Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, William Sabandar, mengatakan MRT kini tengah menjalani uji sistem persinyalan. Tes yang telah dilakukan sejak Juni lalu itu akan berlangsung hingga akhir tahun. Sejak awal September mendatang, tes integrasi persinyalan akan dimulai di jalur utama MRT fase I.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rentetan tes itu, menurut William, bertujuan memastikan sistem persinyalan bekerja dengan baik dan MRT siap beroperasi pada Maret tahun depan. Pengujian sinyal dengan dan tanpa kereta itu berlokasi di depo Lebak Bulus sampai jalur utama MRT.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun tes pergerakan rangkaian pertama kereta MRT, menurut William, akan berlangsung di rute Lebak Bulus–Bundaran Hotel Indonesia pada 10 September. "Selama dites, kereta tak mengangkut penumpang," kata dia, Kamis lalu.
Tes pergerakan rangkaian kereta kedua sampai keenam belas akan dimulai pada awal Desember. Hingga Rabu lalu, menurut William, kemajuan keseluruhan proyek MRT fase I mencapai 95,33 persen. Rinciannya, pembangunan jalur layang sekitar 93,41 persen dan jalur bawah tanah 97,26 persen. Adapun pemasangan rel sepanjang 16 kilometer di dua jalur tersebut sudah rampung.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim menambahkan, di stasiun MRT sedang berlangsung pengecekan fungsi platform screen door. Pintu otomatis pemisah peron dengan rel diuji dengan dan tanpa kereta. Tanpa kereta, tiap pintu dibuka-tutup 3.000 kali. Tes lainnya menguji kesesuaian fungsi sinyal kereta dan sistem otomatis pintu. "Pintu harus tepat terbuka saat kereta tiba," kata dia.
Di samping persiapan fisik, Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta, Agung Wicaksono, mengatakan persiapan pembuatan tiket MRT juga sudah dimulai. Penerbitan tiket itu harus mendapat izin Bank Indonesia lantaran tiket MRT tergolong uang elektronik.
Kartu tiket MRT, menurut Agung, kelak bisa digunakan untuk membayar moda transportasi lain. Sebelum diajukan ke bank sentral, MRT Jakarta juga harus mengantongi rekomendasi dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek.
Sepanjang Agustus, Agung mengatakan, MRT Jakarta akan membuka lelang elektronik ihwal hak penamaan stasiun. Nilai yang dibayarkan peserta lelang bergantung pada lokasi dan nilai kawasan stasiun. "Harga di Blok M tentu berbeda dengan Bundaran Hotel Indonesia," kata dia. LINDA HAIRANI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo