Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Mereka Mencari Taman

Di kota medan terdapat taman ahmad yani dan taman beringin, tetapi pintunya baru dibuka jam 5 sore. sedangkan di taman sri deli, pengunjung dikenai cukai bila ada pertunjukan hiburan.(kt)

28 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAMPANG Kota Medan sekarang merupakan potret kota besar yang sedang tumbuh. Hingar-bingar kendaraan bermotor serta munculnya proyekproyek industri bagai berkejaran dengan pertambahan penduduk. Sementara itu jalan raya berdebu, sebah aspalnya nyaris bagai dipoles saja di permukaan jalan. Apa boleh buat, maka Medan pun terasa menyesakkan. Kalau di Jakarta suasana sesak itu diusahakan menjadi rada longgar dengan menciptakan sejumlah paru-paru kota alias taman, maka di Medan sebenarnya langkah ini sudah dirintis semasa Walikota Syurkani tempo hari. Namun kerinduan warga Kota Medan pada taman belum seluruhnya terpenuhi. Taman yang ada ialah Taman Ahmad Yani di depan rumah sakit Elizabeth di arah jalan menuju bandar udara Polonia. Lalu ada taman dan air mancur "Beringin," kemudian taman di depan Stadion Teladan, di samping taman yang sudah ada sejak zaman Belanda: yaitu Taman Sri Deli yang dibangun Sultan Deli di depan masjid raya "Al Mansun" di Jalan Sisingamangaraja. Juga ada beberapa taman atau air mancur mini, yang menghias kota alakadarnya di Polonia, di depan gereja Jalan Sudirman. Di persimpangan Jalan Merdeka dan Jalan Masdulhak, juga ada taman kecil-kecilan. Kawasan pertamanan itu banyak dimanfaatkan oleh warga kota untuk membunuh waktu luang, bersantai-santai. Cuma sayangnya taman seperti Taman Yani atau Beringin tak begitu leluasa dimasuki. Pintunya baru dibuka sore sekitar jam 17. Sedangkan kalau ada pengunjung mau masuk ke Taman Sri Deli, sering kena cukai pula. Terutama bila ada keramaian, seperti pertunjukan musik dan hiburan lainnya, pengunjung dikenakan Rp 50 (dewasa) dan Rp 25 untuk anak-anak. Tempat santai yang sering dimanfaatkan adalah Taman Beringin. Mungkin karena terletak di depan gubernuran, atau lantaran ada air mancurnya, meski tak bisa menari atau menyanyi seperti di Taman Monas Jakarta. Tapi lumayan juga semaraknya. Di samping anak-anak, kelihatan pula sejumlah perempuan hamil makan angin di sini. Tentu saja tak ketinggalan pasangan muda-mudi yang sedang kasmaran. Kacang & Sate Padang Kecuali menonton air mancur itu, para pengunjung Taman Beringin juga bisa cuci mata ke alamat orang-orang yang memang sengaja pasang gaya. Selebihnya, tak ada hiburan laim Maka makan kacang goreng pun sudah terbilang nikmat, atau makan sate Padang. Atau bagi yang sedikit iseng, melihat-lihat orang mandi mungkin bisa terhibur juga. Taman itu berada di tepi Sungai Babura dan tak jauh dari sebuah toapekong Cina. Sudah jelas daerah terbuka yang berupa lapangan pertamanan itu amat berguna bagi warga kota. Namun sebaliknya ada lapangan yang biasanya digunakan sebagai tempat senam pagi, kini malah ada bangunan berdiri di atasnya. Itulah lapangan bola Garuda, tak jauh dari Rumah Sakit Dr Abdul Malik. Padahal Gubernur Marah Halim mengingatkan pentingnya menyediakan daerah taman bagi warga Kota Medan, seperti diutarakannya ketika meresmikan pembangunan studio mini untuk film di Sunggal. Ketika ihwal lapangan Garuda itu ditanyakan ke Balaikota Medan, tak diperoleh keterangan jelas. "Itu di luar wewenang kanli," kata seorang pejabat kotamadya. Sementara itu ada yang mengatakan, bangunan yang dikerjakan itu kabarnya di luar pengetahuan tata kota. Ini tentu gawat. Tambahan pula ada penggundulan pepohonan, seperti di Jalan Patimpus, selain ada yang menebang di beberapa tempat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus