KETIKA hari Minggu di akhir Mei itu kami tiba di Washington, Lee
Iacocca sedang menundukkan kepalanya, menyaksikan peti mati
istrinya diturunkan ke liang lahat. Tetapi siapa gerangan Lee
Iacocca?
Setidaknya ada dua penjual mobil di Amerika yang dalam tahun
terakhir ini banyak dibicarakan. Yang pertama si ganteng De
Lorean. Yang kedua, Iacocca ini. Namanya banyak disebut sebagai
penyelamat industri mobil Amerika dan serangan impor mobil
Jepang.
De Lorean dan Iacocca adalah dua orang mobil Amerika yang
berhasil tampil pada kulit muka majalah Time dalam selang waktu
enam bulan. Kalau De Lorean tampil dengan kejutan yang pahit,
Iacocca dengan penuh sanjungan dan pujian. Bahkan di kalangan
bisnis Amerika kini terdengar bisik-bisik bahwa Iacocca mungkin
akan tampil dalam kampanye yang akan datang sebagai calon
presiden Amerika Serikat. "Kenapa tidak?" sergah seorang bisnis.
Iacocca memang keturunan Italia. Ayahnya, Nicola,
bertransmigrasi dari Italia Selatan ke Amerika Serikat pada
tahun 1902 dan mendirikan sebuah perusahaan yang menyewakan
mobil. Hampir semua dari 33 mobilnya adalah Ford. Itulah yang
membuat Lee selalu ingin bekerja pada Ford. Setelah tamat dari
jurusan mesin Universitas Princeton, Lee masuk Ford pada 1946.
Ciri kepemimpinannya yang menonjol menjadi bahan pembicaraan.
Majalah bisnis tekemuka, termasuk Harvard Business Review,
menyorotinya terus. Tetapi di bawah bayangan Henry Ford II, Lee
memang tidak bisa bergerak bebas. Mereka bentrok, dan akhirnya
Lee harus minggir pada tahun 1978 dengan hak pensiun.
Empat bulan kemudian Chrysler membuat dua pengumuman: 1.
perusahaan itu rugi US$ 158,5 juta dalam triwulan III 1978, dan
2. Lido Anthony Iacocca bergabung dengan Chrysler.
Situasi yang dihadapi Lee waktu itu memang tidak bisa lebih
sulit lagi. Tahun 1978 itu, hanya dua bulan sebagai presiden
Chrysler, ia menutup bukunya dengan jumlah kerugian US$ 205
juta. Triwulan II 1979 diakhirinya sudah dengan kerugian US$ 207
juta. Situasi keuangan memang yang paling gawat. Bahkan suatu
Jumat malam Lee memadamkan lampu kantornya dan pulang dengan
pikiran butek karena uangnya di bank tinggal US$ 1 juta. Padahal
pabrik Chrysler itu setiap jam produksinya membutuhkan US$ 5
juta.
Tampaknya memang tidak ada harapan: tidak seorang melihat akhir
kesulitan ini. Tetapi itu bukan kegagalan Chrysler sendiri. Itu
kegagalan industri mobil AS. Syah Reza Pahlevi baru merad dari
Iran. Bahan bakar minyak jadi masalah besar. Resesi mulai
menggigit dan kepercayaan konsumen pun merosot drastis.
Tetapi Lee bertindak cepat. Kematangannya dalam mengelola bisnis
permobilan AS, membuatnya jeli melihat peluang baru. Ia segera
menutup perwakilan Chrysler di luar negeri. Cabang-cabang
diversifikasi bisnisnya pun segera dijual untuk mencukupi
kebutuhan uang tunai yang sangat diperlukannya. Kalau lima tahun
yang lalu mempunyai 157 ribu pegawai, kini Chrysler hanya punya
75 ribu. Daftar gaji pun dibantainya, dari US$ 2,1 milyar
menjadi 1,5 milyar. Tidak heran kalau ia segera saja menyandang
gelar "Ayatullah" Iacocca.
Tetapi Lee memang tidak bisa berbuat lebih baik. Kedudukan
Chrysler telah merosot, dari produsen mobil nomor enam menjadi
hanya nomor 12 dalam urutan dunia. Sementara itu 200 ribu mobil
baru sudah bertumpuk di lapangan parkir, tertimbun salju.
Produksi harus jalan terus, itu salah satu doktrin Lee yang
cukup "mengerikan". Padahal Lou-Harris Poll menunjukkan bahwa
konsumen mobil hanya tinggal 13% saja yang mau mempertimbangkan
Chrysler (semula 30%).
Tanggal 15 September 1979, Lee muncul di Washington, mengajukan
permohonan garansi pinjaman sebesar US$ 1,2 milyar dari
Pemenntah Federal.
Lee pun kembali masuk lingkaran lampu sorot. Pro dan kontra
beradu keras sehubungan dengan permohonan itu. Sebuah riset
mencatat, 49% orang dewasa AS tidak menyetujui. Lee tidak
menganggap hal itu sepele Kenyon & Eckhardt, biro iklan yang
dulu menggarap Ford, kini ditariknya untuk menggarap Chrysler.
Kenyon inilah yang kemudian melancarkan program komunikasi untuk
memperbaiki pemahaman masyarakat tentang garansi pinjaman.
Chrysler tidak meminjam dari Pemerintah. Chrysler akan meminjam
uang itu dari bank, tetapi Pemerintahlah yang menjamin bank akan
membayar pinjaman itu bila Chrysler tidak bisa membayar. Leo
Kelmenson, bos Kenyon, terus-menerus berhubungan telepon dengan
Lee yang sibuk. Lahirlah seri iklan: "Apa yang harus diketahui
warga AS tentang garansi pinjaman", "apakah sebaiknya Chrysler
ditutup saja?", "apakah Chrysler ingin bertahan hanya untuk
menambah konsumsi bahan bakar?"
Opini publik pun bergeser. Begitu juga opini para pengambil
keputusan. Akhirnya, Lee menerima hadiah Natal terbesar
sepanjang hidupnya. Sebuah iklan segera tampak di surat kabar:
"Dec. 21, 1979 The New Chrysler Corporation is in business to
stay". Kongres menyetujui garansi pinjaman untuk Chrysler.
Darah baru mengalir kembali. "Memang hanya tinggal dua pilihan,"
kata Lee seperti dikutip De Luca. "Kau bisa mati diam-diam, atau
berteriak-teriak sebelumnya agar ada orang mendengar dan mungkin
bisa menyelamatkanmu."
Tetapi itu belum berarti masalah Chrysler sudah terpecahkan.
Chrysler belum lagi memenangkan pasar. "Bukan Kongres yang
menentukan hidup Chrysler, tetapi pasar," kata Lee. Dalam tahun
pertama Chrysler telah kehilangan 700 dealer mobil di Amerika
saja. Lee berhasil menambahkan 300 dealer baru. Bagaimana dengan
masyarakat luas?
Lee, yang sudah menjadi milik masyarakat itu, tampil sendiri di
layar televisi untuk menjual Chrysler jenis baru yang masuk
pasaran akhir 1980.
Tahun 1980 itu Chrysler mencapai rekor defisit: US$ 1,7 milyar.
Tetapi Lee tetap yakin usahanya akan berhasil. Tahun 1981 angka
merah defisit tinggal US$ 476 juta. Tiba-tiba, awal 1983, Lee
mengirim botol-botol tinta hitam ke berbagai alamat. "Chrysler
is back in the black," tulis surat yang menyertainya.
Perhitungan akuntan menunjukkan, Chrysler sudah mencatat
keuntungan US$ 170 juta pada tahun 1982.
Keberhasilan Lee tidak lepas dari pengamatan Reagan. Ketika
mempersiapkan pidato kenegaraan, Reagan mengundangnya untuk
makan malam berdua.
Akankah Lee Iacocca akhirnya tampil dalam kampanye kepresidenan?
Atau seperti kata Keith Crane dari Automotive News: "Lee tidak
mau jadi presiden. Ia mau jadi paus."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini