Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Jurus baru menangkal nyamuk

Berbagai cara untuk membrantas nyamuk, disamping teknologi genetika, cara kuno tetap ampuh. (ilt)

13 Agustus 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DONGENG tentang nyamuk jantan yang suka menggigit gadis manis, ternyata bual belaka. Menurut serangkaian penelitian di Amerika, nyamuk jantan justru tidak menggigit. Mereka 'vegetarian': hidup dari sari buah dan madu. Nyamuk betinalah yang terbukti beringas. Studi ilmiah melawan nyamuk, musuh manusia selama 100 juta tahun itu, belakangan ini ramai kembali. "Sekitar 4.000 makalah riset perihal nyamuk diterbitkan setiap tahun akhir-akhir ini," kata Dr. George B. Craig Jr. Jumlah itu lebih banyak dari spesies nyamuk yang dikenal sekitar 2.500. Dr. Craig adalah direktur Laboratorium Biologi Vektor, Universitas Notre Dame. Sampai sekarang, serangga yang menyebalkan ini masih dipandang sebagai agen penyakit yang tangguh. Yang paling populer di antaranya malaria, filariasis, dan demam berdarah. Di seluruh dunia, lebih sejuta orang tewas setiap tahun -- hanya lantaran malaria. Sekitar 215 juta lainnya menanggung penderitaan menahun. Nyamuk memegang rekor tertinggi dalam mengedarkan penyakit yang membunuh manusia. RUPANYA bukan Dunia Ketiga saja yang diancam binatang ini. Di Amerika Serikat, tempat malaria dan filariasis tak lagi berjaya, nyamuk tetap dianggap seteru. Ia dapat menularkan beberapa jenis encephalitis, semacam peradangan otak. Infeksi ini menyebabkan demam tinggi, kehilangan kesadaran, rasa mengantuk, kerusakan otak, sampai pada kematian. Repotnya, belum ditemukan satu macam penangkal yang bisa menumpas habis semua jenis nyamuk. "Ada tiga ribu cerita untuk tiga ribu jenis nyamuk," ujar Craig. Ada nyamuk yang suka tinggal di tepi hutan, ada yang senang bermukim di kota. Ada yang beristirahat siang hari, ada pula yang justru beraksi di siang bolong. Bahkan ada yang bergerak khusus antara siang dan petang. Kemampuan terbangnya pun berbeda-beda. Ada nyamuk yang meninggalkan sarangnya tak lebih dari 300 meter. Tetapi ada yang mengembara sampai 20 mil, bahkan 40 mil. Meski umumnya bertelur dl tempat basah, ada juga jenis nyamuk yang meletakkan telurnya di tanah kering, sampai tahan dua tahun. Nyamuk betina tidak hanya menyerang manusia. Mereka juga menggigit ayam, lembu, anjing, gajah, katak, bahkan ular. Tiap dua hari sekali nyamuk betina beroperasi mencari mangsa. Ia mampu mengisap darah sampai hampir dua kali berat tubuhnya sendiri. Proses dari masa menetas sampai mengisap darah berlangsung 10 hari. Menurut Edward E. Davis, neurofisiolog pada Lembaga Riset Stanford di Menlo Park California, AS, suhu badan manusia banyak berpengaruh terhadap kemungkinan serangan nyamuk. Davis mempelajari sel-sel penerima yang sangat peka, yang terdapat pada 'antena' nyamuk. Ia menempatkan elektroda mikroskopis pada sel-sel itu, kemudian meniupkan berbagai ramuan di sekitar antena, untuk melihat reaksi. Sebuah penerima ternyata dapat membedakan perubahan suhu sampai 0,05øC. Kalau semua penerima dikombinasikan dan dihitung, seekor nyamuk mampu melacak perubahan suhu sampai 0,005øC. Di samping itu, faktor karbon dioksida dan laktik asid juga ternyata merangsang nyamuk. Senyawa ini lahir dari metabolisme otot, dan terdapat dalam keringat maupun embusan napas. Pada wanita ada faktor ekstra. Nyamuk terbukti lebih suka menggigit wanita yang sedang haid. Karena itu ada langkah sederhana untuk mengelakkan serangan nyamuk. Yaitu mandi air dingin sebelum tidur, untuk menurunkan suhu badan. Bisa juga dengan makan bawang putih, yang sejak dulu dianggap sebagai penangkal nyamuk. Dengan menggunakan ekstrak bawang putih, ternyata bisa dicapai pembinasaan 100% terhadap 5 spesies nyamuk. Cara paling ampuh memberantas nyamuk masih tetap yang paling kuno. Yaitu mengeringkan atau menutupi semua genangan air, tempat nyamuk berkembang biak. Tetapi, dari hasil pelbagai riset, banyak ditemukan cara baru yang lumayan mustajabnya. Salah satu teknik ialah menciptakan larvisida, terkenal di antaranya Altosid SR10. Racun ini menghambat pertumbuhan nyamuk. Senjata biologis lainnya ialah Bacillus thuringiensis israelensis (BTI), bakteri yang ditemukan para peneliti di negeri Israel. Bakteri ini membunuh larva melalui makanan, dengan kemungkinan 90%. Cuma, ongkos pembiakannya termasuk mahal. Bakteri lain yang dikerahkan menumpas nyamuk ialah Bacillus sphaericus, yang menimbulkan efek kantuk pada larva. Tetapi kemampuan populasi bakteri ini rendah sekali. Karena itu, mikrobiolog John Spizizen dari Universitas Arizona menggunakan teknologi genetika untuk mencapai hasil yang lebih besar. DENGAN teknik rekomendasi DNA, Spizizen memotong genus bakterial yang dibutuhkan dan menanamkannya pada Bacillus subtilis, yang lebih mudah berkembang. Keistimewaan toksin ini, ia tidak membahayakan manusia, binatang, atau makhluk non-nyamuk. Di samping itu, nyamuk hanya mempunyai kemungkinan kecil untuk membangun sistem kekebalan. Cara lain ialah menernakkan Toxorphynchitis rutilus, alias "Big Tox". Dia ini nyamuk juga, tapi dari jenis kanibal. Kini, Departemen Riset Pertanian Amerika Serikat di Gainesville, Florida, sedang mengembangbiakkan "Big Tox" di laboratorium mereka. Setelah menetas, pasukan kanibal ini akan dilepas untuk menumpas rekan sebangsanya, yang mengancam kesehatan manusia. Penggunaan insektisida di masa depan tampaknya malah dibatasi. "Kami akan melakukan segala-galanya sebelum memakai insektisida," ujar Russel Fontaine, koordinator riset nyamuk di Universitas California. Insektisida yang dianggap paling ampuh ialah diethyl-meta-toluamide (DEET). Australia juga menggalakkan usaha menumpas nyamuk, terutama anopheles biang malaria itu. Di kota kecil Madang, di pantai utara Papua Nugini, tim ilmuwan Australia sedang melakukan penelitian dan percobaan. Dengan biaya US$ 2 juta, dan waktu lima tahun, Lembaga Riset Walter & Eliza di Melbourne, konon, telah berhasil menemukan vaksin baru antimalaria, yang lebih ampuh dari vaksin sebelumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus