Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Lidahnya putus

Saropah dirawat di rumah sakit karena lidahnya putus digigit suaminya ketika sedang bercumbu silat lidah dengan suaminya.(ina)

9 Juni 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERCUMBU dengan istri pun, ternyata, harus tahu batas. Kalau tidak, bukan puncak kenikmatan yang didapat, tapi malapetaka. Pasangan Sumari, 25, dan istrinya Saropah, 19, contohnya. Pasangan muda itu, ceritanya, 19 Mei lalu hendak menghabiskan malam Minggu di rumah Maeran, orangtua Saropah. Begitu lepas isya, keduanya masuk kamar. Tengah malam, penduduk Kampung Geblokan, Desa Sudimoroharjo, Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur, itu tiba-tiba terkejut karena Saropah berteriak kesakitan. Dalam sekejap rumah Maeran penuh orang. Mereka menyaksikan Saropah berguling-guling di tempat tidur sambil mengerang kesakitan. Dari mulutnya keluar darah. Semua menduga, ia dipatuk ular. Di kampung yang dikelilingi hutan jati itu terkadang memang ada ular nyelonong masuk rumah. Ia segera dilarikan ke rumah sakit umum Madiun, yang berjarak 30 km. Tapi ketika tahu duduk soalnya, semua hanya bisa senyum dikulum. Saropah ternyata bukan dipagut ular. Ia telah menjadi "korban" cumbuan maut suaminya sendiri. Malam itu, 19 Mei lalu, Sumari rupanya tengah mencoba cara baru: main bersilat lidah. Sewaktu hampir mencapai klimaks, tanpa sadar, Sumari menggigit ujung lidah istrinya sampai putus dua senti. "Saya sudah kepingin punya anak," tuturnya malu-malu. Meski sudah dua tahun kawin, ia memang belum dikaruniai keturunan. Saropah lima hari dirawat di rumah sakit dan bila bicara kini agak sedikit pelo. Sumari sendiri sempat berurusan dengan polisi Wilangan. Semula, ia diduga melakukan penganiayaan. "Ternyata, cuma kecelakaan rumah tangga," ujar seorang petugas sambil tertawa. Maka, pengusutan pun terputus sampai di situ.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus