DI lapangan, wasit selalu benar -- meski sering dikerubung
protes. Tapi Abdul Wahid, 25 tahun, adalah wasit yang akhirnya
harus diwasiti polisi untuk meringkuk di tahanan selama 5 hari.
Pasalnya, dalam pertandingan antara dua klub sepak bola di Kota
Surabaya yang diwasiti Wahid, seorang penonton terkapar luka
karena tusukan pisau dapur sang wasit.
Pertandingan pertengahan bulan lalu itu disaksikan sekitar 400
penonton yang menurut Wahid, kebanyakan tukang becak dan tuna
wisma -- "bahkan ada yang sambil mabuk-mabukan". Babak I
kedudukan 0-0. Tapi babak berikutnya dimulai dengan permainan
kasar. Hampir setiap keputusan Wahid diprotes penonton yang
menjagoi klub yang kena hukuman. Ketika klub A kemasukan satu
gol, penonton pendukungnya mendidih. Caci-maki ke arah Wahid
terdengar dari segala sudut.
Wahid membalas celaan. Penonton mulai memasuki lapangan --
beberapa orang lalu bertengkar mulut dengan wasit. Permainan
dihentikan sementara. Tapi tatkala seorang penonton mencoba
melerai dan mencoba menyabarkan Wahid, wasit ini salah paham.
Dengan tak disangka Wahid mencabut pisau dapur yang terselip di
pinggangnya dan menusuk penonton tadi. Tukiman, penonton itu,
segera diangkut ke rumah sakit. Untung lukanya tak begitu parah.
"Saya hanya membela diri, karena saya sudah dipukul penonton,"
ungkap Wahid kemudian. Tentang pisau dapur, "saya tak sengaja
membawanya, karena tergesa-gesa menuju lapangan." Tapi sejak itu
Wahid tak mau lagi mewasiti pertandingan lanjutan yang
memperebutkan hadiah berupa seekor kambing itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini