantai 1 dan 2. Begitu keluar, saya mendapati plafon hotel runtuh. Bau sangit pun menusuk hidung. Suami saya terluka dan dirawat.”
I Gusti Ayu Darsini, 63 tahun, tamu hotel
”Saya mendengar ledakan, tiba-tiba merah semua, lantas gelap. Tadinya saya pikir lampu mati. Saya pikir saya buta. Dan saya dengar ada orang teriak-teriak, ”I can’t see!” Dan memang kondisinya gelap sekali. Setelah mulai kelihatan remang-remang, ada cahaya, saya baru bisa jalan. Saya berhasil keluar. Saya sampai pinggir jalan.”
Noke Kiroyan, 63 tahun, tamu restoran
"Saya sedang lari pagi sekitar pukul 07.45. Saya dikejutkan ledakan di JW Marriott. Ledakannya kencang sekali. Saya lalu lari ke arah Ritz-Carlton. Ada ledakan lagi. Yang saya tahu, ada empat warga asing dibawa dari Marriott. Remuk dan gosong."
Alex Asmasoebrata, 58 tahun, warga di dekat hotel
”Semua orang berhamburan. Saya melihat orang terlempar menabrak kaca."
Chandra, Petugas keamanan Bellagio Mansion
Ledakan Kedua
Di Ritz-Carlton pada 07.57 WIB. Polisi yakin ini aksi bom bunuh diri. Ditemukan satu kepala orang yang diduga kuat merupakan pelaku bom bunuh diri.
Pintu Masuk
JW Marriott
Ritz-Carlton
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo