Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Di antara reruntuhan puing dan mayat-mayat yang berserakan di Kuta, Bali, lahir sebuah luka besar yang menganga. Tetapi di antara rasa sakit itu, di tengah reruntuhan dan kehancuran 12 Oktober itu, lahir pula sosok besar dalam tubuh bernama Haji Bambang Agus Priyanto. Dia tak sengaja lahir, karena dia tak berpretensi ingin dilahirkan di tengah sebuah tragedi besar. Dia muncul begitu saja di antara kobaran api, setelah bom menggelegar yang menghancurkan 186 nyawa itu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo