SUATU petang dalam musim gugur lalu, di sebuah gedung bertingkat
tujuh di . Langley, Virginia, seorang lelaki baya berkacamata
tebal sibuk membalik-balik map. Dialah orang Nomor 1 Dinas
Rahasia Amerika: William J. Casey.
Setumpuk dokumen, di antaranya bercap Rahasia, tergeletak di
samping kiri Casey. Di sebelah kanannya tertumpuk berkas kuning
yang penuh coretan pensilnya. "Mengapa saya duduk di sini karena
saya berpengalaman di bidang ini dan punya kondite yarg baik,"
katanya. Pernyataan ini adalah untuk menjawab tudingan yang
mengatakan bahwa ia tidak layak sebagai kepala intel AS. Dan
bahwa "ia duduk karena bekas kepala kampanye Ronald Reagan."
Casey, menurut para sahabatnya, berbulan-bulan tertekan perasaan
oleh prasangka buruk yang dilontarkan terhadap dirinya itu.
"Kini ia ingin membereskan hal itu lebih dulu," tulis Philip
Taubman dalam The New York Times Magazine, Januari lalu.
Ia memang bukan tipe orang yang tahan ledekan. Pernah terbetik
Casey, gara-gara guyon, tak berteguran dengan koleganya -
beberapa pekan.
Yang disukai Casey adalah puji. Ia tanpa risih memperlihatkan
kepada tamunya kliping TNYT atau kopi halaman sebuah buku
tentang operasi intelijen Sekutu dalam Perang Dunia 11 yang,
tentu saja, berisi pujian terhadap prestasinya.
Di antara sekian banyak kliping tentang dirinya yang tampak
paling berkesan pada Casey adalah tulisan The Washington Star
musim gugur 1980. Tulisan itu menceritakan peran Casey sebagai
kepala urusan kampanye Reagan. Judul tulisan yang dimuat di
halaman depan itu: "Casey, boss yang bertanggung jawab."
CIA memang kejatuhan bintang dengan diangkatnya Casey. Untuk
tahun fiskal 1983 mereka mendapat kenaikan anggaran sebesar 25%
belum termasuk dana tambahanuntuk mengatasi gerogotan inflasi.
Sementara Departemen Pertahanan cuma memperoleh tambahan 18%.
Tak heran bila CIA jadi sorotan dan menimbulkan iri instansi
lain di lingkungan pemerintahan Federal.
Tak hanya itu yang membengkak. Juga stafnya. Tahun kemarin
tercatat seperempat juta orang mendaftarkan diri sebagai calon
spion Amerika. Tapi yang terpilih cuma 1.500 orang. Dengan
tambahan ini jumlah resmi anggota CIA sekarang jadi 16.000
orang.
Operasi CIA di luar negeri ikut ditingkatkan - termasuk aksi
rahasia menggulingkan pemerintah di negeri tertentu. Sasaran
lain CIA, yang selama ini kurang mereka tangani adalah
mempelajari pembangunan sosial ekonomi kawasan tertentu dunia.
Sebelum Casey terpilih, aktivitas CIA hampir lumpuh. Penyebabnya
adalah penciutan dana bagi operasi mereka - dimulai dari awal
pemerintahan Presiden Lindon Johnson. Faktor lain adalah
penanaman investasi besar-besar dalam teknologi intelijen
seperti satelit mata-mata, stasiun komunikasi penyadap
informasi, komputer, dan perangkat keras lainnya.
Akibat penciutan dan pengalihan dana itu sistem riungan intel
manusia jadi kurang. Hingga untuk menyingkap rahasia mereka
terpaksa melakukan cara-cara kotor. Termasuk "komplotan
pembunuhan, eksperimen obat-obatan terhadap manusia, dan
berbagai tindakan tak senonoh lainnya," tulis Taubman.
CIA juga dirunyamkan oleh pengurangan personil. "Dalam periode
1970-an," kata Casey, "terjadi pengurangan tenaga sekitar
separuh. Yang drastis adalah penciutan personil untuk kegiatan
militerdan infiltrasi di luar negeri: pada akhir pemerintahan
Carter, jumlah mereka tinggal sekitar 200 orang - dua dekade
sebelumnya tercatat 2.000 personil.
Pamor CIA juga jatuh akibat gontaganti majikan. "Para direktur
direkrut dan dipecat seperti manajer baseball" tulis Taubman.
Antara 1973 dan 1977 tercatat lima nama yang menduduki kursi
pimpinan organisasi mata-mata itu - jadi setahun satu.
Segera setelah duduk di kursi direktur CIA, Casey mencatat tiga
hal dalam agendanya untuk mengembalikan pamordinas rahasia itu:
lebih banyak uang, lebih banyak tenaga manusia, dan lebih
agresif. Dengan bantuan ahli anggaran Laksamana Bobby R. Inman,
direktur baru CIA itu segera memperoleh persetujuan peningkatan
anggaran belanja sebesar US$1,5 milyar dari Kongres dan Gedung
Putih.
Casey, 69 tahun, digambarkan teman-temannya sebagai pembaca yang
rakus dan sejarawan kelas amatir. "la telah menulis beberapa
buku tentang revolusi Amerika," tulis Taubman. Dalam laporan
kepada para analis, Casey sering me!engkapi laporannya dengan
kutlpan dari buku-buku tak dikenal yang belum pernah mereka
baca.
Dalam mengelola CIA, Casey tidak menetapkan sasaran tertentu.
Menurut para pembantunya, Casey sering mina nasihat teman-teman
lamanya dalam membuat keputusan. Karena merasa para spesialis
intel acap mengemukakan pandangan sempit tentang dunia yang luas
ini.
Kendati dikenal mampu membuat keputusan cepat, Casey, sejak awal
pengangkatannya, sempat menimbulkan keraguan orang. Adakah ia
tokoh yang tepat untuk membangun kembali CIA? "Ya," kata Reagan.
Ia yakin kemampuan tokoh pilihannya yang mulai terjun di dunia
intel dalam Perang Dunia II itu sebagai spion Sekutu di garis
belakang pasukan Jerman.
Di lingkungan CIA terdapat empat divisi utama, di kalangan dalam
populer dengan sebutan direktorat, yang merupakan motor lembaga
itu. Yang menduduki tempat terpenting adalah Direktorat
Intelijen - lembaga yang memberi masukan penting bagi pembuat
kebijaksanaan. Lalu Direktorat llmu dan Teknologi yang menangani
pemrosesan data rudal Uni Soviet sampai riset dan disain satelit
mata-mata baru. Berikutnya Direktorat Pendukung yang mengelola
logistik, komunikasi dan keamanan. Terakhir, Direktorat Operasi
yang memonitor kegiatan intel di dalam dan luar negeri.
Perubahan penting yang dilakukan Casey dalam divisi-divisi itu,
dan ini tidak pernah diumumkan, adalah menempatkan ribuan analis
di sana. Mereka inilah yang menganalisa data berdasarkan
bahan-bahan yang masuk. Misalnya, mengenai kemampuan militer
Soviet atau tentang produksi baja di Bulgaria.
Orang Nomor 1 CIA itu mengaku menemukan begitu banyak bahan di
kantornya yang belum dianalisa dan diungkapkan dalam masa satu
tahun. "Kami mengharapkan sistem fasttrack," kata Casey dalam
wawancara dengan Taubman. "Semacam mendorong dan menarik dan
menempeli di dinding berbagai perbedaan di antara badan-badan
intelijen dan memberikan pandangan kepada para pembuat
keputusan."
Grafik prestasi CIA naik-turun tak beraturan. Dan sering
meleset. Mereka pernah diramalkan berulang kali Uni Soviet akan
menjadi importir minyak pada 1980. Ternyata meleset. CIA juga
gagal mengantisipasi gerakan oposisi terhadap Syah di Iran -
yang membuat Reza Pahlevi terlempar dari tahta pada 1979.
Sukses orang-orang CIA adalah ketika dengan tepat menakar
kekuatan Vietcong dalam Perang Vietnam lalu. Juga dalam
menganalisa sanksi dagang AS terhadap Uni Soviet. Menurut mereka
sanksi itu tidak akan mencegah pembangunan saluran pipa gas
antara Siberia dan Eropa Barat. Presiden Reagan setelah mendapat
masukan dari CIA dan pembantu lainnya, mencabut sanksi dagang
itu.
Saingan berat CIA di dunia intelijen adalah Dinas Rahasia Uni
Soviet KGB. "Uni Soviet luar biasa suksesnya dalam meningkatkan
pengaruh ke seantero dunia," kata Casey. Dalam beberapa tahun
terakhir, Casey melihat tak kurang dari sepuluh negeri jatuh ke
pelukan komunis melalui dukungan politik di forum internasional
maupun lewat intimidasi. Konon Soviet merencanakan untuk menarik
sepuluh negara lain ke pihaknya. Nama-nama negara itu tak
diungkapkan.
Untuk meningkatkan mutu CIA, Casey kembali memperbarui kerja
sama divisi intelijen dengan masyarakat perguruan tinggi
Amerika. Ia mengharapkan suntikan gagasan baru dari kampus bagi
sistem intelijen. Caranya: mensponsori seminar dan konperensi,
berkonsultasi dengan para ahli di luar CIA, dan sebagainya.
"Kami ingin mengganyang kecenderungan birokratis dan rasa puas
diri dengan kebijaksanaan konvensional," kata Kepala Divisi
Intelijen CIA Robert M. Gates.
Sejak CIA "masuk" kampus, jumlah ramalan nasional meningkat
tinggi. Angka rata-rata satu per bulan di tahun 1970 menjadi
tiga pada 1981. Subyeknya juga lebih bervariasi: keseimbangan
kekuatan di Timur Tengah, strategi ofensif Soviet dan kemampuan
pertahanannya, ketergantungan blok Timur pada perdagangan dan
teknologi Barat, dan lainnya.
CIA, selama di bawah Casey, berulang kali menggusarkan AS.
Departemen Luar Negeri dan Kongres AS beberapa kali menuduh CIA
menyelewengkan analisa untuk kepentingan politik di Amerika
Tengah.
Suatu ketika Alexander Haig J r., waktu menjabat menlu, pernah
menuduh Rusia mensuplai senjata dan uang kepada gerilyawan kiri
di Amerika Tengah. Tapi Haig hanya punya sedikit informasi untuk
mendukung tuduhan itu.
CIA ternyata tak kurang akal. Mereka buru-buru mengeluarkan
laporan: "Ada petunjuk Soviet dan Kuba meningkatkan aktivitas di
Amerika Tengah," tulis mereka. Sejumlah pejabat meragukan bukti
yang disampaikan CIA itu dan "menegur" Casey. Tapi CIA tidak
menanggapi teguran itu.
Akhir September, Komite Intelijen Dalam Negeri menerbitkan
laporan mengenai kegiatan intelijen AS di Amerika Tengah.
Kesimpulan mereka: ClAsukamembesarbesarkan kejadian. Dalam
brifing pada bulan Maret, umpamanya, pejabat intel mengemukakan
bahwa mereka telah melacak sejumlah kapal Uni Soviet dan
Nicaragua. Tapi ketika ditanya jumlah kapalnya, para dedengkot
spion itu terperangah dan menjawab sekenanya: "Beberapa."
Komite juga mencatat bahwa CIA suka asyik dengan kegiatan di
luar negeri saja. Tapi lupa dengan keadaan di kandang sendiri.
"Mereka berhasil menciptakan sejilid tebal informasi tentang
gerilyawan di El Salvador, namun nyaris tidak mencatat apa-apa
mengenai kegiatan terorisme sayap kiri di AS sendiri," tuding
Komite. Ditambahkan Komite bahwa perkiraan intelijen AS itu
sebagian besar berdasarkan pernyataan pejabat militer Salvador
sendiri.
Casey membantah keras tuduhan Komite tersebut. Ia bersikukuh
bahwa kantor mata-mata yang dipimpinnya tidak pernah membuat
laporan tentang Amerika Tengah secara serampangan. "Catat,"
katanya, "dukungan Kuba dan Nicaragua terhadap pengacauan di El
Salvador, jauh sebelum ini, sudah diungkapkan pemerintahan
Carter.
***
CIA dilahirkan oleh Akta Keamanan Nasional 1947. Tapi Akta itu
tidak memperinci tugas dan kekuasaan lembaga intelijen tersebut.
Selang beberapa tahun kemudian baru presiden mengeluarkan
petunjuk bahwa CIA berwenang melakukan operasi militer dan aksi
politik.
"Tapi pihak eksekutif maupun Kongres tidak pernah berkumpul
membahas soal organisasi mata-mata itu," tulis Taubman. Dalam
keadaan tanpa pegangan yang jelas, maka perintah eksekutif
merupakan satusatunya sumber kebijaksanaan operasi intelijen di
dalam dan luar negeri.
Di zaman Presiden Carter, pernah dicoba menggariskan batas
operasi CIA. Antara lain: melarang pembunuhan dan melakukan
tindakan ekstrim di neger orang. Casey, kendati ingin
mempertahankan batasan Carter, mendapat perintah baru dari
Gedung Putih untuk mengenyahkan beberapa pengekangan. Dan ia tak
berdaya membantah.
Perubahan yang paling mengundang debat sengit di AS adalah
persetujuan bagi CIA untuk memata-matai warga sendiri. "Ancaman
mematikan bagi kebebasan sipil," protes Perserikatan Kebebasan
Sipil AS.
***
Perintah Presiden Reagan memberikan keleluasaan baru pada Casey
untuk melakukan operasi rahasia. "Perkembangan yang paling
menimbulkan masalah dalam masa jabatannya di CIA," tulis
Taubman. Dengan wewenang itu, Casey, misalnya, bisa menggunakan
kekuatan militer untuk membikin lancar urusan dan kepentingan AS
di luar negeri.
Kegiatan CIA di luar negeri aneka ragam jenisnya. Antara lain:
pemberian bantuan keuangan pada partai politik yang bersahabat
di Eropa, pengiriman perlengkapan untuk gerilyawan anti-Soviet
di Afghanistan, dan bisa pula berupa latihan khusus bagi pasukan
pengawal presiden - termasuk pengawal almarhum presiden Mesir,
Anwar Sadat.
"Pembunuhan terhadap Sadat merupakan peristiwa memalukan bagi
CIA," tulis TNYT. Soalnya, pengawal pribadi Sadat yang bertugas
saat pembunuhan terjadi, dikabarkan telah dilatih khusus oleh
CIA.
Di Timur Tenah, CIA juga menggarap Turki. Jutaan dollar ditebar
dalam bentuk senjata dan perlengkapan bagi lasykar perlawanan
Iran yang berpangkalan di Turki Timur. Maksudnya, tentu saja,
untuk menggelindingkan Khomeini dari tampuk kekuasaan. Tak heran
bila Khomeini benci setengah mati terhadap AS.
Kini yang sedang digarap CIA adalah Afrika. Diam-diam CIA telah
mencengkeramkan kuku atas pemimpin Liberia, Sersan Kepala Samuel
K. Doe, yang merebut kekuasaan pada 1980.
Kegiatan di seantero bumi membuat Casey sibuk dan sering
bepergian ke luar negeri. Untuk menghindar lacakan lawan, sering
Casey terbang dengan pesawat pribadi. Namun ini, menurut
Taubman, mendatangkan sejumlah kerugian bagiya. Di antaranya,
pengunduran diri Laksamana Inman - pembantu utama Casey yang
memiliki reputasi di bidang intel dan disegani anggota Kongres.
Inman, menurut seorang teman dekatnya, berhenti lantaran CIA
makin meningkatkan operasi rahasianya.
Dalam rapat hankamnas, menurut para pejabat keamanan nasional,
Inman berulang kali memberikan peringatan kepada pemerintah atas
kewenangan yang diberikan pada CIA. "Aktivitas terselubung,
terutama aksi militer, dapat membuat CIA menjadi lasykar yang
tidak terkontrol," katanya. Ia benar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini