Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Masalah Kesehatan Seksual yang Perlu Diwaspadai Wanita Paruh Baya

Masalah kesehatan seksual yang paling sering pada wanita paruh baya adalah berkurangnya libido sehingga merasa kurang tertarik pada seks.

28 Juli 2021 | 19.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi pasangan gagal bercinta. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Satu dari tiga wanita paruh baya atau dan satu dari dua wanita lansia memiliki masalah kesehatan seksual. Masalah yang paling umum adalah disfungsi seksual. Penyebab masalah mereka bisa fisik, psikologis, bahkan hormonal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Disfungsi seksual wanita adalah istilah umum untuk masalah terhambatnya kepuasan dari aktivitas seks. Ketika masalah ini menjadi berulang dan terus-menerus, kehidupan seks jadi terganggu dan menyebabkan kesulitan bagi perempuan itu dan pasangannya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Pink Villa, dokter spesialis kebidanan dan kandungan di India, Nimmi Mahajan, mengatakan, disfungsi seksual perempuan bentuknya bermacam-macam. Masalah yang paling sering adalah berkurangnya libido sehingga merasa kurang tertarik pada seks.

Selain itu, ketidakmampuan untuk terangsang secara fisik atau mempertahankan gairah selama aktivitas seksual. Perempuan paruh baya juga sering mengalami kesulitan mencapai klimaks seksual atau orgasme bahkan setelah rangsangan seksual yang cukup.

Masalah lain yang cukup sering ditemui adalah nyeri saat berhubungan seks, dispareunia dan vaginismus. Dispareunia dialami ketika perempuan mengalami rasa sakit yang luar biasa di area genital atau panggul selama hubungan seksual. Sementara, vaginismus terjadi ketika kejang otot vagina yang menyakitkan mencegah penetrasi.

Menurut Nimmi, gangguan kesehatan seksual ini disebabkan oleh kondisi berikut ini. 

1. Kondisi medis

Penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, penyakit hati atau ginjal dapat menyebabkan disfungsi seksual. Demikian pula, IMS atau infeksi vagina yang tidak diobati dan kondisi seperti endometriosis, atrofi vulvovaginal, atau lichen sclerosis juga dapat menyebabkan masalah seksual.

2. Psikologis

Penyebab psikologis biasanya dikaitkan dengan stres, kecemasan, atau depresi yang luar biasa. Memiliki konflik yang sering dengan pasangan atau trauma seksual masa lalu juga dapat menghambat kehidupan seks.

3. Ketidakseimbangan hormon

Adapun ketidakseimbangan hormon terjadi bersamaan dengan proses penuaan dan menopause. Saat itu terjadi, kadar estrogen terus menurun. Vagina menjadi kering dan gatal, dan dinding vagina menjadi lebih tipis dan kurang elastis sehingga seks menjadi menyakitkan dan tidak nyaman. Hilangnya estrogen juga mengurangi hasrat seksual dan kemampuan untuk terangsang.

4. Kehamilan

Kehamilan dan menyusui menyebabkan perubahan kadar hormon yang dikaitkan dengan kekeringan pada vagina dan mempengaruhi minat seksual. Trauma vagina seperti sayatan bedah yang dibuat untuk membantu persalinan dapat mengurangi keinginan melakukan aktivitas seksual.

5. Obat-obatan 

Mengkonsumsi obat-obatan seperti obat tekanan darah tinggi, antidepresan, obat antipsikotik, obat epilepsi, obat kanker, steroid dapat menyebabkan disfungsi seksual.

6. Foreplay tidak memadai 

Foreplay yang kurang sebelum penetrasi tidak akan menghasilkan pelumasan vagina yang cukup untuk melakukan aktivitas seksual. Ini dapat menyebabkan seks yang menyakitkan dan pada akhirnya menciptakan kurangnya keinginan untuk itu. 

Baca juga: 2 Tipe Wanita yang Memiliki Hasrat Seksual Rendah, Penyebabnya Sama

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus