Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Mobil Mahesa yang memiliki nama resmi Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) telah siap diproduksi massal pada Januari 2019. Mahesa diproduksi oleh PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia (KMWI), perusahaan yang didirikan Sukiyat, inisiator mobil Esemka.
Baca: Geram Jokowi Dibully Soal Esemka, Sukiyat: Buat Mobil Tak Gampang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mahesa belakangan juga kerap dijuluki si kerbau besi dan menegaskan gambar kerbau sebagai logonya. “Mahesa itu kan maknanya kerbau, dan kerbau itu lambang pemerintahan yang agung, “ ujar Sukiyat, saat ditemui Tempo di Yogyakarta Jumat 14 September 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kerbau pada logo Mahesa itu, ujar Sukiyat juga sebagai simbol pencapaian tertinggi bagi masyarakat pedesaan. Warga desa yang penghasilannya berlebih akan memiliki banyak kerbau. Selain sebagai aset, banyaknya kerbau juga menunjukkan banyaknya sawah yang dimiliki. “Orang desa itu kalau berlebih ya punya kerbau, di bawahnya sedikit punya sapi, di bawahnya kambing, lalu ayam,” ujar Sukiyat.
Simak: Sukiyat Sebut Modal Produksi Mahesa Rp 1,5 Triliun, Investornya..Mobil AMMdes di GIIAS 2018. 3 Agustus 2018. TEMPO/Wisnu Andebar
Penggunaan logo kerbau pada mobil Mahesa menurut Sukiyat sudah sesuai karena mobil itu memang diproyeksikan untuk masyarakat pedesaan dan membantu aktivitas petani. “Pasar Mahesa terutama di daerah-daerah luar Jawa,” ujarnya.
Kelebihan mobil Mahesa itu menurut Sukiyat karena sifatnya yang multiguna. Satu alat bisa untuk semua kebutuhan petani. Spare part pun juga gampang dan akses untuk kredit juga akan mudah. “Kami kerjasama dengan PT. Astra International, jadi untuk pemasaran dan produksi relatif terjamin,” ujarnya.
Baca: Kisah Mobil Mahesa Menggunakan Mesin Traktor Buatan Yogyakarta
Untuk produksi Mahesa ini akan dipusatkan di pabriknya yang berada di Citeureup, Bogor; Cikarang – Bekasi; dan juga Klaten, Jawa Tengah.