Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Massa demo kontra Gubernur DKI Anies Baswedan dari Suara Rakyat Bersatu memilih pakaian serba hitam saat demo di depan gedung Balai Kota, Jakarta Pusat pada Selasa, 14 Januari 2020.
Koordinator massa, Sisca Rumondor, mengutarakan pihaknya berkabung melihat Jakarta dipimpin Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Makna lain pakaian serba hitam itu adalah kesedihan atas sejumlah orang yang meninggal akibat banjir.
"Kesuraman, menganggap Jakarta jadi lebih suram, itu yang kami tampilkan pakai baju hitam," kata Sisca saat dihubungi, Rabu, 15 Januari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Massa Suara Rakyat Bersatu menuntut Anies mundur dari jabatannya. Menurut Sisca, pihaknya menilai, Anies tak becus mengurus Ibu Kota. Program-program Anies dinilai tak bermanfaat bagi seluruh warga, tapi hanya dirasakan sekelompok orang. Puncak kemarahan warga, lanjut dia, adalah banjir yang melanda di awal tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena itulah, massa yang kontra Anies ini demo di depan Balai Kota. Rombongan Sisca harus bergeser ke Patung Arjuna Wijaya alias Patung Kuda agar tak bentrok dengan massa pro Anies yang sudah siaga di halaman Balai Kota. Situasi sempat memanas ketika dua kubu ini bertemu.
Sisca berujar, massa yang mendaftar ikut demo berasal dari Jakarta. Jumlahnya sekitar 500-600 orang yang 75 persen ibu-ibu. Dia menyebut keluh kesah massa telah tersampaikan meski lokasi demo harus pindah ke Patung Kuda. Ada beberapa ibu yang curhat menceritakan bencana banjir yang menimpa mereka.
"Itu mereka naik ada yang sampai mau nangis, bersyukur bisa memberikan keluh kesahnya di forum ini karena mereka juga bingung mau mengadu ke siapa, harta benda bagaimana," kata Sisca.
Demo massa yang menuntut Gubernur DKI Anies Baswedan turun ini dipicu banjir Jakarta pada 1 Januari 2020. Banyak pompa air yang ternyata rusak dan tak berfungsi sehingga gagal mencegah luapan sungai. Akibatnya, sejumlah titik di lima kota Jakarta terendam air. Hingga sepekan setelah banjir, masih ada titik tergenang di Jakarta Barat.