Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Berteriaklah sebelum mati

Lee iacocca, presiden pabrik mobil chrysler, berhasil memperbaiki keadaan perusahaan ini. padahal sebelumnya chrysler telah mengalami kerugian yang besar. ia jadi penyelamat industri mobil as.

13 Agustus 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA hari Minggu di akhir Mei itu kami tiba di Washington, Lee Iacocca sedang menundukkan kepalanya, menyaksikan peti mati istrinya diturunkan ke liang lahat. Tetapi siapa gerangan Lee Iacocca? Setidaknya ada dua penjual mobil di Amerika yang dalam tahun terakhir ini banyak dibicarakan. Yang pertama si ganteng De Lorean. Yang kedua, Iacocca ini. Namanya banyak disebut sebagai penyelamat industri mobil Amerika dan serangan impor mobil Jepang. De Lorean dan Iacocca adalah dua orang mobil Amerika yang berhasil tampil pada kulit muka majalah Time dalam selang waktu enam bulan. Kalau De Lorean tampil dengan kejutan yang pahit, Iacocca dengan penuh sanjungan dan pujian. Bahkan di kalangan bisnis Amerika kini terdengar bisik-bisik bahwa Iacocca mungkin akan tampil dalam kampanye yang akan datang sebagai calon presiden Amerika Serikat. "Kenapa tidak?" sergah seorang bisnis. Iacocca memang keturunan Italia. Ayahnya, Nicola, bertransmigrasi dari Italia Selatan ke Amerika Serikat pada tahun 1902 dan mendirikan sebuah perusahaan yang menyewakan mobil. Hampir semua dari 33 mobilnya adalah Ford. Itulah yang membuat Lee selalu ingin bekerja pada Ford. Setelah tamat dari jurusan mesin Universitas Princeton, Lee masuk Ford pada 1946. Ciri kepemimpinannya yang menonjol menjadi bahan pembicaraan. Majalah bisnis tekemuka, termasuk Harvard Business Review, menyorotinya terus. Tetapi di bawah bayangan Henry Ford II, Lee memang tidak bisa bergerak bebas. Mereka bentrok, dan akhirnya Lee harus minggir pada tahun 1978 dengan hak pensiun. Empat bulan kemudian Chrysler membuat dua pengumuman: 1. perusahaan itu rugi US$ 158,5 juta dalam triwulan III 1978, dan 2. Lido Anthony Iacocca bergabung dengan Chrysler. Situasi yang dihadapi Lee waktu itu memang tidak bisa lebih sulit lagi. Tahun 1978 itu, hanya dua bulan sebagai presiden Chrysler, ia menutup bukunya dengan jumlah kerugian US$ 205 juta. Triwulan II 1979 diakhirinya sudah dengan kerugian US$ 207 juta. Situasi keuangan memang yang paling gawat. Bahkan suatu Jumat malam Lee memadamkan lampu kantornya dan pulang dengan pikiran butek karena uangnya di bank tinggal US$ 1 juta. Padahal pabrik Chrysler itu setiap jam produksinya membutuhkan US$ 5 juta. Tampaknya memang tidak ada harapan: tidak seorang melihat akhir kesulitan ini. Tetapi itu bukan kegagalan Chrysler sendiri. Itu kegagalan industri mobil AS. Syah Reza Pahlevi baru merad dari Iran. Bahan bakar minyak jadi masalah besar. Resesi mulai menggigit dan kepercayaan konsumen pun merosot drastis. Tetapi Lee bertindak cepat. Kematangannya dalam mengelola bisnis permobilan AS, membuatnya jeli melihat peluang baru. Ia segera menutup perwakilan Chrysler di luar negeri. Cabang-cabang diversifikasi bisnisnya pun segera dijual untuk mencukupi kebutuhan uang tunai yang sangat diperlukannya. Kalau lima tahun yang lalu mempunyai 157 ribu pegawai, kini Chrysler hanya punya 75 ribu. Daftar gaji pun dibantainya, dari US$ 2,1 milyar menjadi 1,5 milyar. Tidak heran kalau ia segera saja menyandang gelar "Ayatullah" Iacocca. Tetapi Lee memang tidak bisa berbuat lebih baik. Kedudukan Chrysler telah merosot, dari produsen mobil nomor enam menjadi hanya nomor 12 dalam urutan dunia. Sementara itu 200 ribu mobil baru sudah bertumpuk di lapangan parkir, tertimbun salju. Produksi harus jalan terus, itu salah satu doktrin Lee yang cukup "mengerikan". Padahal Lou-Harris Poll menunjukkan bahwa konsumen mobil hanya tinggal 13% saja yang mau mempertimbangkan Chrysler (semula 30%). Tanggal 15 September 1979, Lee muncul di Washington, mengajukan permohonan garansi pinjaman sebesar US$ 1,2 milyar dari Pemenntah Federal. Lee pun kembali masuk lingkaran lampu sorot. Pro dan kontra beradu keras sehubungan dengan permohonan itu. Sebuah riset mencatat, 49% orang dewasa AS tidak menyetujui. Lee tidak menganggap hal itu sepele Kenyon & Eckhardt, biro iklan yang dulu menggarap Ford, kini ditariknya untuk menggarap Chrysler. Kenyon inilah yang kemudian melancarkan program komunikasi untuk memperbaiki pemahaman masyarakat tentang garansi pinjaman. Chrysler tidak meminjam dari Pemerintah. Chrysler akan meminjam uang itu dari bank, tetapi Pemerintahlah yang menjamin bank akan membayar pinjaman itu bila Chrysler tidak bisa membayar. Leo Kelmenson, bos Kenyon, terus-menerus berhubungan telepon dengan Lee yang sibuk. Lahirlah seri iklan: "Apa yang harus diketahui warga AS tentang garansi pinjaman", "apakah sebaiknya Chrysler ditutup saja?", "apakah Chrysler ingin bertahan hanya untuk menambah konsumsi bahan bakar?" Opini publik pun bergeser. Begitu juga opini para pengambil keputusan. Akhirnya, Lee menerima hadiah Natal terbesar sepanjang hidupnya. Sebuah iklan segera tampak di surat kabar: "Dec. 21, 1979 The New Chrysler Corporation is in business to stay". Kongres menyetujui garansi pinjaman untuk Chrysler. Darah baru mengalir kembali. "Memang hanya tinggal dua pilihan," kata Lee seperti dikutip De Luca. "Kau bisa mati diam-diam, atau berteriak-teriak sebelumnya agar ada orang mendengar dan mungkin bisa menyelamatkanmu." Tetapi itu belum berarti masalah Chrysler sudah terpecahkan. Chrysler belum lagi memenangkan pasar. "Bukan Kongres yang menentukan hidup Chrysler, tetapi pasar," kata Lee. Dalam tahun pertama Chrysler telah kehilangan 700 dealer mobil di Amerika saja. Lee berhasil menambahkan 300 dealer baru. Bagaimana dengan masyarakat luas? Lee, yang sudah menjadi milik masyarakat itu, tampil sendiri di layar televisi untuk menjual Chrysler jenis baru yang masuk pasaran akhir 1980. Tahun 1980 itu Chrysler mencapai rekor defisit: US$ 1,7 milyar. Tetapi Lee tetap yakin usahanya akan berhasil. Tahun 1981 angka merah defisit tinggal US$ 476 juta. Tiba-tiba, awal 1983, Lee mengirim botol-botol tinta hitam ke berbagai alamat. "Chrysler is back in the black," tulis surat yang menyertainya. Perhitungan akuntan menunjukkan, Chrysler sudah mencatat keuntungan US$ 170 juta pada tahun 1982. Keberhasilan Lee tidak lepas dari pengamatan Reagan. Ketika mempersiapkan pidato kenegaraan, Reagan mengundangnya untuk makan malam berdua. Akankah Lee Iacocca akhirnya tampil dalam kampanye kepresidenan? Atau seperti kata Keith Crane dari Automotive News: "Lee tidak mau jadi presiden. Ia mau jadi paus."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus