MEMOTONG binatang ternak, bukan sebuah berita. Tapi agak unik bila penduduk Desa Kutayasa, Kecamatan Bawang, Banjarnegara, Jawa Tengah, punya hari besar potong binatang. Rakyat di situ memang gemar beternak dan memakan daging kelinci. Karena itu, setiap Kamis (seminggu sekali, memang) mereka merayakan Hari Potong Kelinci. "Pada hari itu warga yang beternak kelinci diwajibkan makan daging kelinci bersama keluarga," ujar Sutopo Chandrayuda, kepala desa. Gagasan itu muncul setelah para warga berhasil dalam melaksanakan peternakan kelinci untuk meningkatkan gizi. Mula-mula, desa berpenduduk 1.640 jiwa itu mendapat sumbangan hewan itu sebanyak 328 ekor dari Yayasan Perbaikan Gizi Keluarga (Yapika), Bandung. Tapi, dalam waktu kurang dari dua tahun, populasi kelinci meningkat pesat.Jumlahnya sekarang sekitar 5.321 ekor -- di luar yang sudah dipotong, yang lebih dari 3.000 ekor. Setiap kk kemudian diberi Kartu Potong Kelinci (KPK) yang harus ditempel di dinding rumah -- sehingga kontrol lebih mudah. Juga diwajibkan menyetorkan kulit kelinci kepada petugas desa. "Jadi, jika ada yang tidak memotong, pasti ketahuan," kat Sutopo. Selain membuat gizi masyarakat lebih baik, kelinci-kelinci itu juga meningkatkan pendapatan penduduk. "Kami sudah bisa menjual kelinci ke Gunung Kidul, sebanyak 80 paket atau 320 ekor," ujar Sutopo. Tapi mengapa dipilih Kamis sebagai hari potong? "Karena hari Kamis merupakan hari komando pertama Presiden Soeharto, dalam menganjurkan masyarakat makan daging kelinci," tutur Pak Lurah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini