Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Massa aksi 299 dari Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) bergerak dari markas Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) di Jalan Menteng Raya 58, Jakarta Pusat, menuju Patung Tani di Jalan Kwitang Raya.
Koordinator Aksi 299, Rahmat Himran, mengatakan “Antikomunisme” menjadi tema dari aksi di Patung Tani. “Tujuan aksi kami berfokus pada pencegahan bangkitnya komunisme gaya baru,” ujarnya.
Menurut Rahmat, FUIB memilih Patung Tani sebagai tempat aksi dengan alasan tersendiri. “Kami menganggap patung tersebut sebagai simbol komunisme,” katanya.
Penelusuran Tempo, Patung Tani dibangun ketika Presiden Sukarno berkuasa pada 1963. Nama asli Patung Tani adalah Patung Pahlawan, yang dibuat pematung Rusia, Matvey dan Ossip Manizer, sebagai hadiah dari pemerintah Uni Soviet atas persahabatannya dengan Indonesia.
Patung Tani terdiri atas patung lelaki bercelana pendek, kepala terlindungi caping, memegang senjata laras panjang, dan di pinggang terselip belati. Sementara patung perempuan berkebaya dan bersanggul sedang mengarahkan perbekalan makanan ke arah lelaki. Sedangkan lelakinya mengarahkan jari tangan kanannya ke arah makanan.
Pada prasasti Patung Tani tertulis, “Hanya Bangsa yang Dapat Menghargai Pahlawan-pahlawannya yang Dapat Menjadi Bangsa Besar.” Karena patung Pahlawan tersebut berfigur petani, publik lebih mengenalnya sebagai Patung Tani.
ADAM PRIREZA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini