Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Larangan Makan Merital

Dua jenis obat penenang nomifensin merital 25 & merital 50 produksi hoechst ditarik dari peredaran. Bisa merontokan daya tahan tubuh, mirip AIDS. Di Indonesia, obat tersebut sudah tersebar luas.(ksh)

8 Maret 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MESKIPUN sudah setahun yang lalu ditemukan dampak samping obat penenang dengan nama generik nomifensine maleat, baru awal Februari lalu obat-obat jenis itu ditarik dari peredarannya di Indonesia. Produsennya, perusahaan industri obat kenamaan, Hoechst, mengirim surat kepada para dokter di Indonesia untuk tidak lagi menggunakan obatobat nomifensine. Dua jenis obat itu, yang tercatat dengan nama Merital 25 dan Merital 50, dinyatakan akan ditarik dengan segera. Dirjen POM Dr. Midian Sirait yang dihubungi pekan lalu membenarkan, Merital 25 dan Merital 50 ditarik dari peredaran oleh produsennya, dan Ditjen POM telah pula mengeluarkan larangan pengunaan obat-obat penenang yang terhitung cukup populer itu. "Sudah sejak dua minggu lalu, obat itu tidak boleh lagi digunakan," ujar Midian Sirait. "Bila suatu jenis obat cepat ditarik dari peredarannya, itu berarti mutu obat memang tidak begitu baik," ujar seorang ahli saraf yang tak mau disebutkan namanya. Ahli saraf itu menjelaskan, Merital 25 dan Merital 50 digunakan untuk mengobati depresi. Ukuran pemberiannya menurut anjuran produsen, 100 mililiter-200 mililiter per hari. "Tapi saya tak berani memberi sampai ukuran itu," katanya. Biasanya neurolog itu memberikan terpecah, khususnya Merital 25, yaitu 3 kali 25 mililiter dalam sehari. Sementara itu, Merital 50 jarang sekali digunakannya. "Ini buat yang depresi berat, umpamanya sampai mau bunuh diri saja," ujar ahli saraf itu. Namun, neurolog itu mengaku ia sudah lama tidak lagi menggunakan Merital 25 maupun 50. Dari literatur dan pemberitaan di jurnal kesehatan, ia mengetahui bahwa obat itu dikhawatirkan memiliki dampak samping yang cukup serius. Antara lain kekurangan darah merah, gangguan pada ginjal dan hati, serta merosotnya daya tahan tubuh - mirip AIDS. "Obat ini disebut mempunyai efek atrogenik, artinya mempunyai dampak samping bila dipakai dalam jumlah banyak dan terus-menerus," katanya. Dijelaskan pula, munculnya efek bergantung pada daya tahan pasien. Menurut guru besar farmakologi Universitas Indonesia, Prof. Iwan Darmansjah, sampai kini belum ada kasus efek samping pemakaian nomifensine di Indonesia. Namun, ujar Iwan, bukan berarti tidak ada. "Hanya tidak terdeteksi saja," katanya. Menurut Iwan dokter di Indonesia jarang benar-benar meneliti dampak samping obat. Karena itu, bila suatu obat mengakibatkan suatu penyakit, dampak samping itu sulit dibedakan dari penyakit biasa. "Sering kali gejalanya memang mirip dengan penyakit asli," katanya. Soal akibat samping nomifensine, Iwan memastikannya memang ada. Ia menjelaskan ini berdasar laporan British Committee of the Safety of Medicine, pada Juli 1985. "Dampak samping itu antara lain kerusakan sel-sel hati, kerusakan hematologis, juga reaksi-reaksi seperti influensa," kata Iwan, "Karena laporan itu, nomifensine ditarik di mana-mana, menghindari reaksi-reaksi lebih fatal." Dan Hoechst, yang ketika dihubungi TEMPO tak bersedia memberi keterangan, memang tak punya pilihan lain kecuali menarik produksinya. Betapapun, munculnya dampak samping itu menandakan tes klinis Merital 25 dan Merital 50 sebelumnya kurang intensif -- kesalahan yang memang semakin sering terjadi dalam proses produksi obat akhir-akhir ini. J.S. Laporan Erlina , Gatot, Yusroni (Jakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus