Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Kereta mass rapid transit (MRT) Jakarta fase I (Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia) disiapkan beroperasi bulan ini, tapi pengelola belum membangun area park and ride. Rencananya, PT MRT Jakarta, pengelola MRT, menyiapkan lokasi di kawasan Stasiun Lebak Bulus dan Fatmawati, Jakarta Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rapat koordinasi inventarisasi lahan untuk park and ride tersebut digelar di kantor Wali Kota Jakarta Selatan, kemarin. Rapat dihadiri perwakilan aparat kelurahan, kecamatan, Pemerintah Kota Jakarta Selatan, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta PT MRT Jakarta. Berdasarkan pembahasan, nyaris tak ada lahan untuk park and ride di Jakarta Selatan, kecuali di Lebak Bulus dan Fatmawati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan, Christianto, mengatakan park and ride di Stasiun Lebak Bulus dan Fatmawati diprioritaskan karena menjadi titik awal keberangkatan penumpang. "Pihak MRT menyatakan park and ride memang tidak perlu di semua stasiun, yang perlu di stasiun-stasiun awal," ucap dia seusai rapat.
PT MRT pun belum bisa menentukan di mana lokasi pasti lahan parkir untuk para penumpang kereta MRT itu. Perwakilan PT MRT dalam rapat koordinasi tadi menuturkan perusahaan tengah menjajaki enam alternatif lahan di sekitar dua stasiun itu, yaitu bekas Asrama Polri, South Quarter (SQ), Jaktour, Tripatra, Mulia Graha, dan Jakarta International School (JIS).
Menurut wanita itu, pengelola pusat belanja Carrefour Lebak Bulus juga sudah diajak bicara mengenai pembangunan lahan parkir. Tapi dia tak mengungkap hasil pembicaraan. "Pondok Indah Mall dan Citos (Cilandak Town Square) menolak dibangun park and ride."
Juru bicara Pondok Indah Mall, Muhammad Arie Fachriza, mengatakan belum bisa memberikan pernyataan resmi mengenai proyek lahan parkir penumpang MRT yang diinisiasi oleh PT MRT. Dia tak membantah penjelasan PT MRT mengenai penolakan meski juga tak membenarkannya.
"Kok bisa sudah tayang berita dan menyebut bahwa PIM menolak? Padahal dari kami belum memberikan statement apa-apa," ucap dia.
Total terdapat 13 stasiun MRT yang terbentang dari wilayah Jakarta Selatan sampai Jakarta Pusat, yakni Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Pasar Blok A, Blok M, Sisingamangaraja, Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.
Menurut Christianto, stasiun di kawasan tengah, seperti Blok M dan Senayan, tidak terlalu membutuhkan park and ride karena terjangkau angkutan umum, seperti bus Transjakarta dan Jak Lingko. Sedangkan penumpang dari Depok, Cinere, serta Pondok Labu dilayani moda transportasi pengumpan Jak Lingko menuju Stasiun Lebak Bulus dan Fatmawati.
Adapun pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, menyarankan PT MRT membangun park and ride di semua stasiun. Menurut dia, stasiun yang akan sangat membutuhkan lokasi parkir, selain Lebak Bulus dan Fatmawati, adalah Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Senayan, Dukuh Atas, dan Bundaran HI.
"Kalau hanya dua lokasi park and ride, jelas tidak cukup," ujar dia, kemarin.
Jika tak bisa mendapatkan lahan di lokasi-lokasi tersebut, Nirwono menyarankan pemerintah bekerja sama dengan pengelola gedung atau pusat belanja di sekitar stasiun. Dia mencontohkan Carrefour atau Point Square untuk Stasiun Lebak Bulus, perumahan MPR untuk Stasiun Cipete Raya, Blok M Plaza untuk Stasiun Blok M, serta FX Plaza atau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk Stasiun Senayan.
Nirwono menilai keliru jika menganggap lahan parkir tak dibutuhkan di stasiun tengah kota. Tak hanya kendaraan dari luar kota, kendaraan pribadi dari dalam kota juga harus dikurangi penggunaannya. Apalagi, dia melanjutkan, semua stasiun MRT saat ini belum terintegrasi dengan bus Transjakarta dan Jak Lingko.
Dia mencontohkan, jika ada penumpang dari Ragunan hendak menggunakan MRT di Stasiun Fatmawati, mereka akan kesulitan mengakses transportasi umum. Baik Transjakarta maupun Jak Lingko belum bisa diakses dari Ragunan untuk menuju Fatmawati. "Ada bus Transjakarta ke Lebak Bulus dari Kampung Rambutan dan Senen, tapi lewat jalan tol T.B. Simatupang."
IMAM HAMDI | JOBPI SUGIARTO
Drop-off Ojek pun Ada
Belum tuntas menyediakan dua lahan parkir di dekat stasiun kereta MRT atau park and ride di Jakarta Selatan, PT MRT menjanjikan lahan khusus antar-jemput untuk ojek di setiap stasiun. Total terdapat 13 stasiun di fase I Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia.
"Lahan khusus itu bukan untuk parkir. Hanya untuk drop-off," kata perwakilan PT MRT yang menolak dikutip namanya kepada pers di kantor Wali Kota Jakarta Selatan, kemarin.
Wanita tersebut menuturkan, jika tak disediakan lokasi antar-jemput, dikhawatirkan terjadi penumpukan penumpang di stasiun. Di sisi lain, jangan sampai terjadi kemacetan akibat ojek parkir di badan jalan. "Di bawah stasiun tidak boleh ada ojek online yang mangkal."
Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan, Christianto, menyambut baik upaya MRT menyediakan lahan untuk drop-off ojek. Dia berpendapat cara itu lebih baik ketimbang membiarkan penumpang dan pengemudi ojek mengatur diri sendiri. Kalau itu terjadi, dia khawatir muncul titik kemacetan baru di setiap stasiun kereta MRT. Christianto pun berjanji berkoordinasi dengan Satpol PP untuk menertibkan ojek yang mangkal di dekat stasiun.
Dia menerangkan, drop-off sangat dibutuhkan, terutama di stasiun yang tak dilengkapi park and ride alias lahan parkir bagi pengguna kereta. Apalagi dari 13 stasiun hanya dua yang akan dilengkapi park and ride, yaitu Lebak Bulus dan Fatmawati. Namun Christianto menyatakan belum mengetahui lokasi persis lahan untuk drop-off.
"MRT menyatakan tidak akan menggunakan badan jalan," ujar dia.
IMAM HAMDI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo