Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Mimpi Koalisi Permanen Partai Pendukung Prabowo-Gibran dalam Pilkada 2024

Partai pendukung Prabowo-Gibran berencana membentuk koalisi permanen dalam pilkada 2024. Memperkuat kekuasaan hingga ke daerah.

12 Mei 2024 | 00.00 WIB

Kampanye akbar Partai Demokrat di Stadion Gayajana, Malang, Jawa Timur, 1 Februari 2024. Antara/Galih Pradipta
Perbesar
Kampanye akbar Partai Demokrat di Stadion Gayajana, Malang, Jawa Timur, 1 Februari 2024. Antara/Galih Pradipta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENGHADAPI pemilihan kepala daerah atau pilkada 2024, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Jawa Timur Emil Dardak mengeluarkan instruksi khusus. Bertemu dengan pengurus cabang atau setingkat kabupaten/kota se-Jawa Timur di Hotel Morazen, Surabaya, pada Jumat, 29 Maret 2024, Emil meminta mereka memprioritaskan koalisi dengan partai pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Partai-partai itu adalah Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, dan Partai Golkar. Dalam pemilihan presiden lalu, mereka tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju. “Alasannya untuk memudahkan kami karena sudah ada chemistry dan hubungan baik dengan partai-partai itu,” kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang Demokrat Jombang Syarif Hidayatullah kepada Tempo, Kamis, 9 Mei 2024.

Syarif langsung mengeksekusi arahan ini. Ia berkomunikasi dengan pengurus Gerindra dan Golkar di Jombang. Adapun PAN kehilangan semua kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jombang dalam Pemilihan Umum 2024. Namun, hingga pekan lalu, belum ada kesepakatan soal calon yang akan diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran itu.

Dalam pemilihan Bupati Jombang 2018, Demokrat berkoalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan dan Gerindra. Saat itu mereka mengusung kader PPP, Mundjidah Wahab, yang menang dengan perolehan suara mencapai 48,3 persen. Sedangkan PAN dan Golkar mengusung Nyono Suharli Wihandoko-M. Subaidi.

Demokrat tak berencana mengusung kembali Mundjidah. Selain karena adanya instruksi untuk mendahulukan koalisi dengan partai pendukung Prabowo, Syarif menilai dukungan buat Mundjidah tak mendongkrak perolehan suara Demokrat pada Pemilu 2019. “Perolehan suara Demokrat justru turun dan hanya dapat lima kursi, sedangkan PPP naik jadi tujuh kursi,” ujar Syarif.

Namun Syarif menyebutkan instruksi dari Emil Dardak tak menjadi kewajiban. Pengurus Demokrat akan memperhatikan kondisi di daerah masing-masing sebelum memutuskan calon yang bakal diusung dalam pilkada 2024. Hingga Jumat malam, 10 Mei 2024, Emil—yang juga Wakil Gubernur Jawa Timur—tak merespons pertanyaan dan panggilan telepon Tempo.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Francisca Christy Rosana, Hussein Abri Dongoran, Erwan Hemawan, Defara Dhanya, dan Sultan Abdurrahman berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak artikel ini terbit di bawah judul "Mimpi Kosong Koalisi Permanen".

Egi Adyatama

Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Alumni Universitas Jenderal Soedirman ini sejak awal meliput isu politik, hukum, dan keamanan termasuk bertugas di Istana Kepresidenan selama tiga tahun. Kini menulis untuk desk politik dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus