LIMA warga negara Indonesia (WNI) diduga menjadi pelaku pengeboman di Davao City, Filipina Selatan, 2 April lalu. Meski merasa yakin pelakunya WNI, pemerintah Filipina dan Polri belum melansir nama kelima penteror.
Pekan lalu, Kepala Intelijen Polisi Filipina, Robert Delfin, mengatakan kelima terduga pengeboman masih dikejar oleh pihaknya. Mereka diyakini terkait dengan jaringan Jamaah Islamiyah dan pernah terlihat melatih kaum militan Mindanao. Dua di antaranya dikatakan terlihat di pinggiran Davao, beberapa hari sebelum bom meleduk dan menewaskan 16 orang.
Tentang dugaan keterlibatan mereka, Kapolri Jenderal Pol. Da’i Bachtiar mengatakan, ”Itu baru informasi intelijen yang kita peroleh dari Filipina.” Pihaknya akan terus berkoordinasi untuk memastikan apakah informasi intelijen itu dapat mengarahkan Polri menemukan fakta-faktanya di lapangan, khususnya di Indonesia.
Da’i mengaku, polisi telah mengkonfirmasi informasi tersebut kepada para tersangka kasus peledakan bom di Tanah Air, tapi hasilnya masih nihil. ”Mereka tidak mengenal nama-nama itu,” kata Kapolri seusai mengikuti sidang kabinet di Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis pekan kemarin.
Polri akan mencocokkan data intelijen Filipina itu dengan hasil penyelidikan di Indonesia.
Adi Prasetya, Dwi Arjanto, Adi Mawardi, Rofiqi Hasan (Tempo News Room)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini