Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ARIFIN Arpan terpincang-pincang keluar dari kamarnya. Tangan Bupati Tapin, Kalimantan Selatan, itu menenteng beberapa kantong plastik berisi obat-obatan. Segepok obat ia sodorkan kepada Fajarudin Noor, petugas kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Tapin.
Fajar biasa dipanggil ke rumah Arifin untuk mengecek kesehatan orang nomor satu di Kabupaten Tapin tersebut. Rabu malam tiga pekan lalu, Arifin meminta Fajar memeriksa kadar gula darah, kolesterol, asam urat, dan tekanan darah. Sepanjang hari, Arifin merasakan sakit di sendi kaki kiri.
Fajar mulai mengoperasikan alat pengukur kesehatan. Hasilnya, semua di atas ambang batas. Fajar curiga makanan dan minuman yang dikonsumsi Arifin. "Bapak berapa kali minum kopi?" kata Fajar. Arifin menengadahkan kepala menatap langit-langit rumah, berusaha mengingat. "Tiga kali," ujar Arifin. Fajar tersenyum. Ia mengingatkan Arifin hanya boleh minum kopi satu cangkir per hari, mengontrol ketat konsumsi nasi, plus beristirahat yang cukup.
Arifin menggeleng. Ia sulit mencuri-curi waktu untuk beristirahat karena Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapin periode 2008-2013 itu lebih suka berkeliling. Setidaknya satu pekan sekali ia menggelar safari Jumat. Bupati yang didukung Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa ini biasa mendatangi masjid di Tapin untuk berdialog. Temanya apa saja. "Bisa soal kesehatan, pertanian, atau lingkungan," katanya.
Di luar safari Jumat, Arifin getol berkeliling menemui penduduk. Pada Selasa tiga pekan lalu, setelah menerima pihak PT PLN (Persero) pada pagi hari, Arifin buru-buru meninggalkan kantor menuju Sungai Lokbuntar. Di sana ia mengikuti acara penanaman pohon. Penghijauan hutan merupakan salah satu program utama Arifin, yang terpilih pada 2013.
Siang itu Arifin menanam bibit bambu, bintaro, dan beberapa jenis tanaman lain. Program penanaman pohon itu merupakan kegiatan dari corporate social responsibility (CSR) PT Antang Gunung Meratus, perusahaan tambang batu bara. Lahan penghijauan yang mencapai 90 hektare disiapkan sebagai rumah bekantan. "Saya ingin Tapin kembali hijau," kata Arifin.
Penanaman pohon berlangsung sekitar tiga jam. Acara ditutup dengan makan siang. Duduk beralas ubin kayu, Arifin bersenda-gurau membaur dengan sejumlah peserta. Pria kelahiran Binuang, Tapin, 61 tahun silam itu berpamitan saat matahari mulai terik.
Arifin memilih tak balik ke kantor. Mengendarai Toyota Innova lama, ia menemui petani di Desa Harapan Masa, Kecamatan Tapin Selatan. Pria yang memulai karier sebagai pegawai negeri di Kabupaten Tapin ini menyapa dan berdiskusi dengan para petani yang tengah menyiapkan masa tanam padi.
Dari Desa Harapan Masa, suami Ratna Ellyani itu menemui petani bawang merah di Kampung Pampain, Desa Sabah, Kecamatan Bungur. Bawang adalah komoditas baru di Tapin. Jenis tanaman bumbu ini menjadi primadona sejak Arifin menjabat Bupati Tapin.
l l l
PERTANIAN menjadi prioritas utama Arifin Arpan. Sebagai anak penyuluh pertanian, ia getol memantau perkembangan produksi agraria di daerahnya. Ayah tiga anak ini pasang target: luas area tanam di Tapin bisa mencapai 83 ribu hektare tahun ini. Angka ini jauh di atas luas lahan pertanian yang hanya 63 ribu hektare. Untuk mencapai target itu, Arifin mewanti-wanti agar tidak ada konversi lahan pertanian menjadi permukiman. "Masa tanam harus bisa dua-tiga kali," tuturnya.
Muhammad Ayan, petani di Desa Pandulangan, Kecamatan Tapin Tengah, menyebutkan petani kini menanam padi dua kali dalam satu tahun. Sebelumnya, mayoritas petani di Pandulangan menanam padi satu kali dalam satu tahun karena jenis sawahnya merupakan sawah tadah hujan. Padi lokal di desa itu juga membutuhkan masa panen hingga delapan bulan.
Untuk menyukseskan produksi padi, Arifin giat membangun jalan. Pembangunan jalan di area pertanian membuat petani lebih mudah mengangkut pupuk, memindahkan alat dan mesin pertanian, serta mengangkut hasil panen. Rata-rata panen di Pandulangan kini mencapai 9-10 ton per hektare. Angka ini tergolong tinggi di Tapin.
Dinas Pertanian Tapin juga berhasil mendidik petani mengubah lahan bantat menjadi subur. Contohnya di Desa Harapan Masa, Kecamatan Tapin Selatan; Desa Sabah, Kecamatan Bungur; dan Desa Parandakan, Kecamatan Lokpaikat. Kadar keasaman tanah di daerah ini sangat tinggi sehingga sulit digunakan sebagai lahan pertanian.
Tempo, yang menyusuri jalan di Desa Harapan Masa dan Sabah, menemukan banyak genangan air berwarna oranye di permukaan tanah. Menurut Wagini, salah satu pegawai di Dinas Pertanian, air itu berwarna oranye karena mengandung banyak zat besi, yang menyebabkan kadar keasaman tanah menjadi tinggi.
Di lahan yang asam ini, petani asli Tapin angkat tangan. Hanya petani pendatang yang berani mengadu nasib. Salah satunya Jaidi, 47 tahun, petani di Desa Harapan Masa. Masalahnya, menyuburkan tanah asam tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebagai modal bercocok tanam, Jaidi menghabiskan sembilan ekor sapi. Pada masa-masa awal, kata Jaidi, hasil panen sulit dijual. "Tidak ada yang mau membeli beras dari sini," kata ayah tiga anak ini.
Bertahun-tahun mengadu nasib, Jaidi belakangan menemukan kiat baru, yakni menaburkan kapur dan kotoran sapi ke permukaan lahan. Cara ini mampu menurunkan kadar keasaman tanah. Hasilnya, tanah bisa memproduksi padi hingga enam ton per hektare. Sebelumnya, ia hanya menghasilkan panen kurang dari satu kuintal per hektare.
Desa Harapan Masa dan Sabah kini menjadi sentra pertanian. Arifin menggelontorkan bantuan berupa traktor, mesin tanam, dan penggilingan untuk setiap kelompok tani. Ia juga menggenjot pembangunan jalan dan irigasi. "Petani dimanjakan dengan beragam bantuan," kata Wagimin, yang lebih dari dua dasawarsa menjadi penyuluh pertanian.
l l l
SUKSES dengan tanaman pangan, Arifin mencoba peruntungan dengan menanam bawang merah di atas lahan 35 hektare pada 2014. Rupanya Kementerian Pertanian menilai budi daya bawang merah di Tapin berhasil. Walhasil, pemerintah pusat menyuntikkan bantuan benih bawang merah. Dari tahun ke tahun, lahan pertanian bawang merah terus melonjak hingga menjadi 435 hektare tahun ini.
Wagimin mengatakan, kesuksesan Tapin mengembangkan bawang merah tak lepas dari terobosan Arifin, yang memberangkatkan 20 petani belajar ke Probolinggo, Jawa Timur; dan Brebes, Jawa Tengah. Arifin juga mendatangkan bibit organik dari Probolinggo.
Kepala Dinas Pertanian Masyraniansyah mendorong petani yang menjadi binaan Dinas Pertanian menanam bawang merah pada musim hujan. Biasanya mereka menanam bawang merah hanya pada musim kemarau. Menurut pria yang kerap dipanggil Uning ini, target produksi tidak akan tercapai bila hanya menanam bawang merah pada musim kemarau. Hasilnya? "Bawang merah ternyata tetap bisa panen," kata Uning.
Menurut Hasani, kunci sukses produksi bawang merah di Tapin adalah menjaga kelembapan selama pasca-panen. Petani bawang merah asal Banyuwangi, Jawa Timur, ini biasa menggantung bawang merah di langit-langit gubuk berukuran 50 meter persegi.
Hasani mengklaim rasa bawang merah yang ia hasilkan tak kalah gurih dengan bawang merah asal Palu, Sulawesi Tengah, yang sebelumnya membanjiri Tapin. "Kini Tapin punya bawang merah sendiri," katanya.
Arifin juga berhasil mengembangkan komoditas cabai. Dibudidayakan di Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah, ia mengklaim cabai Hiyung memiliki rasa lebih pedas ketimbang cabai biasa. Menurut Arifin, Institut Pertanian Bogor telah menguji varietas cabai Hiyung. Tahun ini dinas pertanian berencana mengembangkan cabai Hiyung di atas lahan 200 hektare.
Padi, bawang merah, dan cabai menjadi komoditas yang paling tersohor di Tapin dalam tiga tahun terakhir. Pertumbuhan produksi ketiga komoditas ini tumbuh signifikan.
Arifin mengklaim harga ketiga komoditas ini juga stabil karena warga Tapin menerapkan manajemen lumbung. Cabai dan bawang merah tidak perlu disimpan karena cepat ludes terserap pasar. Adapun beras yang tidak terserap pasar bisa disimpan di gudang yang dibangun pemerintah. Beras ini baru digelontorkan lagi saat harga beras mulai membaik. Selama beras disimpan di gudang, petani bisa mendapatkan pinjaman dana tunai dengan beras sebagai jaminan.
Atas keberhasilannya membangun ketahanan pangan, Arifin memperoleh penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara dari Presiden Joko Widodo pada Desember tahun lalu. Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Thohir, yang menjadi juri independen penghargaan tersebut, mengatakan Tapin-beserta lima daerah lainnya-terpilih karena mampu meningkatkan produksi sumber pangan. "Tanaman pangan di Tapin berkembang pesat," katanya.
Meski dianugerahi penghargaan, Arifin masih belum puas. Ia merasa masih ada setumpuk pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. "Soal kualitas pangan, Tapin masih tertinggal jauh," ucapnya.
Penilaian kurang memuaskan juga datang dari Firhansyah, Asisten Ombudsman Perwakilan Kalimantan Selatan. Menurut dia, Arifin kurang berpihak pada masyarakat saat berhadapan dengan perusahaan tambang. "Negara seolah-olah tidak hadir dan membiarkan perusahaan menindas hak warga Tapin," katanya.
Arifin menepis tudingan itu. Menurut dia, Kabupaten Tapin telah menerapkan moratorium izin usaha pertambangan. "Sejak saya menjabat, tidak ada izin baru," ujarnya.
Kabupaten Tapin
Ibu kota:
Kecamatan Rantau
Provinsi:
Kalimantan Selatan
luas:
2.700 kilometer persegi
Jumlah penduduk:
187 ribu jiwa
Program unggulan
Pertanian:
Kesehatan:
Pertambangan:
Infrastruktur:
Pangan:
Indeks Pembangunan Manusia (Persen) | ||||
2011 | 2012 | 2013 | 2014 | 2015 |
65.41 | 65.92 | 66.48 | 66.99 | 67.67 |
Tingkat Kemiskinan (Persen) | ||||
2011 | 2012 | 2013 | 2014 | 2015 |
0.13 | 0.08 | 0.05 | 0.06 | 0.08 |
Belanja Sektor Pertanian (Rp. Miliar) | ||||
2011 | 2012 | 2013 | 2014 | 2015 |
6.30 | 7.23 | 16.85 | 24.46 | 28.89 |
Perkembangan Produksi Pangan (TON) | ||
Padi | ||
2013 | 2014 | 2015 |
283.907 | 287.450 | 301.122 |
Bawang Merah | ||
2013 | 2014 | 2015 |
- | 111 | 125.4 |
Cabai Rawit | ||
2013 | 2014 | 2015 |
18.66 | 84.48 | 216.28 |
Sumber: Badan Pusat Statistik | Anugerah Pangan Nusantara
Bupati Tapin Kalimantan Selatan
Arifin Arpan
Tempat dan tanggal lahir:
Binuang, Tapin, 12 Februari 1955
Istri:
Ratna Ellyani
Anak:
3 (1 putri, 2 putra)
Partai pengusung:
Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Golkar
Riwayat pendidikan:
Riwayat pekerjaan:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo