Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MENGHADAPI pemilihan kepala daerah atau pilkada 2024, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Jawa Timur Emil Dardak mengeluarkan instruksi khusus. Bertemu dengan pengurus cabang atau setingkat kabupaten/kota se-Jawa Timur di Hotel Morazen, Surabaya, pada Jumat, 29 Maret 2024, Emil meminta mereka memprioritaskan koalisi dengan partai pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Partai-partai itu adalah Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, dan Partai Golkar. Dalam pemilihan presiden lalu, mereka tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju. “Alasannya untuk memudahkan kami karena sudah ada chemistry dan hubungan baik dengan partai-partai itu,” kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang Demokrat Jombang Syarif Hidayatullah kepada Tempo, Kamis, 9 Mei 2024.
Syarif langsung mengeksekusi arahan ini. Ia berkomunikasi dengan pengurus Gerindra dan Golkar di Jombang. Adapun PAN kehilangan semua kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jombang dalam Pemilihan Umum 2024. Namun, hingga pekan lalu, belum ada kesepakatan soal calon yang akan diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran itu.
Dalam pemilihan Bupati Jombang 2018, Demokrat berkoalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan dan Gerindra. Saat itu mereka mengusung kader PPP, Mundjidah Wahab, yang menang dengan perolehan suara mencapai 48,3 persen. Sedangkan PAN dan Golkar mengusung Nyono Suharli Wihandoko-M. Subaidi.
Demokrat tak berencana mengusung kembali Mundjidah. Selain karena adanya instruksi untuk mendahulukan koalisi dengan partai pendukung Prabowo, Syarif menilai dukungan buat Mundjidah tak mendongkrak perolehan suara Demokrat pada Pemilu 2019. “Perolehan suara Demokrat justru turun dan hanya dapat lima kursi, sedangkan PPP naik jadi tujuh kursi,” ujar Syarif.
Namun Syarif menyebutkan instruksi dari Emil Dardak tak menjadi kewajiban. Pengurus Demokrat akan memperhatikan kondisi di daerah masing-masing sebelum memutuskan calon yang bakal diusung dalam pilkada 2024. Hingga Jumat malam, 10 Mei 2024, Emil—yang juga Wakil Gubernur Jawa Timur—tak merespons pertanyaan dan panggilan telepon Tempo.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Francisca Christy Rosana, Hussein Abri Dongoran, Erwan Hemawan, Defara Dhanya, dan Sultan Abdurrahman berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak artikel ini terbit di bawah judul "Mimpi Kosong Koalisi Permanen".