Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Pola belajar siswa berubah setelah wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) melanda Indonesia.
Sistem pembelajaran jarak jauh membutuhkan perangkat teknologi, sehingga membutuhkan biaya tambahan.
Program HOME Children Learning Center bertujuan memenuhi kebutuhan anak untuk memperoleh pendidikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DEPOK - Pola belajar siswa berubah setelah wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) melanda Indonesia. Penyampaian materi pelajaran tidak lagi dilakukan secara tatap muka untuk menghindari penularan. Sebagai gantinya, guru menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh secara daring. Sistem ini membutuhkan perangkat teknologi, sehingga membutuhkan biaya tambahan. Tidak semua orang tua siswa mampu memenuhi kebutuhan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Akibat pandemi ini, banyak anak yang jadi stres dan orang tua juga bingung,” kata Manajer Public Relations Human Initiative, Ferdiansyah, kemarin. Human Initiative adalah lembaga nonpemerintah yang bergerak di bidang sosial. Organisasi ini digerakkan oleh relawan-relawan kemanusiaan.
Untuk membantu anak-anak yang kesulitan mengikuti pembelajaran jarak jauh, Human Initiative menggelar program Hug Opportunity Mentality Education (HOME) Children Learning Center. Program ini bertujuan memenuhi kebutuhan anak untuk memperoleh pendidikan. “Anak-anak (dari keluarga) kurang mampu ini butuh pendampingan,” kata Ferdiansyah, pekan lalu.
Lewat HOME Children Learning Center ini, kata Ferdi, fasilitator akan memberikan pelatihan kepada siswa maupun orang tua. Untuk siswa, misalnya, bisa seputar materi pelajaran atau cara meningkatkan soft skill dalam menggunakan perangkat komputer dan telepon seluler pintar. “Jadi, (HOME) ini semacam lembaga kursus tapi tidak dipungut biaya,” kata Ferdi.
Adapun untuk orang tua, fasilitator akan memberikan pendampingan agar orang tua memiliki kemampuan untuk menemani anak belajar. Bahkan fasilitator berupaya memberdayakan orang tua dalam memenuhi kebutuhan ekonomi lewat pelatihan kewirausahaan.
Peserta program ini dibatasi untuk siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama saja. Jumlahnya pun hanya dibatasi 10 anak selama enam bulan. Tujuan pembatasan ini semata untuk menjamin program itu bisa berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan. “Diprioritaskan anak-anak tidak mampu dan setiap enam bulan kami evaluasi,” kata Ferdi.
Human Initiative meluncurkan program HOME Children Learning Center pada 5 Oktober lalu. Program ini dijalankan di 16 lokasi, yaitu di Jakarta, Ambon, Bengkulu, Lampung, Bukittinggi, Padang, Pekanbaru, Bandung, Deli Serdang, Sleman, Purwokerto, Malang, Makasar, Balikpapan, Depok, dan Pulo Aceh.
Kepala Dinas Sosial Kota Depok Usman Haliyana mengatakan jumlah warga tidak mampu di Kota Depok sebanyak 78.065 keluarga dari total 2,4 juta penduduk. Data itu didasari catatan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Setelah masa pandemi, jumlah keluarga miskin bertambah sekitar 258 ribu keluarga. “Tapi kami kurang merinci berapa jumlah anak-anaknya yang masih bersekolah,” kata Usman.
Usman mengatakan sangat menghargai upaya Human Initiative yang turut membantu meringankan masyarakat. Apalagi saat ini pemerintah juga mulai kewalahan membantu warga yang terkena dampak pendemi Covid-19.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia Retno Listyarti mengapresiasi program yang digagas Human Initiative tersebut. Menurut dia, pada masa pandemi, anak-anak dari keluarga miskin pasti kesulitan mengikuti sistem pembelajaran jarak jauh. Jangankan untuk membeli perangkat ponsel pintar dan kuota Internet, untuk makan sehari-hari saja orang tua mereka kebingungan.
Retno berharap program bantuan bagi siswa miskin ini dapat digelar secara berkelanjutan. “Apalagi sasaran program bukan hanya siswa, tapi juga orang tuanya,” kata dia. “Niat baik ini patut diapresiasi.”
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Membantu Anak Tetap Bersekolah dari Rumah
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo