Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Lomba telur basa-basi

Salah satu acara festival masakan jawa timur ada- lah lomba menggoreng telur di antara petinggi dae- rah itu. juara pertama trimaryono, kedua pangdam hartono, ketiga danlantamal,keempat warsitorasman.

14 September 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TELUR di tangan pejabat bisa bagus bisa hangus. Inilah sebagian acara dalam Festival Masakan Jawa Timur, di Candi Taman, Surabaya Plaza, akhir Agustus lalu. Rangkaian Expo 1991 itu bertujuan mengangkat profil Jawa Timur melalui keberagaman masakan. Dan salah satu acaranya adalah lomba menggoreng telur di antara para petinggi daerah itu. Pesertanya, Gubernur Jawa Timur, Pangdam, Kapolda, Panglima Armada Timur, Komandan Kodik AL, Danlantamal, bekas Wagub Kesra, Wagub Ekbang, dan Ketua DPD I Golkar Jawa Timur. Lomba tersebut dibagi menjadi dua gelombang, karena tempatnya hanya bisa untuk tujuh orang. Juri terdiri dari penjual dawet, bakwan, dan makanan kecil di Pasar Blauran Surabaya. Mereka itu Riyanti, 45 tahun, Mariyani, 40 tahun, dan Marchumah, 50 tahun. Dugaan mereka, peserta lomba bakal menampilkan kebolehan menggoreng ceplok atau telur mata sapi. "Sekarang orang asal menggoreng saja. Telur dimasukkan wajan, diberi garam, sudah," ujar Mariyani. Akibatnya, bisa kuning telurnya yang tidak matang, atau putihnya yang gosong. Yang benar, menurut Mariyani, goreng kuning telur lebih dahulu hingga setengah matang, baru putihnya dimasukkan dan diberi garam. Apinya pun harus kecil dan minyak goreng sekitar satu sendok makan saja. "Hasilnya pasti ayu," kata Riyanti pada Bina Bektiati dari TEMPO. "Itu cara kuno, Jeng. Orang sekarang kan tidak sabar," tambah Marchumah. Mereka yakin, cara menggoreng ceplok itu langka yang tahu. Sekitar pukul empat sore acara dimulai. Di arena lomba sebuah meja panjang disiapkan dengan taplak putih rumbai-rumbai batik. Tujuh kuali bertengger di atas kompor gas. Perangkat lain, minyak goreng, enam butir telur, garam halus, dan merica. Juga sepiring irisan tomat, ketimun, daun seledri, dan semangkuk potongan jamur. Ketika lomba akan dimulai, panitia mengumumkan perubahan: karena para pejabat tak bisa menggoreng telur mata sapi, acara diganti menggoreng telur dadar. Juri tak bisa berkutik. Penonton berjubel, hingga para pejabat kikuk juga. Malahan Gubernur Soelarso sudah mulai masak, padahal belum ada aba-aba dari panitia. Dan Nyonya Soelarso sibuk sebagai juru bisik agar jangan kurang merica, atau garam jangan kebanyakan. Akhirnya, gorengan telur Soelarso kehangusan. "Itu telur untuk rakyat, Pak," seorang penonton nyeletuk. Meski hanya menggoreng telur, ternyata bapak-bapak itu lumayan repotnya. Sambil mengaduk-aduk, ada yang menoleh ke kiri dan ke kanan, melihat apa yang dilakukan sebelahnya. Ada yang tumpah minyaknya, ada pula telurnya lengket di penggorengan. Juga, ada bapak tak kenal namanya bawang merah. Setelah menit-menit yang hiruk-pikuk itu, lomba selesai. Telur ditata peserta di piring. Itu ditaruh berjajar di sebuah meja. Pemandangannya ingar-bingar. Sebab, ada yang terlalu banyak sayur, hingga telurnya tenggelam. Ada yang memperlakukan jamur cuma sebagai hiasan. Juri sibuk menilai, dan bingung. Sebab, panitia nimbrung memberi komentar. "Masa, punya Pak Said bagus begini nggak menang?" tanya seorang panitia kepada juri. "Memang bentuknya bagus, tapi tadi telurnya banyak yang tumpah," sahut Mariyani. "Juri jangan diganggu, dong," celetuk seseorang. Akhirnya, juri sepakat menobatkan sang pemenang. Yang pertama bekas Wagub Kesra Trimaryono, kedua Pangdam Hartono, ketiga Danlantamal, dan keempat Wagub Ekbang Warsitorasman. Belum dianggap afdol, maka panitia mengumumkan sendiri pemenang dengan penyajian terbaik, yaitu Said, Ketua DPD Golkar Jawa Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus