Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Megawati Geram Media Sosial Penuh Kebohongan

Salah satu kebohongan atau hoax yang sampai saat ini beredar di media sosial, kata Megawati, hoax tentang identitas orang tua Presiden Jokowi.

15 November 2018 | 19.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (tengah) berfoto bersama kader PDIP saat peluncuran <i>tagline</i> dan atribut partai untuk kalangan milenial di kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis, 20 September 2018. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menilai saat ini begitu banyak ujaran kebencian dan berita bohong atau hoax di media sosial. Sehingga, menurut dia, sulit untuk memilah mana informasi yang benar dan mana yang salah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Permainan di medsos penuh kebohongan dan kebencian, banyak orang tidak bisa mengontrol otak mereka sendiri," kata Megawati dalam acara pembukaan sekolah calon anggota legislatif angkatan III di kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Jakarta pada Kamis, 15 November 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu kebohongan yang sampai saat ini beredar di media sosial, kata Megawati, hoax tentang identitas orang tua Presiden Joko Widodo atau Jokowi. "Ada yang mengatakan bahwa Pak Jokowi itu, bapaknya Cina. Saya bilang, dia (yang berbicara) udah enggak ada budi, pembohong, tidak bertanggung jawab," ujarnya.

Namun, kata Megawati, dia selalu mengingatkan kepada para kader PDIP untuk tidak melawan hoax dengan hoax pula. "Untuk apa kita melawan. Kita tahu itu omongan bohong, omongan kebencian. Nah sekarang tugas kalian memberi pencerahan kepada rakyat yang sekarang sedang dibodohi," ujarnya.

Megawati mengingatkan kepada para kader untuk bijak menggunakan sosial media dan menyampaikan pendapat dengan benar serta berdasarkan fakta dan data, bukan menghalalkan segala cara demi memenangkan pertarungan politik. "Kalau kita mau membangun demokrasi, ya demokasi yang bagus dong. Apakah ini kita berdemokrasi? No. No. Ini kan orang di-bully tanpa kehormatan," kata dia.

Menurut Megawati, harus banyak orang yang berani tampil dan berpendapat ke muka publik saat ini, bukan hanya menjadi orang yang berada di belakang layar. Terutama bagi para milineal. "So what milenial? Apakah kalian ini hanya akan menjadi manusia individual yang mementingkan diri tanpa rasa pride dan kehormatan? Tidak berani, ini dadaku. Mana dadamu? Ya sorry, itu pengecut namanya," ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus