Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Mobil Dinas Palu

1 April 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CERITA baik mudah dilupakan, cerita buruk mudah tersebar. Apalagi untuk kota kecil seperti Palu, ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah, yang hanya memiliki satu pusat hiburan malam, yaitu Stadion Diskotek. Letaknya satu lokasi dengan Gedung Bioskop Palu Studio. Jadi, tidak mengherankan bila warga Palu yang haus hiburan tumplek blek di area itu, tidak terkecuali para pejabat eksekutif dan legislatif. Masalah timbul dari urusan haus hiburan ini. Banyak mata menjadi saksi mobil-mobil dinas berpelat merah diparkir di luar tempat-tempat hiburan malam itu. Tentu saja di luar jam kantoran. Menurut Remmy, seorang pegawai kantor swasta, diskotek berkapasitas 200 orang itu memang selalu penuh. "Sering kali memergoki mobil pejabat diparkir di depan diskotek," kata Remmy. Yang menarik, karena mobil-mobil itu milik orang penting, mereka malah diberi tempat terhormat, yaitu parkir persis di depan pintu masuk tempat hiburan. Jadilah gunjingan: kok, pejabat berdinasnya ke diskotek? Ah, memangnya enggak boleh? Adalah Muharram Nurdin, anggota DPRD Sulawesi Tengah, yang pertama kali merasa gusar dan risi. "Setiap membahas APBD, anggaran mobil dinas kok selalu meningkat. Tahun lalu sudah tambah delapan, tahun ini tambah lagi enam," kata Nurdin. Nah, karena penasaran soal "mobil dinasgate", Muharram yang masih 30 tahun dan sudah dua tahun menjadi anggota dewan itu mulai melakukan investigasi. Akhirnya, Muharram menemukan bahwa mobil dinas itu banyak yang diselewengkan. Ada mantan pejabat yang masih berkukuh memakai mobil dinas, ada pejabat yang mobil dinasnya dobel, dan yang menjual mobil dinas jatahnya tanpa minta izin atasan lebih dulu. Yang paling membuat risi Muharram adalah mobil-mobil pelat merah yang berkeliaran di tempat hiburan malam itu. "Ya, kalau dipakai untuk belanja dan arisan istri, masih tidak apa-apa. Tapi, kalau untuk pergi ke tempat begituan, itu yang patut kita pertanyakan," kata Muharram. Begituan itu apa sih, Pak, to the point saja. Bina Bektiati, Levi Silalahi (Jakarta), Darlis Muhammad (Palu)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus