Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

LIPI: Ubur-ubur Teluk Jakarta Lebih Berbahaya Ketimbang di Ancol

Peneliti Plankton Laut Puslit Oseanografi LIPI Arief Rahman mengungkap ledakan populasi ubur-ubur lain di Teluk Jakarta.

20 Oktober 2018 | 18.30 WIB

Ubur-ubur Chrysaora. wikiedia.org
Perbesar
Ubur-ubur Chrysaora. wikiedia.org

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Plankton Laut Puslit Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Arief Rahman mengungkap ledakan populasi ubur-ubur lain di Teluk Jakarta. Sebelumnya, warga Jakarta dikejutkan dengan serbuan ubur-ubur di Pantai Ancol selama sepekan ini.

Baca: Fenomena Ubur-ubur di Pantai Ancol, Ini Penjelasan Peneliti LIPI

Temuan ubur-ubur itu diungkapkan Arief dalam sebuah seminar mengenal ubur-ubur yang digelar Taman Impian Jaya Ancol di Seaworld, Sabtu 20 Oktober 2018.  

Arief menyebut populasi ubur-ubur yang saat ini meledak di perairan Teluk Jakarta berjenis Chrysaora sp. dan Aurelia aurita.

Ubur-ubur jenis chrysaora disebut memiliki efek sengatan yang tinggi seperti sensasi seperti kulit terbakar dan bengkak. "Tapi memang posisi mereka tidak ditemukan di sisi pantai Ancol," kata Arief, Sabtu.

Ubur-ubur aurelia aurita. pixabay.com

Menurut Arief, ubur-ubur yang muncul di Pantai Ancol adalah spesies Phyllorhiza atau spotted jelly dan Catostylus atau jelly blubber.

Arief menuturkan, kedua jenis ubur-ubur itu memiliki sel penyengat. Namun, efeknya tergolong lemah. "Hanya gatal-gatal dan merah-merah," kata Arief di Seaworld Ancol, Sabtu, 20 Oktober 2018.

Hingga saat ini, Arief belum bisa memastikan sebab munculnya ubur-ubur di pantai Ancol. Dia berujar, LIPI masih mengolah data dan sampel air laut serta melakukan simulasi ilmiah ihwal fenomena kemunculan ubur-ubur di Ancol.

Baca: Taman Impian Jaya Ancol Minta LIPI Teliti Ubur-ubur yang Bermunculan di Pantai Ancol

Beberapa hipotesia sebab kemunculan ubur-ubur,  di antaranya faktor makanan di pantai Ancol, perubahan cuaca dan iklim, atau pantai tersebut merupakan lokasi berkembang biak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus